Foto Istimewa (FB) |
Bung Idris Dengan Yunianto Arif Berdamailah
Jambipos, Jambi-Muhammad Idris Siregar (Bung Idris-FB) dan Yunianto Arif terlibat kesalahpahaman dalam kementar papa media sosial dalam menanggapi suatu postingan yang terkait dengan salah satu bakal calon (Balon) Pilgub Jambi. Kesalah pahaman itu mengundang reaksi kedua aktivis ini untuk saling jumpa dan terlibat cekcok yang berujung pada pelaporan masing-masing kepada kepolisian.
Bung Idris memberikan keterangan secara terbuka lewat akun facebooknya soal kesalah pahaman itu. “Kami bukan (kalimat kami sensor karena tak pantas karena unsur SARA) seperti yang kau lontarkan di muka umum Yunianto Arif.
Saudaraku dimanapun berada khususnya di wilayah Jambi. Kita semua adalah saudara dalam hubungan antar sesama. Dalam hal ini perlu diketahui awal bermula kejadian kami bersama saudara Yunianto Arif saling berkomentar di Media Sosial di akun jejaring komisi pemberantasan korupsi.
Ketika saya menjawab komentarnya Yunianto Arif lalu dia membalas menyebutkan kata “A….g”. Jelang beberapa kemudian saudara Yunianto meng inbox saya melalui messenger dengan kata " kalau kau sir dimana kau" akhirnya terjadi kontak telepon saya mengatakan saya di Hotel Nusa Wijaya.
Lalu terjadi penyerangan akhirnya adu jotos, saat terjadi keributan saya dikatai dengan kata-kata kotor mengundang SARA kau (Sensor). Saya memang orang Batak, tapi bukan Batak…..(Sensor), tapi kami hidup tau beretika dan punya harga diri.
Mengingat bahasa tersebut yang dilontarkan oleh saudara Yunianto Arif begitu kasar ucapannya kami mendatangi rumah Yunianto Arif agar saudara Yunianto Arif meminta maaf dan mencabut ucapan kalimat yang dilontarkan di depan umum. Namun kondisinya berbalik malah dia menjawab ga ada urusan dengan itu. Lalu teman - teman lain ikut emosi karena tidak ada itikad baik terjadilah keributan. Terimakasih. Mohon doa penyelesaian pertikaian ini. #Kita bukan Batak (Sensor).
Bung Idris menunjukkan Bukti Pelaporan. (FB) |
Keterangan Versi Yunianto Arif
Keterangan peristiwa kesalah pahaman kedua aktivis ini, telah diklarifikasi oleh Yunianto Arif lewat pemberitaan media siber Jambi, Selasa (10/12/2019).
Bermula dari isu tersebarnya Surat No.005/13690/SJ tertanggal 6 Desember 2019 terkait undangan Menteri Dalam Negeri terhadap Wali Kota Jambi dalam rangka peringatan hari anti korupsi sedunia (Harkodia).
Viralnya surat undangan tersebut hingga menjadi kontraversi di berbagai kalangan atau pihak yang tersebar di media sosial hingga menjadi bahan perbincangan hangat khususnya di Kota Jambi.
Hal tersebut menjadi awal terjadinya perdebatan antara Yuniyanto Arif dengan Bung Idris dan kawan-kawan. Dari perdebatan tersebut berujung penyerangan yang mengakibatkan rumah kediaman Yuniyanto Arif yang beralamat di Perumahan Sunderland Blok.M, Kelurahan Bagan Pete, Kecamatan Alam Barajo, Kota Jambi, mengalami kerusakan pada kaca dan mendapatkan ancaman.
“Idris telepon sayo sekira Pukul 20:30 WIB mengajak sayo bertemu di Hotel Nusawijaya, sayo datangi, sampai di lokasi hotel sayo nanyo kenapo bahasa kasar nian Dris. Terjadila cekcok hingga dilerai oleh kawan-kawan lalu sayo balik kerumah,” ujar Yuniyanto Arif seperti diberitakan www.konfirmasitimes.com.
