(Evakuasi korban, Senin (25/7/2022). |
Jambipos, Merangin-Mereka terkubur tiba-tiba di “Lubang Jarum”. Ya “Lubang Jarum”. “Lubang Jarum” adalah istilah bagi penambang emas liar dengan membuat terowongan dilokasi penambangan. “Lubang Jarum” ini biasanya dibuat berliki-liku didalam tanah dan bebatuannya mengandung kadar emas.
Kesulitan ekonomi ditengah redupnya harga buah kelapa sawit serta terus tergerusnya harga karet petani, menyebabkan masyarakat memilih untuk cari nafkah dengan pertambangan emas tanpa ijin (PETI).
Praktik lubang jarum PETI ini sudah lama digeluti masyarakat, khususnya di Kabupaten Merangin, Sarolangun dan lainnya. Kabupaten Merangin juga terkenal dengan kekayaan alamnya, khususnya soal emas. Namun hingga kini belum ada regulasi legal yang mengatur pertambangan rakyat liar tersebut.
Dengan satu kata, menyambung ekonomi keluarga, wargapun nekat untuk membuka “lubang jarum” PETI untuk mencari butiran emas yang bernilai mahal itu. Tak peduli dengan resiko bisa menghilangkan nyawa, para penambang dengan alat seadanya tetap saja “enjoy” memasuki lubang jarum demi nafkah keluarga.
Kali ini, aktivitas PETI “Lubang Jarum” di Kabupaten Merangin kembali menelan korban jiwa. Kali ini 3 orang pekerja PETI lubang jarum tewas di Desa Birun, Kecamatan Pangkalan Jambu, Kabupaten Merangin. Tiga pekerja PETI yang menjadi korban tersebut yakni Irpan (25) Warga Durian Lecah, Aprijal (23) dan Saipuri (25) warga Sungai Nilau, Kecamatan Sungai Manau.
Kapolsek Sungai Manau Iptu Mulyono, Selasa (25/6/2022) kepada wartawan mengatakan, kejadian nahas ini terjadi Senin (25/07/2022) sore, Ketiga korban tewas akibat jatuh dari tangga “lubang jarum” yang kedalamannya 40 meter.
Kata Iptu Mulyono, pihaknya juga akan turun ke Desa Birun untuk memintai keterangan dari keluarga korban yang meninggal dunia tersebut.
“Kemungkinan anggota kita besok baru turun ke lokasi kejadian. Itupun kalau warga desa mau meminjamkan perahu dan juga membuka akses untuk kita menuju kelokasi. Malam ini untuk sementara kita akan mendatangi rumah duka dahulu,” ungkap Mulyono, Selasa malam.
“Kita juga belum tahu berapa sebenarnya korban. Yang jelas kita dapat info baru sore tadi setelah kabarnya jenazah sudah dimakamkan. Kita juga belum tahu apa korban tertimbun atau lainnya penyebabnya juga kita belum tahu. Saat ini anggota kita sedang berusaha menggali informasi itu,” pungkas Kapolsek Sungai Manau Iptu Mulyono.
Hasil
investigasi di lapangan masih ada ratusan aktifitas tambang emas ilegal dengan
sistim lubang jarum di Jambi. (Foto Dok Jambipos) |
Dari catatan Jambipos, tragedi maut juga pernah terjadi di “Lubang Jarum” Peti di dekat pinggiran Sungai Merangin, Lubuk Bacang, Desa Simpang Parit Kecamatan Renah Pembarap, Kabupaten Merangin, Senin (24/10/2016) lalu.
Sebelas pekerja tambang yang tertimbun longsor di dalam lubang jarum dekat pinggiran Sungai Merangin, Lubuk Bacang, Desa Simpang Parit Kecamatan Renah Pembarap, Merangin dipastikan tewas terkubur.
Seperti diketahui 11 korban tewas tertimbun dilokasi PETI lubang jarum di Desa Simpang Parit, Kecamatan Renah Pembarap, Senin (24/10/2016).
Para korban tertimbun yakni Tami (45), Yung tuk (30), Siam (28), Hamzah (55), Jurnal (21), Catur (24) dan Guntur (34) merupakan warga Sungai Nilau, Kecamatan Sungai Manau. Selajutnya Cito (25) dan Zulfikar (25) warga Perentak, Kecamatan Pangkan Jambu, serta Dian Arman (53) dan Erwin warga Air Batu, Kecamatan Renah Pembarap.
Bupati Merangin, Al Haris saat meninjau lokasi tambang, Jumat (28/10/2016). (Dok: Jambipos) |
Sementara dua dari 11 korban terjebak dalam lubang jarum PETI merupakan kepala dusun. Korban Arman (53) merupakan Kadus di Desa Air Batu, Kecamatan Renah Pembarap. Sedangkan Yung Tuk (30) Kadus Koto Jayo di Desa Sungai Nilau, Kecamatan Sungai Manau.
Upaya evakuasi yang dilakukan Tim SAR gabungan untuk para korban terjebak di dalam lubang sedalam hampir 50 meter sejak Senin sekitar pukul 13.00 WIB hingga Jumat 28 Oktober 2016 lalu belum dapat dievakuasi.
Bupati Merangin, Al Haris saat itu meninjau lokasi tambang, Jumat (28/10/2016) mengatakan, tim SAR tidak bisa berbuat banyak karena lokasi tambang lubang jarum dipenuhi air. Tiga hari berturut-turur dilakukan penyedotan, namun debit air tidak juga menyusut. (JP-Yahya/Asenk Lee Saragih)
0 Komentar
Komentar Dilarang Melanggar UU ITE