Oleh: Ir Tigor Gh Sinaga
Jambipos-Gonjang ganjing politik terakhir ini sempat membuat kecut hati. Gerakan copras capres pun sangat dinamis. Berbagai analisis dan spekulasi di lontarkan para politisi termasuk pengamat politik, surveyor dan pihak terkait sesuai kepentingan dan pesanan masing masing bouhir.
Banyak pendapat dan masukan apa dan bagaimana langkah PSI menangkap momentum ini. Momentum, yang menurut hemat saya, meletakkan PSI pada Gerbang Kemenangan. Inilah momentum itu, Jika sudah waktunya , tak ada yang bisa merubah.
*
Setelah di cuekin oleh moncong Putih, mestinya PSI tak perlu sedih apalagi sakit hati, dan tak perlu lari dari realita bahwa yang akan diperjuangkan adalah suara rakyat, hasil rembuk rakyat.
PSI tak perlu berkoalisi dengan partai pengusung, karena pasti tak akan mendapatkan coat tail effect , kalau pun ada kecil sekali. Sebagai partai pengekor pasti jauh dari posisi juara..!
Juga tak perlu menghianati hasil rembuk rakyat dengan beralih mendukung pak Prabowo atau Anies.
Pastilah PSI pun tak akan dapat coat tail effect yang memadai juga.
Ada teman wartawan berpendapat, PSI mendekati Prabowo agar dapat jatah mentri di kabinet, ... najis !!
PSI tentu tak serendah itu, rebutlah hati rakyat maka kekuasaan itu akan kau dapat.
Saat ini ndak perlu berkoalisi dengan pengusung salah satu calon presiden, karena bargaining position PSI masih lemah, nanti setelah merebut juara di parlemen tawaran mentri pasti datang dengan sendirinya, seperti golkar pada periode lalu tak mendukung Jokowi tapi dapat menko.
Beberapa hari lalu saya tertegun melihat prediksi Matematika Metafisika Mbah Tidar yang di up load salah satu teman caleg DPR RI di group WA :
Metafisika Mbah Tidar
1. PSI - 19,8 %
2.Gerindra- 16,5 %
3.PDIP - 13,7.%
4. Golkar - 6,9 %
5. Demokrat - 5,4 %
6. PKB - 4,7 %
7.Nasdem - 4,5 %
8.PAN - 4,3 %
9. PKS - 4,2 %
10.Perindo - 3,9 %
11. PPP - 3,2 %
12. Partai GELORA 2,9 %
13. Hanura - 2,5 %
14.PBB 2,3 %
15.Partai Umat 2,2 %
16.Partai Buruh 1,3 %
17.Partai GARUDA 0,9 %
18.PKN 0,8 %
Saya orang yang sangat realistis , tertegun melihat prediksi ini , dan coba mengkaji kemungkinan terebut.
Untuk merebut juara PSI ndak boleh jadi pengekor. Artinya ndak perlu PSI sibuk dan terpengaruh dengan copras capres yang hanya sebagai partai figuran. Fokus pada pencalegan, fokus pada bagaimana meraih suara tertinggi dengan melihat peluang dan kondisi psikologi masyarakat.
Sesungguhnya, sesuai pantauan kami, respons terhadap Ganjar Pranowo ketika PSI memperkenalkan tokoh hasil Rembuk Rakyat di daerah ex transmigrasi yg di dominasi suku jawa transmigrasi dan suku minang, kurang begitu baik.
"Pak Ganjar oke, tapi partainya tidak "
Mereka menolak karena kesombongan dan arogansi partainya. "Jangan mau mantu tukang bakso " atau " orang minang tidak pancasilais" dst.
Narasi itu sangat menyakitkan mereka. Masyarakat jawa di daerah ex transmigrasi Rimbo bujang, Kuamang kuning, Merangin, Singkut, Sungai bahar, Merlung, Geragai, yang saya jumpai, dulu sangat mendewakan partai wong cilik ini.
Mereka kecewa dan merasa direndahkan karena sebelum sukses secara ekonomi seperti saat ini, rata2 mereka adalah bakul penjual bakso, pedagang sate, warung tegal, pecel lele dll.
Sementara masyarakat minang yang memang sudah anti moncong putih sejak dulu semakin meradang dengan narasi tersebut.
Kehadiran PSI menjadi alternatif bagi mereka. PSI dengan jargon anti intoleransi, anti korupsi dan terakhir memperjuangkan BPJS Gratis, mulai bergaung.
PSI yang saat ini banyak diisi orang muda , smart dan bersih , mulai menarik hati mereka. Sementara teman2 masyarakat minang yang semula benci PSI karena terlalu vokal menyuarakan Anti Perda Syariah, dan menandai PSI sebagai partai " Cino - Partai Kristen" lambat laun berubah setelah di jelaskan inti Perjuangan PSI dan diperkenalkan kepada mereka siapa Jefrie Geovanie.
