Wakil Presiden, KH Ma’ruf Amin pada peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-28 tahun 2021 yang dilaksanakan secara virtual dari Jakarta, Selasa (29/6/2021). (Foto : Matra/KominfoJambi) |
Jambipos, Jambi-Kasus stunting (gizi buruk) di Provinsi Jambi satu tahun terakhir berhasil diturunkan secara signifikan menyusul intensitas program perbaikan gizi anak dan keluarga di setiap daerah kabupaten/kota di provinsi tersebut. Salah satu indikator penurunan kasus stunting di Provinsi Jambi tampak di Kabupaten Muarojambi.
“Kasus stunting di Kabupaten Muarojambi tahun ini sudah berada pada angka 8,6 % atau di bawah target kasus stunting nasional 2024 sekitar 14 %. Hal ini menunjukkan bahwa Provinsi Jambi cukup mampu menurunkan kasus stunting beberapa tahun terakhir. Semoga kabupaten lain di Jambi mampu mengikuti prestasi Kabupaten Muarojambi menurunkan kasus stunting di daerah masin-masing hingga di bawah target stunting nasional 2024 sekitar 14 %,”kata Penjabat (Pj) Gubernur Jambi, Dr Hari Nur Cahya Murni, MPd seusai mengikuti peringatan Hari Keluarga Nasional (Haranas) ke-28 tahun 2021 di rumah dinas Gubernur Jambi, Kota Jambi, Selasa (29/6/2021).
Peringatan Harganas bertajuk “Keluarga Keren Cegah Stunting” yang dipimpin Wakil Presiden (Wapres), KH Ma’ruf Amin tersebut dilaksanakan secara virtual dari Jakarta. Pejabat Pemprov Jambi yang turut mengikuti perigatan Harganas virtual tersebut, Sekretaris Daerah Pemerintah Provinsi Jambi, H Sudirman, SH, MH, Kepala Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jambi, Raflizar dan Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk (P3AP2) Provinsi Jambi, Fauziah.
Menurut Hari Nur Cahya Murni, untuk menurunkan kasus stunting di Pemprov Jambi, pemeerintah kabupaten/kota dan jajaran instansi terkait di Jambi harus bahu membahu mencegah dan menanggulangi stunting. Pencegahan dan penanggulangan stunting dititikberatkan pada penanganan penyebab masalah gizi yang langsung maupun tidak langsung.
“Penyebab langsung maupun tidak langsung mencakup masalah kurangnya asupan gizi dan penyakit infeksi. Sementara penyebab tidak langsung berkaitan dengan lingkungan sosial dan lingkungan permukiman. Keluarga merupakan komponen utama yang sangat berperan dalam pencegahan maupun penanggulangannya. Hal ini disebabkan kerena masalah gizi, sangat erat kaitannya dengan ruang lingkup keluarga, "ujarnya.
Peran Keluarga
Sementara itu Wapres, KH Ma’ruf Amin pada kesempatan tersebut mengatakan, tema "Keluarga Keren Cegah Stunting” di Harganas sangat tepat karena hal itu menunjukkan bahwa pemerintah secara sungguh-sungguh berupaya mengurangi stunting.
Dikatakan, keluarga merupakan unit terkecil dan mempunyai delapan fungsi, di antaranya menjadi tempat nilai agama dipraktekkan dan kasih sayang diberikan secara langsung. Kemudian keluarga juga berperan penting memperkenalkan nilai sosial budaya, nilai toleransi, bersosialisasi dengan orang lain. Oleh karena itu keluarga sekolah pertama dalam menyiapkan generasi yang akan datang, termasuk pendidikan karakter.
Menurut KH Ma’ruf Amin, pembangunan bangsa dimulai membangun keluarga. BKKBN mempunyai peran penting membangun keluarga. Untuk itu BKKBN harus bisa memastikan keluarga sehat dibangun atas perencanaan yang baik melalui perkawinan yang sah dan bertakwa kepada Tuhan.
“Selain itu BKKBN yang diberi amanah Presiden untuk penurunan stunting hendaknya berkoordinasi dengan kementerian lain dan lembaga terkait. Karena penurunan stunting memerlukan keterlibatan dari kementerian dan lembaga lainnya,” ujarnya.
Sementara Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), dr Hasto Wardoyo, SP.OG (K) pada kesempatan itu menjelaskan, peringatan Harganas merupakan refleksi dalam pembangunan keluarga. Tema Peringatan Harganas ke-28 tahun 2021 adalah “Keluarga Keren Cegah Stunting”. Tema baru tersebut sesuai tugas yang diberikan Presiden kepada BKKBN mencegah stunting. BKKBN diberi mandat untuk mewujudkan keluarga berkualitas. Program Bangga Kencana mewujudkan keluarga yang berkualitas mandiri dan bahagia.
“Dalam situasi pandemi Covid-19, BKKBN melakukan kegiatan penurunan stunting. Kegiatan tersebut, mengawal ibu hamil agar tidak terjadi stunting dan mengawal pasca kelahiran. Dukungan keluarga penting mencegah cegah stunting ini,”katanya.
Sementara itu berdasarkan catatan medialintassumatera.com (Matra), beberapa daerah di Provinsi Jambi masih memiliki angka prevalensi (kejadian) stunting di atas standar organisasi kesehatan dunia (World Health Organization/WHO) rata-rata 30,1 persen. Hingga kini masih ada dua daerah di Provinsi Jambi yang masih tinggi kasus stunting.
Kedua daerah tersebut, yaitu Kabupaten Tanjungjabung Barat dengan angka prevalensi stunting 44 persen, dan Kabupaten Kerinci dengan angka prevalensi stunting 42,4 persen. Daerah di Jambi yang memiliki prevalensi stunting rendah hanya Kabupaten Sarolangun, yakni sekitar 18,8 persen dan Muarojambi 8,6 %. Sementara itu angka prevalensi stunting di Provinsi Jambi saat ini mencapai rata-rata 27,7 persen.(JP-Matra/Lee)
0 Komentar
Komentar Dilarang Melanggar UU ITE