Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Widget HTML

 


Permukiman Warga Dilanda Banjir, Warga Minta Wali Kota Jambi dr Maulana Tinggalkan Retreat Kepala Daerah di Magelang

Rumah keluarga M Purba/ Br Lingga dan kel Nainggolan/ Br Purba di Widuri II Jelutung Kota Jambi yang terdampak banjir Minggu (23/2/2025). Pukul 18.00 air sudah surut dan tengah dilakukan pembersihan rumah. (Foto: Asenk Lee Saragih) 

Jambipos Online, Jambi-Intensitas hujan lebat di wilayah Kota Jambi mengakibatkan sejumlah permukiman warga Kota Jambi terendam banjir. Akibat debit air sungai yang meluap di 7 sungai yang mengalir di wilayah Kota Jambi, seperti Sungai Kenali Kecil, Kenali Besar, Kambang, Asam, Tembuku, Silincah/Lubukraman dan Sungai Teluk, mengakibatkan banjir yang berdampak ke permukiman warga. Sungai terpanjang dan Daerah Aliran Sungai (DAS) terluas adalah Sungai Kenali Besar yang bermuara di Sungai Kenali Kecil.

Setidaknya ada 18 titik banjir yang terjadi di Kota Jambi pada Minggu (23/3/2024) mulai dari RT 15 Kelurahan Aur Kenali (Perumnas Aur Duri) hingga RT 22 Kelurahan Telanaipura, juga di wilayah Kecamatan Kotabaru, Alam Barajo, Paal Merah dan Jambi Selatan.

Melihat situasi banjir di Kota Jambi, warga Kota Jambi meminta Wali Kota Jambi dr Maulana untuk segera meninggalkan kegiatan orientasi Kepala Daerah atau retret (Retreat) di Akademi Militer Magelang, Jawa Tengah sejak dilantik Presiden Prabowo Subiyanto 20 Februari 2025 lalu. Kegiatan retret yang diadakan oleh Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) ini, dilaksanakan selama delapan hari. Dimulai dari tanggal 21 Februari 2025 hingga tanggal 28 Februari 2025 mendatang. 

"Walikota Jambi dr Maulana kita minta kembali ke Kota Jambi melihat warganya yang terdampak banjir. Kondisi banjir ini tambah parah mengingat intensitas hujan tinggi. Warga Kota Jambi butuh walikotanya untuk memimpin para stafnya untuk mengelola dampak banjir yang kini meresahkan warga Kota Jambi,"ujar Iwan, warga Widuri II Jelutung Kota Jambi yang permukimannya terdampak banjir, Minggu (23/2/2024).

Warga kota Jambi lainnya juga meminta Wali Kota Jambi dr Maulana hadir di tengah warga yang saat ini terdampak banjir. Meski saat ini Wakil Wali Kota Jambi Diza Hazra Aljosha tengah turun ke lokasi banjir, Minggu (23/2/2025), tentunya belum pengalaman menangani dalam mengatasi dampak banjir bagi warga Kota Jambi.

Warga Kota Jambi meminta  Wali Kota Jambi dr Maulana untuk segera meninggalkan kegiatan orientasi Kepala Daerah atau retret (Retreat) di Akademi Militer Magelang, Jawa Tengah demi memberikan ketenangan bagi warga Kota Jambi.


Hingga Minggu petang (23/2/2025), tercatat sebanyak 18 titik lokasi terdampak banjir, dengan beberapa daerah mengalami genangan cukup parah. Dalam sepekan terakhir, wilayah Kota Jambi sudah tiga kali terendam banjir, yakni pada Kamis (20/2/2025), Jumat (21/2/2025), dan kini kembali terjadi pada Minggu (23/2/2025). Ketinggian air bahkan mencapai pinggang orang dewasa, membuat aktivitas warga lumpuh total.

Kepala Bidang Sumber Daya Air (SDA) Dinas PUPR Kota Jambi, Berlianto, mengungkapkan bahwa banjir kali ini meluas ke berbagai wilayah, termasuk permukiman warga, sekolah, hingga fasilitas umum seperti Lapas Kota Jambi dan kawasan SPBU.

"Saat ini, ada 18 titik banjir yang kami pantau di Kota Jambi. Beberapa lokasi mengalami genangan cukup tinggi, seperti di Perumahan Bougenville Lestari RT 25, RT 19 Suka Karya, dan Perumahan Kembar Lestari. Kami terus berkoordinasi dengan instansi terkait untuk menangani dampak yang ditimbulkan," ujarnya.