Saat ini mereka mulai mendukung PSI karena satu2nya partai orang minang kata mereka. Gerakan anti moncong putih semakin melebar dan PSI mesti bersiap menikmati limpahan suara pendukung Ganjar Pranowo ini.
"Sing Penting Ganjar Presidennya, partainya apa saja, nek melu aku PSI to...." ujar salah satu tokoh jawa pendukung
Ganjar Pranowo, sambil berjanji akan mendukung dan mengkampanyekan PSI sebagai partai harapan kemajuan indonesia, mengobati kekecewaan mereka terhadap moncong putih.
Peluang suara potensial lainnya, lahir dari kekhawatiran masyarakat akan berlanjutnya gerakan 212 jika pak Anies jadi presiden. Rasa traumatik kelompok masyarakat ini membuat mereka terpanggil harus turut berjuang melawan itu semua.
Mereka sepakat memilih PSI sebagai wadah perjuangan , karena satu satunya partai yang memperjuangkan anti intoleransi, melakukan politik cerdas, membangun kebersamaan dan no money politik hanya ada di PSI.
Mereka anti Anies Baswedan dan trauma dengan sepak terjang bp Prabowo. PSI menjadi partai alternatif yang menjadi tumpuan harapan mereka yang kecewa terhadap Anies baswedan dan Prabowo, PSI akan mendapatkan limpahan suara dari kondisi ini.
Kunjungan Prabowo ke markas PSI, 2 Agustus 2023 sore telah menimbukan gelombang baru. Popularitas PSI mendadak naik. Berbagai spekulasi dilontarkan para pihak. Ada yang memuji kehebatan partai bocil ini bermanufer, ada yang mengecam, itu sah sah saja, yang pasti PSI menjadi bahan pembicaraan seantero indonesia.
PSI memang sudah menjadi perhatian masyarakat, betapa tidak, kunjungan silaturahmi Prabowo bisa menjadi topik bahasan beberapa minggu, padahal silaturahmi yang sama juga dilakukan Pak Prabowo ke partai partai lain, senyap tanpa kegaduhan.
Reaksi masyarakat juga atas silaturahmi ini beragam. Mereka mempertanyakan komitmen PSI. Ada juga yang mengecam atas pelanggaran HAM masa lalu Prabowo, dan lain sebagainya.
Meningkatnya popularitas PSI atas silaturahmi dan komentar berbagai pihak atas kegaduhan ini mencelikkan mata, bahwa PSI semakin di kenal dan dicintai, inilah tondo tondo kemenangan di depan mata.
Teruslah berjuang anak muda, terus sosialisasikan PSI sebagai partai unggul, rakyat sudah mulai tau, melihat dan yakin PSI adalah partai harapan mereka.
Fokus pada pencalegan, ndak perlu sibuk dengan copras capres, karena tidak punya coat tail effect nya bagi PSI, kalau pun ada kecil sekali apalagi hanya sebagai partai figuran.
Terus rebut sebanyak mungkin hati rakyat, itulah kekuatan menuju parlemen. Pelayanan ke masyarakat baru bisa dilakukan setelah PSI duduki parlemen.
Yakinlah, untuk merebut juara PSI ndak boleh jadi pengekor. Artinya ndak perlu anda sibuk dan terpengaruh dengan copras capres apalagi hanya sebagai partai figuran. Fokus pada pencalegan, fokus pada bagaimana meraih suara tertinggi dengan melihat peluang dan kondisi psikologi masyarakat.
Ambil peluang ini dan jadilah jawaban atas gerakan anti moncong putih, gerakan anti Anies Baswedan dan isue traumatik masyarakat kepada Prabowo, yang merebak seantero indonesia.
Kegaduhan, tempaan, caci maki dan tekanan2 telah mendewasakan PSI menjadi partai yang di cintai rakyat. Tetaplah jadi PSI, yang memperjuangkan Anti intoleransi, anti korupsi dan kesejahteraan rakyat, melalui pemampuan UMKM, Sekolah dan BPJS gratis, jadilah partai yang menjunjung nilai nilai.
Rakyat sudah mulai melihat, mengenal dan membutuhkan wadah perjuangan mereka dan itu ada di PSI.
Jika itu terus dilakukan yakin lah capaian 19,8 % prediksi Metafisika Mbah Tidar akan tercapai. PSI menang pasti menang..!!(JP-Penulis Adalah Ketua DPW PSI Provisi Jambi)
0 Komentar
Komentar Dilarang Melanggar UU ITE