Sandiwara Politiknya Terbongkar
Inanta (Ibu-red) Ratna Sarumpaet. Detik.com |
Jambipos Online, Jambi-Inanta (Ibu-red) Ratna Sarumpaet belakangan ini semakin tenar saja. Perempuan asal Tano Batak ini tersohor bukan karena film yang dibintangi atau teatar yang dilakoninya jadi perguncingan publik. Tapi drama politik dan teater sandiwara pembohongan publik membuatnya namanya terbang kelangit dan tak pulang ke Samosir tanah kelahiranya.
Masuk dalam lingkaran “kardus” membuat Inanta Ratna Sarumpaet semakin fasih untuk menghalalkan segala cara untuk membuat issu yang ujung-ujungnya mengarah kepada Pemerintah. Bahkan ulah dan peran sandiwara Inanta Ratna Sarumpaet seolah-olah menjadi ujung tombak untuk membuat berita bohong yang massif dan terorganisir.
Akting terbaru sandiwara Inanta Ratna Sarumpaet adalah “Wajah Lebam Korban Penganiayaan OTK”. Sungguh issu yang seksi dan hampir mengalahkan pemberitaan “Evakuasi Korban Gempa Palu, Donggala, Sigi” yang menewaskan 1000 jiwa lebih dan melululantakkan ratusan ribu rumah penduduk.
Bahkan pemuja Inanta Ratna Sarumpaet seketika ramai-ramai menyikapi berita “Wajah Lebam Korban Penganiayaan OTK” dan membuat pernyataan yang sangat keji dan menyudutkan pemerintah. Bahkan media nasionalpun keder dibuatnya dan memaksa untuk memuat pernyataan pemuja Inanta Ratna Sarumpaet, karena isunya seksi.
Tapi, Polisi tak begitu saja menelan bulat-bulat informasi pemberitaan media dan pengakuan dari Inanta Ratna Sarumpaet lewat orang-orang sekitarnya. Dalam sehari, Polisi membongkar “sandiwara” Inanta Ratna Sarumpaet yang mengaku dianiaya OTK (Orang Tak Kenal) di Bandara Bandung 21 September 2018 lalu, yang beritanya dugaan penganiayaan itu tersiar Selasa 2 Oktober 2018.
Eh Ternyata Operasi Plastik
Teganya dirimu Amboru Ratna Sarumpaet mempermalukan Orang Batak yang berhasil menipu orang-orang di sekelilingmu. Pulahlah Namboru Ratna Sarumpaet ke Samosir dan bertobatlah dan menjauhlah dari kelompok “kardus-kardus” itu.
Mengutip dari www.CCNIndonesia.com, Polisi menyebut wajah lebam Ratna Sarumpaet disebabkan operasi plastik bukan karena dianiaya seperti yang beredar selama ini. Hasil penyelidikan awal diketahui, Ratna operasi plastik di sebuah klinik bedah di kawasan Menteng, Jakarta Pusat.
Penyelidikan melibatkan dua Polda yakni Jawa Barat dan Metro Jaya. Dokumen hasil penyelidikan tersebut beredar di kalangan wartawan.
Penyelidikan Polda Jabar menyebut pada tanggal 21 September 2018 tak ada konferensi dengan negara asing di Bandung. Dalam pemberitaan disebut, Ratna dianiaya usai menghadiri konferensi dengan beberapa peserta dari luar negeri.
Selain itu tidak ada saksi mata di Bandara Husein Sastranegara Bandung yang melihat aksi pengeroyokan dan tidak ada daftar manifes atas nama Ratna Sarumpaet.
Hasil penyelidikan Polda Metro Jaya menguatkan penyelidikan Polda Jabar. Pertama dari nomor telepon seluler Ratna yang dinyatakan aktif di Jakarta, bukan di Bandung pada tanggal 20-24 September 2018.
Sementara dari pengecekan rekening Ratna dan anaknya ada tiga kali dana keluar yang didebet di Rumah Sakit Khusus Bedah Bina Estetika masing-masing sebesar Rp25 juta pada tanggal 20 September 2018, Rp25 juta pada tanggal 21 September, dan Rp40 juta pada tanggal 24 September 2018.
Polisi juga sudah meminta keterangan ke RS Bina Estetika dan diperoleh keterangan bahwa Ratna Sarumpaet menjadi pasien di rumah sakit tersebut pada tanggal 20, 21 dan 24 September 2018.
Hal ini diperkuat dengan rekaman CCTV di klinik tersebut dan buku daftar pasien. Seorang perwira kepolisian membenarkan hasil penyelidikan dua Polda tersebut terkait Ratna Sarumpaet. “Ya benar itu," kata perwira Polri yang enggan disebutkan namanya itu.
