Jambipos Online, Jambi-Tawuran geng motor bersenjata tajam kini mengancam keselamatan warga Kota Jambi. Perilaku negatif kelompok geng motor yang mayoritas remaja ini dianggap oleh masyarakat sebagai fenomena yang sangat memprihatinkan bagi generasi
muda di Indonesia.
Keprihatinan ini muncul karena kenakalan remaja saat ini, termasuk di Kota Jambi menunjukkan adanya pergeseran, dari sekadar kenakalan biasa menjadi perilaku yang mengarah pada tindakan kriminal yang melanggar ketentuan hukum pidana. Aksi geng motor belakangan ini, menunjukkan ketegasan dari aparat kita semakin lemah.
Kenyamanan masyarakat Kota Jambi akhir-akhir ini semakin terusik menyusul aksi geng motor bersenjata tajam muncul di tengah publik di siang bolong dan malam, subuh hari. Aksi geng motor ini seolah memberikan syarat kalau aparat kita "sibuk main game" androidnya.
Patroli tak pernah lagi tampak di jalan raya. Seolah-olah kondisi Kota Jambi baik-baik saja. Namun tindakan mencekam seperti aksi geng motor terus menghantui warga Kota Jambi.
Terbaru Kota Jambi kembali dihebohkan dengan aksi tawuran geng motor yang terjadi pada Jumat siang (22/11/2024) di kawasan Tanjung Lumut, Kecamatan Jambi Selatan, Kota Jambi.
Kejadian ini memicu keresahan masyarakat, terutama menjelang pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2024 yang dijadwalkan berlangsung pada Rabu 27 November 2024.
Rekaman video insiden tawuran siang bolong tersebut viral di media sosial dan group WhatsApp. Banyak warga menyayangkan kejadian ini, mengingat sebelumnya pada pagi hari yang sama, aksi serupa di kawasan Simpang Mangga telah merenggut dua nyawa.
Insiden ini menuai kecaman dari warganet yang menyuarakan kekesalan mereka terhadap maraknya aksi geng motor di Jambi. Aksi geng motor yang terus berulang di Kota Jambi menjadi sorotan, terutama dalam memastikan keamanan masyarakat menjelang Pilkada.
Warga meminta aparat kepolisian segera mengambil langkah tegas untuk menindak pelaku dan mencegah kejadian serupa di masa depan.
Tawuran antara dua kelompok geng motor, Bastard dari kawasan Kasang dan Tomak Bersaudara dari kawasan Karya, memakan korban jiwa. Peristiwa tragis ini terjadi pada Kamis (21/11/2024) malam, yang berujung pada tewasnya dua remaja dan dua lainnya terluka parah.
Tawuran bermula dari kesepakatan kedua kelompok untuk bertemu di kawasan Simpang Bata, Pasar Jambi. Yoga (18), salah satu anggota kelompok Tomak Bersaudara, menjelaskan bahwa mereka kalah jumlah dalam perkelahian dan terpaksa melarikan diri.
Kelompok Bastard berhasil menangkap Yoga dan membawanya ke sebuah lapangan di daerah Siginjang, di mana ia dipukuli hingga mengalami luka-luka.
“Saya dibawa ke lapangan kosong di daerah Siginjang, lalu ke sebuah rumah di Kasang. Mata saya ditutup, jadi tidak tahu pasti lokasinya. Mereka kemudian menurunkan saya di Sipin,” ungkap Yoga.
Selain itu, sepeda motor milik Yoga masih dikuasai oleh kelompok Bastard. Empat anggota Tomak Bersaudara lainnya berusaha melarikan diri menggunakan sepeda motor. Namun, kendaraan yang mereka tumpangi hilang kendali dan menabrak trotoar hingga tembok pembatas ruko.
Dua remaja, Fadil (15) dan Saktya Fatah (16), meninggal dunia di tempat, sementara Dedek Saputra (16) dan Reski (14) mengalami luka-luka serius dan kini dirawat di rumah sakit. Keempatnya merupakan warga Kecamatan Danau Sipin, Kota Jambi.
Pihak kepolisian diharapkan segera mengambil langkah tegas untuk mengusut kejadian ini, termasuk memediasi kedua kelompok untuk mencegah aksi balasan yang bisa memperburuk situasi.
Tawuran yang melibatkan geng motor semakin meresahkan masyarakat Kota Jambi. Selain menimbulkan korban jiwa, peristiwa ini menyoroti perlunya pendekatan preventif dan pengawasan ketat terhadap aktivitas kelompok remaja yang rawan terlibat dalam aksi kekerasan.
