Jambipos, Kerinci-Kabupeten Kerinci yang berada di daerah pegunungan Provinsi Jambi selama ini lebih dikenal sebagai daerah penghasil padi, sayur-sayuran, kopi dan kulit manis (cassiavera). Sebagian besar petani di daerah yang berpenduduk sekitar 239.000 jiwa tersebut selama ini menggantungkan hidup dari komoditas pertanian padi, sayuran, cabai, kentang, kopi dan kulit manis.
Namun belakangan ini, para petani Kerinci semakin melirik komoditas pertanian hortikulura lain seperti bawang putih. Bahkan saat ini, bawang putih menjadi salah satu primadona petani di daerah yang memiliki luas sekitar 3.328,14 Kilometer (km) persegi tersebut. Kemudian komoditas bawang putih juga kini menjadi salah satu produk ungulan pertanian Kabupaten Kerinci yang genap berusia 63 tahun, Selasa (9/11/2021).
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura, Kabupaten Kerinci, Radium Halis di Kerinci, Selasa (9/11/2021) mengatakan, komoditas tanaman bawang putih semakin diminati petani Kerinci karena cocok dengan wilayah Kerinci yang berada pada ketinggian 1.500-1.800 meter di atas permukaan laut (dpl).
Selain itu, lanjutnya bawang putih lokal Kerinci telah mendapatkan Surat Keputusan (SK) Pelepasan Varietas Kementerian Pertanian. Berdasarkan SK tersebut, bawang putih lokal Kerinci atau bawang putih lokal Jangkiriah Adro sudah resmi menjadi salah satu tanaman unggulan nasional.
“Sertifikat Kementerian Pertanian mengenai varietas ungul bawang putih Kerinci tersebut diserahkan Direktur Utama Pertanian Republik Indonesia, Wiji Astuti kepada Gubernur Jambi, H Al Haris pada pembukaan Festival Kerinci ke-19 di Danau Kerinci, Kabupaten Kerinci, Minggu (7/11/2021). Selanjutnya H Al Haris menyerahkan sertifikat tersebut kepada Bupati Kerinci Adi Rozal,”katanya.
Menurut Radium Halis, pengakuan Kementerian Pertanian terhadap kualitas dan keunggulan bawang putih Kerinci tersebut diharapkan bisa meningkatkan minat masyarakat untuk menanam bawang putih. Meningkatnya minat petani Kerinci menanam bawang putih sangat membantu petani meningkatkan penghasilan.
Hal itu bisa dicapai karena harga bawang putih di Kerinci dan Provinsi Jambi relatif stabil antara Rp 23.000 – Rp 24.000/Kg. Menjelang Lebaran biasanya harga bawang putih bisa mencapai Rp 50.000/Kg.
"Kami berharap, pengembangan pertanian bawang putih di Kerinci bisa menambah penghasilan petani. Selama ini petani Kerinci lebih mengandalkan pertanian padi, kopi dan kulit manis sebagai sumber utama pendapatan keluarga. Sebagaian ada tambahan penghasilan dari tanaman sayuran dan cabai ,”katanya.
Penanaman bawang putih di sentra pertanian hortikultura, Kecamatan Kayuaro, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi. (Foto : Matra/Ist) |
Keunggulan
Dijelaskan, bawang putih Jangkiriah Adro Kerinci memiliki beberapa keunggulan, yakni batang lebih kokoh, warna daun lebih tua (hijau zaitun) dan lebar. Kemudian ukuran siung bawang putih Kerinci lebih besar dan aroma lebih tajam (menyengat). Keunggulan lain bawang putih Kerinci, diameter umbi lebih besar, mencapai 4 - 6 Centimeter (Cm), produksi lebih tinggi, mencapai 10-14 ton/ha dan tumbuh subur ) dan lebih baik pada ketinggian 1 500-1800 meter dpl.
"Dataran tinggi di Kerinci sangat potensial untuk pengembangan tanaman bawang putih lokal Kerinci Jangkiriah Adro. Pengembangan bawang putih di Kerinci juga bisa membantu pemenuhan kebutuhan bawang putih nasional. Dengan demikian impor bawang putih bisa dikurangi, khususnya untuk kebutuhan Provinsi Jambi dan provinsi lain di Sumatera,”ujarnya.
Radium Halis mengatakan, Dinas Pertanian Pangan dan Hortikultura Kabupaten Kerinci tahun ini akan mengembangkan pembibitan bawang putih sekitar satu hectare. Pengembangan pembibitan itu penting agar petani Kerinci tidak kesulitan mendapatkan bibit bawang putih lokal Kerinci. Selama ini para petani di Kerinci mendatangkan bibit bawang putih dari luar daerah dengan harga relatif mahal.
"Kementerian Pertanian memberikan bantuan pengembangan tanaman bawang putih sekitar 20 hektare (ha) di Kabupaten Kerinci tahun ini. Karena itu pengadaan bibit bawang putih di Kerinci perlu ditingkatkan untuk mempermudah sekaligus merangsang petani Kerinci menanam bawang putih,”katanya.
Pelepasan Varietas
Sementara itu, Kepala Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian (PPVTPP) Kementerian Pertanian, Erizal Jamal mengatakan, pihaknya melepas varietas bawang putih lokal Kabupaten Kerinci, Jangkiriah Adro setelah komoditas bawang putih lokal tersebut meraih sertifikat tanda daftar varietas lokal secara resmi dari PVTPP Kementerian Pertanian.
