Grace Natalie Louisa.Google. |
*Oleh Dimas Supriyanto*
Jambipos Online-Grace Natalie mendatangi Polda Metro Jaya. Sebagaimana Basuki ‘Ahok’ Tjahaja Purnama dia gagah berani. Tidak lari menghadapi proses gugatan hukum yang ditimpakan kepadanya – tidak kabur ke manca negara. Dia mengambil resiko atas pidato yang telah diucapkannya.
Wanita jelita dangan nama lengkap Grace Natalie Louisa ini sebenarnya bisa hidup nyaman dan sejahtera. Dia bisa terjun ke bisnis atau jadi ibu rumah tangga, mengandalkan nafkah suami, Kevi Osmond, yang mapan sebagai kaum klas menengah kota. Atau tetap duduk manis sebagai pembaca berita di teve swasta. Karena dia pernah meraih gelar ‘Anchor of the Year 2008’
Tapi perempuan kelahiran 4 Juli 1982 memiih terjun ke politik, demi bangsa dan negara kelahirannya. Dia menjadi perempuan berdarah Tionghoa pertama yang memimpin partai politik. Bukan sekadar pendukung dan bunga penghias panggung. Dia berdiri di garda depan, berdiri di muka.
Bersama teman-temannya yang berlatar wartawan, aktivis, pelaku bisnis, dan konsultan, Grace mendirikan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) berangkat dari rasa muak, katanya. Muak terhadap praktek politik uang yang merajalela.
Muak terhadap sistem mahar dalam pemilihan bakal calon kepala daerah. Juga muak terhadap berbagai perilaku elite politik yang mengabaikan etika, begitulah pernyataan yang saya kutip dari media online yang menampilkan profilnya.
Grace tak cuma nonton dan mengomel menyalahkan keadan. “Kalau mau lihat perubahan, ya harus menjadi bagian dari perubahan itu sendiri,” kata putri pasangan Brata Ngadiman dan Anna Clementine ini.
Grace mengambil pilihan dan jalur sulit, tebing terjal, penuh onak dan membara. Sebagimana Ahok, dia menyandang gelar minoritas ganda: Dia Kristen, dia Tionghoa. Wanita pula. Dia mudah disalah-pahami, menjadi mangsa empuk kaum militan intoleran - penafsir tunggal kebenaran, nilai nilai mutlak yang mengatas-namakan kitab suci dan agama.
Tapi dia sudah menyadari resikonya. Dan tidak mundur. Saya merasa malu karena tidak bersamanya. Saya muslim, bagian dari mayoritas di Indonesia, laki laki, dewasa, menyampaikan salut dan mendukung penuh perjuangannya.
Karena apa yang dia ucapkan untuk melawan pendzalman bukan untuk kepentngan dirinya dan golongannya semata. Melainkan untuk kita semua.
GARCE NATALIE ADALAH KITA
Grace Natalie adalah kita
Jutaan warga Indonesia
Yang melawan intoleransi kepada sesama warga
Menolak diskriminasi atas nama agama
Mengatur kehidupan sehari hari masyarakatnya
ala hukum negara di gurun Sahara..
Grace Natalie adalah kita
Manusia abad 21 di Bumi Nusantara
Bukan kumpulan onta di jazirah Arab sana
dengan prlaku abad pertengahannya
Sebab Pancasila dan akal sehat pegangan kita
NKRI dan bendera Merah Putih ikatannya
Seratus tahun lalu di negeri kita
Tampil wanita yang jadi Panglima
Gagah berani lawan penjajah Belanda
Namanya harum di seluruh nusantara
Kini di tanah kelahirannya
Pewarisnya cambuki warga seperti kuda
Sedangkan elite dan koruptornya berleha leha
Para tetua dan sekumpulan penguasanya
sibuk mengatur penutup kepala dan selangkangan wanita
Bagaimana duduk yang benar di atas tungganannya
Kembali ke peradaban zaman baheula
Grace Natalie Louisa adalah kita
tak bisa diam melawan kedzaliman dan nista
diskriminasi dan intoleransi kepada sesama
karena pria dan wanita diciptakan setara
berpeluang beri sumbangsih pada negara
lewat yang terbaik dalam karya dan etosnya
Melawan intoleransi adalah kita
Melawan diskriminasi berbungkus agama
adalah jihad nyata kita
menegakkan kembali Pancasila adalah kita
Grace Natalie adalah kita !
Jakarta, 23 November 2018.(JP-Rel)
0 Komentar
Komentar Dilarang Melanggar UU ITE