Warga berharap aparat keamanan dapat segera bertindak untuk mengamankan situasi dan mencegah konflik lebih lanjut. Warga berharap Polresta Jambi kembali mengihupkan Tim Patroli Kota yang pernah dibuat oleh mantan Kapoltabes Jambi Bambang Sudarisman (Alm). Kala itu Tim Patroli Kota mambu menekan aksi kejahatan di Kota Jambi.
Peristiwa aksi geng motor ini juga menjadi peringatan penting bagi semua pihak untuk lebih peduli terhadap aktivitas remaja di lingkungan masing-masing.
Dewan Bersuara
Terpisah, Ketua DPRD Kota Jambi, Kemas Faried Alfarelly, menyampaikan keprihatinannya terkait semakin maraknya aksi geng motor yang mengganggu ketertiban umum.
Fenomena ini, yang awalnya lebih sering terjadi pada malam hari, kini sudah berani "tampil" di siang hari, menambah keresahan masyarakat.
"Sebagai wakil rakyat, kami tentu sangat prihatin dengan situasi ini. Geng motor kini tidak hanya beraksi di malam hari, tetapi juga sudah mulai menunjukkan kekuasaannya di siang hari. Ini jelas mengganggu kenyamanan warga," ungkap Kemas Faried Alfarelly, Sabtu (23/11/2024) lalu.
Beberapa lokasi rawan yang kerap menjadi ajang aksi geng motor, seperti kawasan Tanjung Lumut, depan Masjid Al-Bafadhal di Kampung Manggis, dan depan Bank Mandiri, turut disoroti.
"Baru-baru ini saya menerima video yang menunjukkan geng motor beraksi di depan Masjid Al-Bafadhal. Hal ini sangat meresahkan, apalagi lokasi tersebut dekat dengan tempat ibadah," tambahnya.
Sebagai anggota Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompinda) Kota Jambi, Kemas Faried Alfarelly menegaskan bahwa masalah ini harus segera ditangani secara serius.
"Keamanan dan ketertiban masyarakat harus menjadi prioritas. Kami akan segera berkoordinasi dengan pihak kepolisian dan pemerintah daerah untuk mencari solusi dan mencegah aksi-aksi geng motor yang meresahkan ini," tegasnya.
Ketua DPRD Kota Jambi meminta agar langkah nyata dapat segera diambil oleh pihak terkait guna menciptakan situasi yang lebih aman dan kondusif. "Kami berharap pihak-pihak terkait dapat bertindak cepat dan tepat agar warga Kota Jambi dapat merasa kenyamanan di luar rumah," pungkasnya.
Analisis Faktor
Penelitian Leonardus Andrew Pramono dan Amrizal Siagian dari Kriminologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Studi Global, Universitas Budi Luhur, Jakarta dalam bukunya "Änalisa Faktor Pendorong Remaja Terlibat Dunia "Gangster" Di Kota “X” Ditinjau Dari Teori Kontrol Sosial, meneliti faktor munculnya kenakalan remaja dalam kelompok geng motor ini.
Penelitian ini membahas mengenai pengaruh faktor lingkungan terhadap para remaja yang tergabung dalam geng motor (gangster) di wilayah Ciledug, Kota Tangerang. Menggunakan teori sosial control dengan 4 komponen utama, yaitu attachment (keterikatan), commitment (komitmen), involvement (keterlibatan), dan beliefs (kepercayaan).
Penelitian ini dilakukan dalam waktu 5 bulan di wilayah Ciledug, Kota Tangerang. Subjek penelitian ini berjumlah 3 narasumber, yaitu 2 anggota geng motor, 1 masyarakat sekitar. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode deskriptif, dengan sumber data primer dan data sekunder.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa para remaja yang tergabung dalam geng motor ini merupakan remaja yang di latar belakangi keluarga yang kurang harmonis dan ekonomi menengah kebawah.
Sikap ini antara lain disebabkan karena faktor ekonomi dan kondisi masyarakat yang lemah, lemahnya hubungan orang tua dan anak serta tidak pernah menjadikan contoh kesalahan yang dialaminya dengan tetap bergabung dalam geng motor hingga usianya sudah melewati masa remaja.
Seperti yang kita ketahui sekarang ini, demikian banyak berlangsung kejadian-kejadian tindak kenakalan
remaja. Pergaulan anak muda tentu sudah tidak asing lagi terdengar di telinga kita, karena diantara anak remaja yang sering melakukan beberapa kegiatan yang positif seperti melakukan kegiatan mencari dana
untuk korban bencana alam.