Dikatakan, pengembangan bawang putih lokal Kerinci mendapat dukungan Kementerian Pertanian dalam rangka mengupayakan swasembada bawang putih nasional 2021. Kendala yang dihadapi para petani di berbagai daerah, ternasuk di Kerinci mengembangkan bawang putih, yakni kesulitan mendapatkan benih. Karena itu pengembangan benih bawang putih lokal Kerinci yang memiliki beberapa keunggulan perlu terus dikembangkan.
“Kami berharap bawang putih Kerinci yang lebih besar – besar umbinya atau hampir sama dengan bawang putih impor dari Tiongkok bisa dikembangkan lebih luas dan cepat. Produk unggulan bawang putih Kerinci juga kami harapkan bisa menjadi bibit unggul bawang putih nasional,”ujarnya.
Erizal Jamal mengakui keunggyulan bawang putih Kerinci setelah melihat hasil panen dan pengujian laboratorium pertanian. Bawang putih Kerinci memiiki umbi yang besar, daunnya lebih kokoh dan lebih resisten (tahan) terhadap serangan cendawan penyebab mati pucuk daun dan busuk umbi.
“Ukuran umbi bawang putih Jangkiriah Adro yang besar membuat pengupasannya lebih mudah. Makin banyak bawang putih Jangkiriah Adro yang digunakan, masakan makin harum dan gurih. Rasa bawang putihnya juga kuat serta aroma dan rasa lebih kental dengan sensasi pedas,”katanya.
Hasil Optimal
Secara terpisah, petani bawang putih Kecamatan Kayu Aro Barat, Kerinci, Kuswandi mengatakan, menanam bawang putih unggul jenis Jangkiriah Adro lebih mudah karena lebih tahan serangan hama. Kemudian hasil panen bawang putih Jangkiriah Adro cukup optimal.
“Hasil panen bawang putih Jangkiriah Adro yang kami tanam selama ini relative optimal. Panen di musim hujan saja bisa menghasilkan 9 – 10 ton/ha. Jika perawatan optimal dan panen tidak sedang musim hujan, hasil panen bisa mencapai belasan ton per hektare,”katanya.
Kuswandi mengatakan, kendala yang dihadapi petani mengembangkan bawang putih di Kerinci, antara lain pemasaran hasil panen yang masih sering sulit. Hal tersebut dipengaruhi bawang putih impor yang masih terus membanjiri pasar di Kabupaten Kerinci dan Provinsi Jambi.
“Biasanya produk bawang putih lokal Kerinci asih kalah bersaing dengan bawang putih impor di pasaran, baik di Kerinci maupun di berbagai kota dan kabupaten di Provinsi Jambi. Karena itu kami berharap dinas dan instansi terkait dapat membantu pemasaran produk bawang putih Kerinci dan mengurangi bawang putih impor di pasaran Jambi,”katanya.
Tetap Andalan
Bupati Kerinci, H Adi Rozal mengatakan, komoditas pertanian tanaman pangan dan hortikultura tetap dijadikan andalan menopang perekonomian petani di Kerinci menghadapi dampak pandemi Covid-19. Baik itu tanaman padi, sayuran, cabai, termasuk bawang putih.
Hasil komoditas perkebunan kopi dan kulit manis tidak bisa sepenuhnya diandalkan menopang ekonomi petani Kerinci di masa pandemi ini karena pemasaran masih relatif terbatas akibat pembatasan kegiatan ekonomi. Kemudian komoditas kopi dan kulit manis bukan kebutuhan pokok sehari-hari. Namun hasil tanaman padi, sayuran dan rempah-rempah merupakan kebutuhan sehari-hari yang pemasarannya masih tetap lancar dan harga relative stabil di tengah pandemi.
“Meskipun pandemi sudah lebih satu tahun memukul perkonomian rakyat dan daerah, kami tetap berupaya mempertahankan ekonomi rakyat atau petanidengan mengembangkan pertanian pertanian tanaman pangan, hortikultura dan peternakan. Sektor pertanian pangan tersebut kami prioritaskan karena produknya sangat mendapat pasar guna memenuhi kebutuhan pangan rakyat di tengah kondisi sekarang ini,”katanya.
“Produk bawang putih sendiri yang saat ini dikembangkan di Kerinci juga sangat dibutuhkan masyarakat karena hingga kini pasar lokal masih banyak yang tergantung pada bawang putih impor. Kami berusaha agar Kerinci mampu swasembada kebutuhan pangan dan bisa memasok kebutuhan pangan untuk berbagai daerah di Provinsi Jambi,”katanya.
Dikatakan, produksi pangan andalan di Kerinci selama ini cukup banyak, di antaranya padi, kentang, cabai dan tanaman hortikultura lainnya. Kabupaten Kerinci termasuk salah satu daerah yang memiliki produksi padi sawah tertinggi di Provinsi Jambi, yakni mencapai 200.000 ton/tahun. Sedangkan luas panen padi di Kerinci saat ini mencapai panen 13.000 ha. Kemudian luas tanaman kentang di Kerinci mencapai 4.482 ha dengan produksi sekitar 76.477 ton/tahun dan produktivitas rata – rata 17,06 ton/ha.
“Jadi pertanian tanaman pangan dan hortikultura tetap kami andalkan untuk menyelamatkan ekonomi54.359 kepala keluarga (KK) petani Kerinci di tengah pandemi ini. Untuk mengembangkan potensi pertanian tanaman pangan dan hortikultura tersebut, kami tetap membutuhkan bantuan Pemerintah Pusat dan Provinsi Jambi. Baik itu bantuan permodalan petani, pengadaan bibit, alat-alat pertanian, pupuk dan pemasaran,”paparnya. (JP)
0 Komentar
Komentar Dilarang Melanggar UU ITE