Sementara perwira lain di Polda Metro Jaya membenarkan bahwa Ratna bukan dianiaya namun operasi plastik. Di lain pihak, Ratna Sarumpaet sejauh ini belum memberikan tanggapan terhadap perkembangan kasusnya ini. Sejumlah orang dekat Ratna, terutama dari kubu capres Prabowo Subianto hingga kemarin menyebut bahwa muka lebam Ratna karena dianiaya di Bandung.
RS Bedah Bina Estetika Menteng
Detik.com juga memberitakan, Polisi melakukan penyelidikan untuk memastikan benar-tidaknya Ratna Sarumpaet dianiaya di Bandung pada 21 September 2018. Polisi menyatakan jurkamnas Prabowo Subianto-Sandiaga Uno itu diketahui memang mendatangi di rumah sakit, tapi bukan karena adanya laporan penganiayaan.
“Bahwa benar Ratna Sarumpaet dirawat pada 21-24 September 2018 di RS Khusus Bedah Bina Estetika," ujar Dirkrimum Polda Metro Jaya Nico Afinta di Polda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (3/10/2018).
Dari hasil penyelidikan polisi, diketahui Ratna mendatangi RS Khusus Bedah Bina Estetika, Menteng, Jakarta Pusat. Dari keterangan ini, informasi yang menyatakan Ratna berada di Bandung, Jawa Barat, pada 21 September tidak terbukti.
“Tercatat dalam buku register rawat inap RS Bina Estetika Ratna Sarumpaet masuk hari Jumat, tanggal 21 September 2018, pukul 17.00 WIB," ucap Nico.
Polisi mendapatkan bukti keberadaan Ratna di rumah sakit tersebut. Menurut polisi, Ratna dirawat di ruang B.1 Lantai 3 selama berada di RS Khusus Bedah Bina Estetika.
“Berdasarkan rekaman CCTV, Ratna Sarumpaet keluar RS Bina Estetika pada Senin, tanggal 24 September, pukul 21.28 WIB menggunakan taksi Blue Bird," sebutnya.
Sebelumnya diberitakan, kubu Prabowo-Sandiaga mengungkap Ratna dianiaya saat berada di Bandung pada 21 September 2018. Waketum Gerindra bahkan menyebut Ratna dianiaya 2-3 pria.
"Penganiayaan itu dilakukan oleh mungkin 2-3 orang laki-laki, di parkiran di luar mobil. Tapi mengenai detailnya, saya belum tahu," kata Fadli di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (2/10/2018).
Disebut Operasi Plastik
Beredar informasi mengenai Ratna Sarumpaet melakukan operasi plastik pada 21 September 2018, tanggal ketika dia disebut menjadi korban penganiayaan. Informasi itu jadi perdebatan antara dr Tompi dan Fahri Hamzah-Fadli Zon di Twitter.
Tompi, penyanyi yang juga dokter bedah plastik, awalnya mengungkapkan kekagetannya soal kabar operasi plastik yang disebut sebagai dikeroyok. Di tweet itu, Tompi memang tidak langsung menyebut nama Ratna.
"Gilaaaaa menjadikan bengkak operasian sebagai akibat di keroyok massa!!! Mrk sedang membodohi diri sendiri. Dan kita rakyat tertipu dan terbawa amarah. Ini contoh bagus bagaimana oknum politisi memainkan jurus2" tulis Tompi, Rabu (3/10/2018).
Dia juga merespons tweet Fahri Hamzah. Fahri awalnya me-retweet posting-an Dahnil Anzar yang berisi foto Ratna saat bertemu dengan Prabowo Subianto.
"Mau menasihati agar ibu Ratna tegar apalah kita ini...umur beliau 70 tahun...kita belum tentu setegar beliau...tapi diam dengan keadaan ini adalah durhaka kepada Ibu pertiwi... #SaveDemokrasi" tulis Fahri.
Tompi lalu membalasnya. "Bang fahri, kl boleh saran Cek info yg masuk pak. Jgn telen aja. Ingat Tuhan. Jgn ingat pilpres ajaa," balas Tompi.
Saling berbalas tweet masih berlanjut. Fahri meminta Tompi membatasi diri karena dia bukan ahli foto atau digital forensik.
"Tapi anda harus membatasi diri. Anda buka ahli foto atau digital forensik...anda dokter bedah kulit setahu saya...ada yg kulitnya rusak karena dianiaya seperti ibu @RatnaSpaet dan ada yg seperti pasien anda yg ingin nampak lebih cantik.belajar bedain itu aja dl dok.😃" balas Fahri.
Tompi pun merevisi pernyataan Fahri. Dia lalu mengajak Fahri ikut memeriksa kondisi Ratna agar bisa mendapatkan hasilnya.
"Sy bedah plastik, bukan bedah kulit bnag. BEDA itu! Makanya sy ajak bang fahri yuk kita periksa bareng. Ajak istri abang kan dr bedah juga. Jd fair. Jgn telen aaja info dr @fadlizon . Temen bs khilaf," tulis Tompi.