Tetapi, dari beberapa anak remaja kadang juga ada yang bertingkah laku melakukan beberapa kegiatan-kegiatan negatif seperti mabuk-mabukan, tawuran, pencurian, dan lain sebagainya.
Berbagai tindakan negatif atau penyimpangan, seperti melukai orang yang tidak bersalah, membegal, mencuri, dan merusak fasilitas umum, yang dilakukan oleh sejumlah remaja, sering kali dianggap oleh mereka sebagai hal yang biasa, bahkan ada yang menganggapnya sebagai suatu kebanggaan.
Mereka sering menyebut perilaku tersebut sebagai bentuk keberanian diri. Namun, perilaku negatif remaja ini dianggap oleh masyarakat sebagai fenomena yang sangat memprihatinkan bagi generasi muda di Indonesia.
Keprihatinan ini muncul karena kenakalan remaja saat ini menunjukkan adanya pergeseran; dari sekadar kenakalan biasa menjadi perilaku yang mengarah pada tindakan kriminal yang melanggar ketentuan hukum pidana (Nunung Unayah 2015).
Fenomena geng motor telah menjadi sorotan utama bagi aparat penegak hukum di Indonesia, disebabkan oleh tindakan mereka yang semakin berani. Pada awalnya, geng motor dibentuk sebagai wadah bagi individu-individu yang memiliki minat yang sama dalam berkendara motor, serta mengadakan kegiatan
berkendara bersama, baik untuk tujuan touring maupun konvoi.
Pembentukan geng motor ini terjadi karena adanya kesamaan hobi di antara beberapa orang atau sekelompok orang. Namun, dengan berjalannya waktu, aktivitas berkendara yang dilakukan oleh geng motor mulai menimbulkan kekhawatiran di masyarakat.
Hal ini disebabkan oleh perubahan perilaku geng motor yang beralih dari sekadar berkendara menjadi tindakan kriminal dan kekerasan. Kini, istilah geng motor memiliki konotasi negatif di mata masyarakat, karena mereka seringkali dikaitkan dengan kegiatan-kegiatan yang merugikan seperti aksi kekerasan (Jufri 2015).
Kegiatan yang sering dilakukan oleh geng motor meliputi balap liar, tawuran, pencurian, perusakan fasilitas umum, perampokan, penganiayaan (pembacokan), bahkan hingga pembunuhan.
Menurut Kartono (2005), seorang pakar sosiologi, "kenakalan remaja" atau yang dikenal dalam bahasa Inggris sebagai "juvenile delinquency" adalah suatu gejala patologis sosial pada remaja yang disebabkan oleh bentuk pengabaian sosial.
Akibat dari pengabaian ini, remaja mengembangkan perilaku yang menyimpang. Masa remaja sering diidentifikasi sebagai periode pencarian jati diri. Pada tahap ini, individu yang baru saja mengalami pubertas cenderung menunjukkan gejolak emosi yang beragam, menarik diri dari keluarga, serta menghadapi berbagai masalah di rumah, sekolah, maupun lingkungan sekitar dan pergaulannya.
Kenakalan remaja saat ini, sebagaimana sering diberitakan di berbagai media, telah melampaui batas kewajaran. Banyak remaja dan anak di bawah umur yang sudah mengenal rokok, narkoba, seks bebas, tawuran, pencurian, serta terlibat dalam berbagai tindakan kriminal lainnya yang menyimpang dari norma-norma masyarakat dan berurusan dengan hukum (Kartono, 2004).
Menurut beberapa psikolog, kenakalan remaja dapat diartikan sebagai setiap tindakan yang dilakukan oleh remaja yang melanggar norma-norma yang berlaku di masyarakat.
Meski demikian, fenomena kenakalan remaja dianggap sebagai sesuatu yang normal (Karlina,2020). Pada masa remaja, individu mengalami berbagai perubahan baik dari aspek fisik maupun mental.
Beberapa perubahan psikologis yang terjadi antara lain kecenderungan remaja untuk menentang aturan yang membatasi kebebasan mereka.
Meskipun perubahan ini bersifat alami, perilaku kenakalan remaja sering kali tidak dapat ditoleransi oleh
masyarakat. Oleh karena itu, peran orang tua sangat penting dalam membentuk kepribadian remaja. Tindakan berisiko ini lebih umum terjadi pada masa remaja dibandingkan dengan fase kehidupan lainnya. (JPO-AsenkLeeSaragih)
0 Komentar
Komentar Dilarang Melanggar UU ITE