Adapun daftar wilayah yang mengalami banjir dan genangan air pada Minggu (23/2/2025) yakni, 1. RT 15 Kelurahan Aur Kenali (Perumnas Aur Duri), 2. SD 113 Kelurahan Simpang Empat Sipin, 3. Lapas Kota Jambi, 4. Depan SPBU Kuburan Cina, 5. Perumahan Kembar Lestari.

Kemudian RT 19 Suka Karya, 7. Perumahan Namura, 8. RT 32 Kelurahan Simpang Empat Sipin, 9. RT 36 Kelurahan Kenali Besar (Jalan Penerangan), 10. RT 08 Kelurahan Simpang III Sipin, 11. RT 03 Kelurahan Kenali Asam, 12. Perumahan Bougenville Lestari RT 25, 13. Depan Kantor BPK Paal VII, 14. RT 14 Paal 5, 15. Perumahan Bumi Paal Merah Indah, 16. Aster Biru, Lingkar Selatan, 17. RT 56, Lingkar Selatan dan titik ke 18 di RT 22 Kelurahan Telanaipura.

Warga diharapkan selalu waspada karena intensitas hujan diperkirakan masih tinggi beberapa hari ke kedepan. 

Warga Perumahan Bougenville Lestari, RT 25, Kelurahan Kenali Besar, Kecamatan Alam Barajo juga mengeluhkan banjir yang terus berulang setiap kali hujan deras, namun belum ada tindakan nyata dari pemerintah untuk mengatasinya.

"Sudah bertahun-tahun kami menghadapi masalah ini, tapi tidak ada solusi dari pemerintah. Setiap hujan deras, kami selalu kebanjiran. Rumah, perabotan, dan barang-barang kami ikut terendam. Sampai kapan kami harus seperti ini?," keluh Haryanto, warga Perumahan Bougenville Lestari.

Menurut Haryanto, penyebab utama banjir di Perumahan Bougenville Lestari adalah sistem drainase yang buruk, aliran air yang tersumbat, serta minimnya perhatian pemerintah terhadap perbaikan lingkungan sekitar.

"Kami tidak butuh janji-janji lagi. Kami ingin ada tindakan nyata. Entah itu pelebaran drainase, pengerukan sungai, atau sistem pengendalian banjir yang lebih baik. Jangan hanya sibuk dengan urusan lain, tapi masalah rakyat kecil seperti kami dibiarkan begitu saja. Kita juga Wali Kota Jambi dr Maulana berada di Kota Jambi saat musibah banjir ini melanda warganya," katanya.

Sejumlah warga terpaksa mengungsi ke tempat lebih tinggi hingga air surut. Mereka berharap Pemerintah Kota Jambi segera turun tangan sebelum kondisi semakin parah dan menimbulkan kerugian yang lebih besar.

Hingga Minggu petang, belum ada pernyataan resmi dari pemerintah terkait langkah konkret yang akan diambil dalam menangani dampak banjir yang mnimpa warga Kota Jambi.

Selain di Perumahan Bougenville Lestari, banjir juga mengancam warga RT 19 Kelurahan Suka Karya, Kecamatan Kotabaru. Sekitar 20 rumah terdampak, dan warga masih waspada terhadap potensi banjir susulan.

Sementara itu, banjir juga terpantau di Perumahan Pondok Indah Kenali (PIK) RT 09, Kelurahan Kenali Asam Bawah, Kecamatan Kota Baru. Rumah warga tampak terendam usai hujan deras mengguyur Kota Jambi dan sekitarnya.

Warga di berbagai titik terdampak banjir kini berharap adanya solusi konkret dari pemerintah agar masalah ini tidak terus berulang setiap musim hujan. 

Wakil Wali Kota Jambi, Diza Hazra Aljosha turun ke lapangan untuk meninjau banjir yang melanda beberapa wilayah di Kota Jambi pada Minggu (23/2/2025). (IST)

Minta Percepatan Normalisasi Sungai

Wakil Wali Kota Jambi, Diza Hazra Aljosha turun ke lapangan untuk meninjau banjir yang melanda beberapa wilayah di Kota Jambi pada Minggu (23/2/2025). Beberapa titik yang dikunjungi di antaranya RT 19 Kelurahan Sukakarya, Kecamatan Kotabaru, serta kawasan sekitar Karaoke Charly, Kecamatan Jelutung.

