Syaugi mengaku trenyuh melihat kondisi yang saat ini dihadapi keluarga korban.
Jambipos Online, Jakarta - Kepala Basarnas, Marsekal Madya TNI M Syaugi, tak kuasa menahan tangis saat bertemu dengan keluarga korban kecelakaan pesawat Lion Air PK-LQP, di Aula Hotel Ibis, Jakarta, Senin (5/11/2018). Syaugi berkal-kali menyapu air matanya saat menceritakan pengalamannya bersama tim SAR gabungan mencari para korban.
"Kami bukan manusia super, bukan manusia yang sempurna. Tapi kami akan tetap berusaha dengan sekuat tenaga. Dengan apa yang kami miliki, kami yakin bisa mengevakuasi seluruh korban," kata M Syaugi dengan suara terbata-bata.
"Setiap hari, kami melihat. Saya di lapangan, di laut..," Syaugi berhenti sejenak tak kuasa melanjutkan ucapannya karena kesedihan yang mendalam.
Setelah beberapa saat, Syaugi kembali melanjutkan. "Maaf (karena menangis - red). Dalam melakukan pencarian ini, saya tidak menyerah. Mudah-mudahan dengan waktu yang ada ini, kami tetap all out. Walaupun sampai 10 hari nanti, kalau pun masih ada kemungkinkan untuk bisa ditemukan (korban), saya yakin kita akan terus mencari saudara-saudara saya ini," ujar Syaugi masih dengan suara bergetar.
Ditemui usai pertemuan dengan para korban, Syaugi mengaku trenyuh melihat kondisi yang saat ini dihadapi keluarga korban. "Kalau di lapangan, saya memang garang. Ternyata hati saya trenyuh juga melihat situasi ini. Tapi saya tetap berusaha sekuat tenaga untuk menemukan seluruh korban," janji Syaugi.
Basarnas Belum Menyerah
Setiap hari Basarnas memberi yang terbaik untuk meringankan beban keluarga korban. Syaugi menyampaikan pernyataannya dengan suara tertahan karena menahan tangis.
Di hadapan keluarga 181 penumpang dan delapan awak Lion Air PK-LPQ JT-610, Kabasarnas M Syaugi menegaskan pihaknya belum menyerah mencari dan mengevakuasi korban. Syaugi menuturkan setiap hari di lapangan jajarannya memberi yang terbaik untuk meringankan beban keluarga korban.
"Saya tidak menyerah. Kalaupun masih ada kemungkinan ditemukan, saya akan terus mencari saudara-saudara kita ini," kata Syaugi menjawab pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan keluarga korban dalam pertemuan di Hotel Ibis, Cawang, Jaktim, Senin (5/11/2018).
Syaugi menyampaikan pernyataannya dengan suara tertahan karena menahan tangis. Sebab, selama proses pencarian, seorang anggota tim turut menjadi korban. Pernyataan Syaugi sontak mendapat sambutan dari pihak keluarga yang masih berharap kerabat atau koleganya bisa dievakuasi.
Dalam pertemuan yang dihadiri Kemhub, Basarnas, KNKT dan DVI Polri, perwakilan keluarga mengeluhkan buruknya koordinasi penyampaian informasi. Salah seorang keluarga korban meminta agar keluarga diberi informasi terlebih dulu mengenai proses pencarian dan evakuasi sebelum disampaikan ke media massa.
Seorang anggota keluarga korban lainnya bahkan meminta agar apresiasi dan penghargaan diberikan kepada penyelam-penyelam yang berhasil menemukan jenazah korban dan mengevakuasinya, bukan hanya kepada penyelam yang berhasil menemukan kotak hitam.
Adik kandung dari korban dengan nomor manifes 131 mengusulkan agar pemerintah menghentikan bisnis perang tarif tetapi fokus pada kualitas pelayanan penerbangan.
"Seharusnya pemerintah tegas mengambil keputusan. Kalau (pesawat) tidak layak katakan tidak layak dan lakukan secepatnya dengan mengganti pesawat dengan penerbangan yang layak," katanya. (*)
Sumber: BeritaSatu.com
0 Komentar
Komentar Dilarang Melanggar UU ITE