Oleh: Jhon V. Haloho ST (tengah) dalam satu pertemuan. (Istimewa) |
Oleh: Jhon V. Haloho ST
Jambipos, Jambi-Menjelang ajang pesta demokrasi (Pilkada) kini jargon milenials menjadi sangat populer bagi setiap kandidat. Betapa tidak, millenias bagi mereka adalah sekelompok ukuran usia. Yang katanya mengisi 35% data statistik pemilih. Mereka berusia 17-40 tahun luar biasa.
Menurut teorinya, ketika angkatan ini sampai di 45% Indonesia akan berada pada masa ke emasan. Di masa itu angkatan kerja produktif akan sangat tinggi dengan beban ekonomis yang rendah. Ya, kira kira 5 sampai 10 tahun kedepan. Generasi itu akan hidup dengan era digital super cepat. Keterbukaan akan jadi tuntutan, sehingga keadilan yang remang-remang akan tersingkap.
Jumlah mereka yang cukub besar menjadi rebutan karena sangat menentukan. Itinya, rekrut anak muda yang wajahnya lugu lugu akan lebih Top. Kira kira begitu instruksi maestro untuk memuluskan stigma millenials.
Ha.ha.ha… ngak percaya..? Cuba cek seluruh daerah yang ada pemilihan nya di seluruh Indonesia……tuh kan..!!! Padahal Milenials itu juga tentang “Nilai”. Bahkan titik beratnya disana. Gaya mereka unik karena jaman menuntut nya untuk terbuka. Bersih dan fair.
Generasi yang melek akan hak nya, generasi yang gandrung akan keadilan dalam kehidupan nya. Generasi yang susah untuk ditipu karena kecerdasan nya. Literasi mereka tinggi tuan.
Tak heran generasi korup dan usang yang takut dengan perubahan menolak kehadiran dan dominasi mereka. Atau yang paling cerdik, menarik sekelompok anak muda lugu dan menyebut ” Kami Milenials”.
Percayalah Millenials itu takkan tertipu, mereka sosial engineering yang mencatat baik dan buruk seorang calon Pemimpin. (JP-Penulis Adalah Politisi PSI dan Sekjen DPD HBB Provinsi Jambi)
0 Komentar
Komentar Dilarang Melanggar UU ITE