“Sampai sayo dirumah, Idris telepon lagi. Sayo angkat sayo tanyo kenapo Dris? Dio bilang bahwa dio dak sendiri ado kawan, tunggu be di rumah aku dengan rombongan nak kerumah, lalu tutupnya telpon,” jelas Yuniyanto Arif.
“Kemudian sekira Pukul 23:00 WIB Idris datang kerumah bersama rombongan, sayo buka pintu sayo tanyo, ngapo Dris rame-rame? kenapo dak kau bae atau beduo. Idris menjawab kami tim pak wali, kemudian tiba-tiba salah satu dari mereka menyerang dengan sebilah pisau yang dicabut dari pinggangnya dan mengayunkan ke arah perut sayo, sayo pun mengelak,” cerita Yunianto Arif.
“Kerena istri sayo teriak ketakutan menarik sayo kedalam rumah dan mengunci pintu. Malahan rumah sayo dirusak mereka dengan menggunakan batu hingga jendela hancur. Silakan lihat sendiri, meteran PDAM sayapun dirusak. Istri saya diacungkan sanjata tajam hingga ketakutan dan mereka teriak mengancam sambil meninggalkan perkarangan rumah saya,” ujar Yunianto Arif.
Atas kejadian tersebut, Yuniyanto Arif selaku pihak korban telah melaporkan peristia itu ke Polsek Kotabaru Jambi dan berharap agar persoalan ini segera ditindak lanjuti.
Ditempat terpisah, salah satu pengacara yang ada di Kota Jambi inisial (J) menyampaikan kepada wartawan www.konfirmasitimes.com bahwa dirinya mengalami hal yang serupa beberapa bulan yang lalu. Ancaman itu langsung dari orang yang sama yaitu saudara Idris yang mengaku dari tim cyber wali kota.
Ketua Seknas Jokowi Kota Jambi Attan Tambun, SE, saat dijumpai wartawan di kediamannya Komplek Rajawali, Pasar Kota Jambi, dirinya sangat menyayangkan tindakan anarkis yang dilakukan oleh oknum-oknum yang mengaku dari tim Wali Kota Jambi.
Polisi saat memeriksa Rumah Yuniyanto Arif. (FB) |
“Apa mungkin mereka timnya Wali Kota Jambi, walikota kita. Jangan sembarang meraka. Artinya mereka merusak citra dan nama baik Wali Kota Jambi, tidak mungkin seorang pak wali kota pake-pake preman. Jangan-jangan mereka hanya mengaku-ngaku saja. Jangan sembarang membawa nama baik seorang kepala daerah ke perbuatan tindakan kriminal dan anarkis,” kata Attan Tambun.
“Saya yakin sekali pengakuan itu tidak benar. Ini bisa menjatuhkan nama baik Wali Kota Jambi lho. Ya, kalau juga benar dia tim cybernya pak wali atau katakanla timses barangkali, ya tidak harus main serang sampai merugikan hingga merusak masyarakat begitu. Mereka harusnya tunjukkan sikap profesional harus punya etika, moral, tidak krimanal begitu,” sambung Attan Tambun.
Kata Attan Tambun, dirinya berharap kepada penegak hukum, khususnya Kapolda Jambi agar segera menindak lanjuti persoalan ini. Karena masyarakat Jambi sebentar lagi akan menghadapi pesta demokrasi yaitu Pemilihan Gubernur (Pilgub), berharap semua kondunsif tidak ada masyarakat Jambi yang terzolimi.
Sejumlah warganet Jambi juga memberikan komentar agar Bung Idris dengan Yuniyanto Arif bisa berdamai dengan baik dan mendinginkan suasana. Warganet juga meminta jangan karena kepentingan politik, persaudaraan terkoyak dan terjadi pertikaian. (JP-Asenk Lee/Berbagaisumber)
0 Komentar
Komentar Dilarang Melanggar UU ITE