Siswa-siswi SMPN 2 Kuala Tungkal belajar secara berkelompok di dalam kelas, mereka aktif berdiskusi dalam sebuah kegiatan pembelajaran, Senin, (26/11/2018). IST
|
Jambipos Online, Tanjabar-Perubahan zaman adakalanya menuntut perubahan perilaku. Namun, beberapa nilai-nilai dan budaya dari masa lalu tak pernah tersekat dimensi waktu dan selalu bisa jadi relevan kapanpun.
Fauzan Najri, salah seorang fasilitator dearah program PINTAR Tanoto Foundation Kab. Tanjung Jabung Barat (Tanjab Barat) mengiyakan hal itu. Satu diantaranya adalah belajar kelompok.
Belajar kelompok yang dulu pernah populer, kini coba diterapkan kembali olehnya. Bukan belajar kelompok di rumah, tetapi siswa belajar berkelompok di kelas SMPN 2 Kuala Tungkal tempat ia mengajar.
"Saya kira belajar kelompok yang dulu pernah populer, saya akan menerapkannya kembali namun saya akan menerapkannya di dalam kelas tempat saya mengajar untuk menghasilkan pembelajaran aktif,” ujar Fauzan, panggilan akrabnya, di temui usai menjadi fasilitator pelatihan praktik baik di SMP/MTs se Tanjab Barat, Selasa, (27/11/2018).
Menurutnya, metode belajar berkelompok sesuai dengan pembelajaran abad 21, yang mengedepankan keaktifan siswa di kelas.
"Manfaat siswa belajar berkelompok seperti siswa lebih berani berdiskusi, menyampaikan pendapat, menghargai pendapat orang lain, dan menghasilkan output yang baik dalam pembelajaran,” ujarnya.
Fauzan menambahkan, selain itu dengan pengaturan tempat duduk berkelompok membuat siswa lebih aktif. "Keaktifan siswa tersebut karena satu kelompok kecil tadi terus berkegiatan, model tempat duduk siswa bisa berupa huruf U, P, O atau berkelompok menjadi 5 sesuai dengan jumlah siswa,” tambahnya.
Ditemui di tempat yang sama, Fahri Hidayat Lubis, District Coordinator Program PINTAR Tanoto Foundation Tanjab Barat, mengatakan pelatihan guru tersebut bertujuan agar mereka melakukan pembelajaran aktif sekembalinya dari tempat pelatihan.
"Mereka diharapkan segera menerapkan hasil pelatihan di sekolah dan madrasah mitra, salah satunya menerapkan pembelajaran aktif,” ujar Fahri.
Fahri menambahkan, setelah pelatihan ini akan ada pendampingan oleh fasilitator daerah, sebagai bagian dari komitmen bersama dengan Dinas Pendidikan dan Kementerian Agama Kab. Tanjab Barat.
"Pendampingan sekolah mitra oleh fasda menjadi program selanjutnya, untuk memastikan guru-guru yang telah dilatih ini menerapkan hasil pelatihan,” pungkasnya. (JP-Rel)
0 Komentar
Komentar Dilarang Melanggar UU ITE