Jambipos, Merangin-Tiga siswa SD No 118/VI Karang Berahi II, Kabupaten Merangin disuruh pulang sekolah karena tidak bisa menunjukkan kartu vaksin, Jumat pagi (13/5/2022). Pihak sekolah mewajibkan siswanya sudah divaksin dua kali agar bisa mengikuti pembelajaran di sekolah tersebut.
Orang tua Tirta mengantar tiga orang anaknya ke sekolah. Tirta kelas lll, Palem kelas ll, Cinta kelas lll diantar orang tuanya , lalu ditunggu. Setelah anak masuk sekolah Pukul 08.00 WIB, tak berapa lama anaknya lalu keluar melapor kepada orang tuanya sambil menangis.
Ibuknya menanyakan kepala anaknya pulang dan menangis. Ternyata anaknya diminta guru kartu Vaksin. Ibuknya Tirta lalu masuk ke dalam kelas. Guru lalu berkata, “buk? anak ibuk tidak Vaksin tidak boleh masuk,” kata guru kelasnya Tirta.
Guru lalu bertanya siapa yang perintah anaknya sekolah. Ibuknya bilang kepala sekolah. “Sekarang anak ibu bawak aja pulang daring di rumah. Tapi pelajaran tidak dikasih, oleh ibu guru, lalu berkata, “kalau mau sekola ke tempat lain silahkan,” katanya.
Ibuk Sry lalu bawak anaknya pulang sekira Pukul 09. 00 WIB. Ibuknya lalu menceritakan hal itu kepada Jambipos. Minta anaknya bisah sekolah kembali kerena takut anaknya terancam putus sekolah.
Jambipos mencoba untuk konfirmasi, sekira Pukul 10.00 WIB, namun guru rapat. Anak-anak berkeliaran bermain sempat salah satu wiswsa digigit kala jengking.
Jambipos kemudian menjumpai PPSnya yang sedang memimpin rapat di ruang guru di Desa Karang Berahi, Kecamatan Pamenang, Kabupaten Merangin.
Pada saat ditanya kepada pengawas sekolah panggil aja Yuliyar. “Izin buk tidak ada lagi waktu rapat selain hari ini. Dengan spontan guru yang lain mejawab, ini jam istirahat pak. Padahal belum ada jam anak keluar main.
Aneh pada Jambipos menanya kepada anak yang sedang menunggu jemputan, ditanya anak-anak kalian sudah vaksin semua nya? ada dua orang ini yang belum vaksin pak, katanya ini orangnya, tapi tetap ikut sekolah.
Ayah orang tua siswa, Edi mengatakan, agar pihak sekolah membolehkan anak-anak sekolah yang belum divaksin agar tetap bisa sekolah tatap muka. “Kasihan pak anak saya tak bisa sekolah. Mau jadi apa pak kalau anak saya putus sekolah. Jadi jangan ada kebinakan yang merugikan anak didik,” kata Edi. (JP-Yahya)
0 Komentar
Komentar Dilarang Melanggar UU ITE