Fahri lalu melanjutkan tweet-nya untuk menanggapi pernyataan Tompi soal Ratna Sarumpaet sambil mengunggah foto pertemuan Ratna dengan Prabowo. Dia juga mempertanyakan langkah polisi yang akan membeberkan hasil penelusuran tanpa meminta keterangan Ratna.
Sebelumnya, Ratna sudah bertemu dengan capres Prabowo Subianto dan menceritakan kejadian yang dialaminya. Pengakuan Ratna lalu dikisahkan kembali oleh Wakil Ketua Tim Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi, Nanik S Deyang. Ratna dan dua temannya, kata Nanik, menuju Bandara Husein Sastranegara, Bandung, Jawa Barat, menggunakan taksi pada 21 September 2018. Setelah dua temannya turun dari taksi, peristiwa nahas itu terjadi di sekitar Bandara Husein Sastranegara, Bandung, Jawa Barat.
"Mbak Ratna sebetulnya agak curiga saat tiba-tiba taksi dihentikan agak jauh dari keramaian. Nah, saat dua temannya yang dari luar negeri turun dan berjalan menuju bandara, Mbak Ratna ditarik tiga orang ke tempat gelap dan dihajar habis oleh tiga orang dan diinjak perutnya," tutur Nanik.
Ia melanjutkan, setelah dipukuli tiga orang tak dikenal tersebut di tempat gelap, Ratna kemudian dilempar ke pinggir jalan aspal hingga bagian samping kepalanya robek. Nanik menyebut kejadian itu sangat cepat sehingga Ratna kesulitan mengingat urutan kejadiannya.
"Mbak Ratna masih sedikit sadar saat dia kemudian dibopong sopir taksi dan dimasukkan ke dalam taksi. Oleh sopir taksi, Mbak Ratna diturunkan di pinggir jalan di daerah Cimahi," kata dia.
Nanik mengatakan Ratna kemudian mencoba mencari kendaraan lain untuk menuju rumah sakit di Cimahi. Ratna, kata Nanik, juga menghubungi temannya yang seorang dokter bedah dan kemudian langsung ditangani pihak RS.
"Mbak Ratna malam itu juga langsung balik ke Jakarta dan dalam situasi trauma habis. Dia harus berdiam diri selama 10 hari. Barulah hari Minggu lalu dia memanggil Fadli Zon ke rumahnya dan baru semalam Fadli Zon melaporkan ke Pak Prabowo, dan hari ini di suatu tempat menemui Pak Prabowo," ujarnya. Ratna Sarumpaet sendiri belum melaporkan klaim penganiayaan ini ke polisi. Ratna disebut pesimistis.
Tim Prabowo Serahkan
Masih pemberitaan Detik.com, Rabu pagi beredar informasi mengenai Ratna Sarumpaet melakukan operasi plastik pada 21 September 2018, tanggal ketika dia disebut menjadi korban penganiayaan. Tim Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menyerahkan kepada Ratna Sarumpaet sepenuhnya mengenai benar-tidaknya informasi yang beredar tersebut.
“Pertama, tentu seperti tadi saya sampaikan yang bisa menjelaskan secara detail adalah Bu Ratna, makanya sejak awal kami minta Bu Ratna sampaikan saja ke publik, jangan takut, jangan sampai kemudian jadi polemik, itu yang kita minta," ujar Koordinator Jubir Badan Pemenangan Nasional Prabowo Sandi, Dahnil Anzar Simanjuntak, Rabu (3/10/2018).
Dahhnil menyatakan hal tersebut menjawab pertanyaan mengenai beredarnya informasi Ratna melakukan operasi plastik pada 21 September di salah satu rumah sakit yang ada di Menteng, Jakarta Pusat. Informasi yang berupa data dalam file PDF ini beredar di jejaring media sosial sejak pagi ini.
"Ya itu dia nanti yang bisa jelas kan Bu Ratna ya, apakah beliau ke situ, apalagi kan kalau kemudian bonyok segala macam, saya juga tidak bisa, secara detail," kata Dahnil.
Dalam file PDF yang beredar di media sosial tersebut, disebutkan bahwa data dalam file itu bersumber dari hasil penyelidikan polisi. Penyelidikan itu, merujuk pada file tersebut, dilakukan setelah beredar kabar viral Ratna dianiaya di Bandung pada 21 September 2018.
Ketika dimintai konfirmasi mengenai hal ini, Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto menyatakan siang ini polisi akan menggelar konferensi pers mengenai kabar penganiayaan Ratna. “Akan ada konferensi pers hari ini mengenai kabar tersebut," ujar Setyo.(JP-Berbagaisumber/Lee)
0 Komentar
Komentar Dilarang Melanggar UU ITE