Penandatanganan kerja sama investasi dilakukan oleh Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT), Arie Prasetyo bersama dengan tujuh investor.IST |
Jambipos Online, Jakarta-Tujuh investor berkomitmen untuk berinvestasi untuk kawasan pariwisata Danau Toba, Sumatera Utara. Komitmen investasi yang disepakati mencapai US$400 juta atau sekitar Rp6,1 Triliun (kurs Rp15.000 per dolar AS).
Penandatanganan kerja sama investasi dilakukan oleh Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT), Arie Prasetyo bersama dengan tujuh investor.
Disaksikan oleh Presiden Joko Widodo, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Pengarah BPODT, Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution, para Menteri terkait, dan Duta Besar negara sahabat.
Penandatangan kerja sama tersebut, sebagai rangkaian acara IMF – World Bank Group Annual Meeting di Forum Pembangunan Berkelanjutan Tri Hita Karana ke-2 di Bali.
Direktur Utama BPODT, Arie Prasetyo menyabut baik atas kerja sama dilakukan para investor dengan tujuan serta berkomitmen tinggi untuk mengembangkan Danau Toba sebagai kawasan eco-tourism. Karena, Danau Toba memiliki kawasan dengan panorama indah menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk berkunjung.
"Kerja sama yang terjalin ini tidak hanya mengenai solusi investasi saja. Kami bersama-sama dengan para investor akan memastikan bahwa proses pengembangan berjalan sesuai dengan pendekatan eco-tourism yang menjaga keharmonisan alam, manusia dan aspek spiritual," ucap Arie dalam kata sambutannya.
Melalui kerja sama ini, para investor akan melakukan pembangunan untuk fasilitas-fasilitas penunjang pariwisata di Danau Toba, dengan memiliki kelas berstandar internasional seperti hotel dan resort berstandar internasional, meeting, incentive, convention and exhibition (MICE), agro-forestry, pertanian organik, wisata desa.
Disaksikan oleh Presiden Joko Widodo, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Pengarah BPODT, Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution, para Menteri terkait, dan Duta Besar negara sahabat.
Penandatangan kerja sama tersebut, sebagai rangkaian acara IMF – World Bank Group Annual Meeting di Forum Pembangunan Berkelanjutan Tri Hita Karana ke-2 di Bali.
Direktur Utama BPODT, Arie Prasetyo menyabut baik atas kerja sama dilakukan para investor dengan tujuan serta berkomitmen tinggi untuk mengembangkan Danau Toba sebagai kawasan eco-tourism. Karena, Danau Toba memiliki kawasan dengan panorama indah menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk berkunjung.
"Kerja sama yang terjalin ini tidak hanya mengenai solusi investasi saja. Kami bersama-sama dengan para investor akan memastikan bahwa proses pengembangan berjalan sesuai dengan pendekatan eco-tourism yang menjaga keharmonisan alam, manusia dan aspek spiritual," ucap Arie dalam kata sambutannya.
Melalui kerja sama ini, para investor akan melakukan pembangunan untuk fasilitas-fasilitas penunjang pariwisata di Danau Toba, dengan memiliki kelas berstandar internasional seperti hotel dan resort berstandar internasional, meeting, incentive, convention and exhibition (MICE), agro-forestry, pertanian organik, wisata desa.
"Luas area otoritatif BPODT yang memiliki luas lebih kurang 386,5 hektare di Sibisa, Kabupaten Toba Samosir yang diperuntukkan sebagai pengembangan Eco-Cultural Tourism Development," tutur Arie.
Sementara itu, Menteri Pariwisata, Arief Yahya sangat mengapresiasi momentum ini. Dengan kerja sama ini sebagai wujud pengembangan pariwisata Danau Toba, untuk menarik satu juta wisatawan mancanegara di 2019. Kemudian, langkah dilakukan BPODT sudah tepat.
"Tantangan investasi Pariwisata khususnya di 10 destinasi pariwisata prioritas, termasuk Danau Toba sampai tahun 2024, yaitu kebutuhan kesediaan 120 ribu kamar hotel, 15 ribu restoran, 100 taman rekreasi,100 operator diving, 100 Marina, 100 KEK, dan amenitas pariwisata lainnya," ucap Arief.
Arief menjelaskan, pertumbuhan pariwisata Tanah Air tiga kali lebih tinggi dari Pertumbuhan Regional ASEAN, bahkan dunia. Sampai Desember 2017, pertumbuhan pariwisata Indonesia naik 22 persen jauh diatasi pertumbuhan pariwisata ASEAN tujuh persen dan pertumbuhan pariwisata dunia 6,4 persen.
Ketujuh investor adalah berasal dari PT Gaia Toba Mas, PT Agung Concern, PT Alas Rimbawan Lestari, PT Gamaland Toba Properti, PT Crystal Land Development), PT Asset Pacific dan PT Arcs House.(*)
Sementara itu, Menteri Pariwisata, Arief Yahya sangat mengapresiasi momentum ini. Dengan kerja sama ini sebagai wujud pengembangan pariwisata Danau Toba, untuk menarik satu juta wisatawan mancanegara di 2019. Kemudian, langkah dilakukan BPODT sudah tepat.
"Tantangan investasi Pariwisata khususnya di 10 destinasi pariwisata prioritas, termasuk Danau Toba sampai tahun 2024, yaitu kebutuhan kesediaan 120 ribu kamar hotel, 15 ribu restoran, 100 taman rekreasi,100 operator diving, 100 Marina, 100 KEK, dan amenitas pariwisata lainnya," ucap Arief.
Arief menjelaskan, pertumbuhan pariwisata Tanah Air tiga kali lebih tinggi dari Pertumbuhan Regional ASEAN, bahkan dunia. Sampai Desember 2017, pertumbuhan pariwisata Indonesia naik 22 persen jauh diatasi pertumbuhan pariwisata ASEAN tujuh persen dan pertumbuhan pariwisata dunia 6,4 persen.
Ketujuh investor adalah berasal dari PT Gaia Toba Mas, PT Agung Concern, PT Alas Rimbawan Lestari, PT Gamaland Toba Properti, PT Crystal Land Development), PT Asset Pacific dan PT Arcs House.(*)
Sumber: Viva.co.id
0 Komentar
Komentar Dilarang Melanggar UU ITE