Dalam inspeksi tersebut, Wakil Wali Kota tampak memberikan arahan kepada tim yang bergerak dalam penanganan banjir. 

Diza juga menegaskan bahwa inspeksi ini dilakukan guna meminta seluruh jajaran untuk bergerak cepat menginventarisasi situasi di lapangan. Pihaknya masih mengidentifikasi penyebab utama banjir di wilayah-wilayah terdampak.

"Kami sedang melihat langsung apakah ini disebabkan oleh tumpukan sampah atau drainase yang kurang lebar. Dalam jangka panjang, normalisasi sungai dan perbaikan drainase akan menjadi prioritas kami untuk mengantisipasi banjir yang lebih parah," jelasnya.

Selain melakukan pemantauan, Diza juga memastikan bantuan bagi keluarga terdampak banjir sudah mulai didistribusikan. Dia mengimbau warga agar tetap waspada terhadap kemungkinan adanya binatang liar seperti ular dan biawak yang sering muncul saat kondisi banjir.

Sistem Drainase

Catatan Jambipos Online menunjukkan, Kota Jambi sedikitnya dilalui 7 sungai yang mengalir di wilayah Kota Jambi. Seperti Sungai Kenali Kecil, Kenali Besar, Kambang, Asam, Tembuku, Silincah/Lubukraman dan Sungai Teluk. Sungai terpanjang dan Daerah Aliran Sungai (DAS) terluas adalah Sungai Kenali Besar yang bermuara di Sungai Kenali Kecil.

Di Kota Jambi juga terdapat tampungan alami berupa danau, antara lain Danau Sipin, Danau Teluk dan Danau Kenali.

Ada 8 drainase utama Kota Jambi yakni Danau Teluk panjang 1,70 KM luas DAS 18,890 Km2, Sungai Tembuku 6,07 Km luas DAS 8,713 Km2, Sungai Asam 14,72 Km luas 29,648Km2, Danau Sipin 1,78 Km luas DAS 2,150 Km2, Sungai Selincah 8,58Km luas DAS 41,130 Km2, Sungai Putri 1,92 Km luas DAS 1,630 Km2. Semuanya itu bermuara di Sungai Batanghari. Kemudian Sungai Buluran 4,29 Km luas DAS 4,270 Km2, Sungai Kenali Besar 33,6 Km luas DAS 53, 83Km2. Ini bermuara pada Danau Sipin dan Danau Teluk.

Dinas Pekerjaan Umum (PU) Provinsi Jambi sejak 2014 lalu tengah membangun “Jambi Port Kontrol” atau proyek pengendali banjir di Kota Jambi. Proyek ini dibangun secara multi years yang dinanai APBN. Kini salah satu proyek “Jambi Port Control” ada di Sungai Tembuku Sijenjang Kota Jambi sudah selesai.

Proyek yang bersumber dari APBN secara multiyesr ini mengucurkan dana sekitar Rp 350 Miliar. Proyek “Jambi Port Control” ini juga bersinergi dengan pembangunan normalisasi Sungai yang ada di Kota Jambi.

Misalnya pembangunan anak sungai ditanggungjawabi oleh APBN, saluran sekunder oleh Pemerintah Provinsi Jambi dan saluran tersiar hingga drainese oleh Pemerintah Kota Jambi. Sinergi APBN, APBD Provinsi dan APBD Pemkot Jambi dibutuhkan guna mengatasi banjir bandang di Kota Jambi.

Kondisi Kota Jambi saat ini, banyaknya Ruang terbuka Hijau (RTH) yang sudah beralih fungsi jadi areal perumahan. Padahal RTH itu berada pada hulu sungai yang seharusnya dijaga kelestariannya. Namun menyempitnya daerah hutan lindung di hulu sungai menyebabkan daya tampung air dan serapan air menim, sehingga mengakibatkan luapan air ke anak sungai.

Contohnya, pembangunan WTC Batanghari dan Abadi Suit Hotel adalah merupakan daerah resapan air. Namun kini pada kenyataanya justru berdiri bangunan yang megah. 

Hutan hutan lindung yang semakin berkurang, membuat volume banjir 20 kali lipat meluap ke drainase sekunder. Sementara normalisasi Sungai serta pembangunan embung dan pembenahan RTH di hulu sungai masih belum maksimal. Seperti pembenahan hulu sungai di Pematang Gajah harus dilakukan. Kemudian ruang terbuka hijau harus dilestarikan untuk mengurangi banjir di Kota Jambi.

Membenahi anak sungai adalah hal yang wajib guna penanggulangan banjir di Kota Jambi. Sebanyak 30 persen RTH wajib bagi pengembang saat membangun permukiman. Namun kini permukaan tanah tetutup akibat pembangunan mengakibatkan air curah hujan tak tertampung oleh anak sungai.

Drainase milik provinsi yang ada di Kota Jambi sudah tidak mampu menampung debit air yang ada. Sebab, drainase itu di buat pada tahun 1980an dimana kondisi Kota Jambi saat itu masih banyak pepohonan atau bahkan hutan. Kini sejumlah drainase di Kota Jambi yang menjadi tanggungjawab PUPR Provinsi Jambi sudah dalam tahap penyelesaian pekerjaan.

Publik berharap antara Pemerintah Kota dan Pemprov Jambi bisa bersinergi untuk menetapkan prioritas mana drainase yang harus di rekonstruksi. Selain itu, normalisasi anak sungai juga harus segera diselesaikan.

Selain drainase, perumahan-perumahan yang tidak memiliki izin juga harus segera di tindaklanjuti. Dinas  Perumahan dan Kawasan Pemukiman dan DLH Kota Jambi bisa mengkaji masalah banjir yang terjadi di perumahan. Mana yang izinnya tidak sesuai harus ditindak.

Sementara pengerukan sekitar satu kilometer sungai di perbatasan Kota Jambi– Kabupaten Muarojambi, Provinsi Jambi sudah dilakukan untuk mencegah terulangnya banjir bandang di perbatasan kedua daerah itu. Pengerukan sungai yang dimulai Sabtu (17/6/2017) lalu tersebut dilakukan Dinas PUPR Provinsi Jambi. 

Pengerukan atau normalisasi sungai tersebut berada kawasan perumahan yang baru dilanda banjir, Perumahan Mendalo Hill, Desa Pematang Gajah, Kecamatan Jambi Luar Kota (Jaluko), Kabupaten Muarojambi dengan Perumahan Bougenville, Kota Jambi. 

Banjir yang melanda ratusan rumah warga Kota Jambi dan Muarojambi belum lama ini disebabkan drainase dan sungai di perbatasan Kota Jambi dan Kabupaten Muarojambi tidak berfungsi. Drainase dan sungai tidak berfungsi karena terlalu sempit, penuh sampah dan material. Pihak pengembang selama ini tidak memperhatikan kondisi drainase dan sungai.

Saat ini ada 17 perumahan yang dibangun developer atau pengembang di Kota Jambi bermasalah di bidang drainase dan resapan air. Perumahan di Kota Jambi banyak yang tidak memiliki drainase yang baik serta tidak memiliki lokasi resapan air. 

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, pemerintah provinsi, kota dan kabupaten memiliki kewajiban memperhatikan kondisi sungai dan drainase. Penanganan drainase primer antar provinsi tanggung jawab balai sungai. 

Sedangkan penanganan drainase sekunder antar kabupaten/kota itu tanggung jawab provinsi dan penanganan drainase dalam wilayah kabupaten/kota tanggung jawab pemerintah kota dan kabupaten. 

Peran Pihak Balai Sungai Wilayah Jambi untuk membantu Pemerintah Kota Jambi dan Pemerintah Kabupaten Muarojambi melakukan normalisasi sungai dan memperbaiki drainase di perbatasan kedua daerah itu sangat penting.

Perumahan Bougenville, Kecamatan Alam Barajo, Kota Jambi selama ini tidak pernah dilanda banjir kendati hujan lebat melanda kota. Banjir di perumahan itu kini kerap terjadi saat musim hujan akibat penimbunan daerah resapan air sejak setahun terakhir. Kemudian drainase di sekitar perumahan tersebut semestinya dibangun pengembang dengan lebar 2,5 meter, namun lebar drainase yang dibangun pengembang hanya satu meter. (JPO-Asenk Lee Saragih)

Berita Lainnya

Posting Komentar

0 Komentar