Lena dan Leni. |
Jambipos Online-Lena dan Leni pertama kali mengenal sepak takraw pada tahun 2006 silam.
Ada pemandangan unik setiap tim nasional sepak takraw putri berlaga. Pasalnya ada dua perempuan berwajah identik yang begitu lihai di lapangan. Mereka adalah Lena dan Leni, si kembar di lapangan sepak takraw. Lantas seperti apa awal mula perjumpaan Lena dan Leni dengan sepak takraw?
“Agar biaya sekolah gratis sejak SMA sudah ikut menjadi atlet takraw dan dari situ Alhamdulillah selalu berhasil menjadi juara antarpelajar, kejuaran daerah, sampai kejuaraan nasional.”
Lena dan Leni pertama kali mengenal sepak takraw pada tahun 2006 silam. Setahun berselang mereka langsung masuk Pelatnas dan resmi menyandang sebagai atlet nasional. Padahal sebelumnya kehidupan si kembar asal Indramayu ini jauh dari kata layak.
“Pada kehidupan dulu sebelum menjadi atlet kita ikut bantu-bantu orang tua dan tetangga seperti ke sawah dan cuci piring.”
Untuk memenuhi kebutuhan hidup, Lena dan Leni banting tulang kerja serabutan. Mulai dari menjadi buruh cuci hingga mengais sampah demi sepatu bekas untuk sekolah. Semua itu dilakukan demi melanjutkan pendidikan.
“Karena ingin melanjutkan sekolah dan melihat teman-teman ikut takraw untuk bisa lanjut sekolah tanpa dipungut bayaran jadi kita juga ikutan ikut takraw.”
Akhirnya Tuhan membukakan jalan bagi si kembar di lapangan sepak takraw. Olahraga ini seakan menjadi jawaban dari segala ikhtiar Lena dan Leni.
“Sepak takraw is my life” ujar Leni.
“Karena kita sudah dibiayai dan difasilitasi dari mengikuti sepak takraw ini, jadi kita tidak mau mengecewakan sekolah juga dan terus berlatih yang lama-lama. Sepak takraw ini menjadi hobi kita sekaligus profesi. Alhamdulillah juga berkat prestasi di sepak takraw kita juga diberikan pekerjaan dari bupati.”
Berkat prestasi Lena dan Leni mendapat beasiswa pendidikan hingga ditawari pekerjaan. Tak hanya itu, si kembar bahkan sanggup memberangkatkan orang tuanya ke Tanah Suci. Semua itu karena prestasi mereka di sepak takraw.
“Tahun 2010 pas pertama kali ikut Asian Games dan sehabis itu juga mendapatkan bonus porda lalu kita bisa mendaftarkan orang tua ke Tanah Suci di tahun 2014. Orang tua pun berangkat selagi kita ke Incheon, Korea Selatan, karena ada pertandingan.”
Namun perjalanan Lena dan Leni di sepak takraw tidak selalu mulus. Pada SEA Games 2017 lalu, di Malaysia, mereka sampai menangis karena merasa di curangi.
“Waktu itu sebenarnya kita sudah mimipin jauh leading 70 poin dan dari kualitas kita di atas para pemain Malaysia ya tapi mungkin memang belum rezeki kita saja pada saat itu. Kebetulan waktu itu pak mentri kan juga nonton langsung dan memberikan motivasi kepada kita semua pada saat itu untuk jangan terlalu berlarut-larut dalam kesedihan.”
Kini si kembar sudah move on dan siap tampil pada Asian Games 2018 nanti. Lena dan Leni bahkan sudah tidak sabar untuk bertanding di lapangan.
“Sudah siap tempur, siap main! Kita sudah dibekali semuanya dari segi teknik, skill, dan mental insyaAllah sudah siap main.”
Di Asian Games nanti, duet Lena dan Leni sangat mudah dikenali secara visual. Saat pertandingan mereka kerap menggunakan bandana dengan motif dan warna yang sama. Kira-kira kenapa ya?
“Sebenarnya itu bukan untuk gaya-gayaan atau apa. Cuma kalau nggak pake bandana pada lecet dan sakit kepalanya. Dulu pernah waktu tanding di Jambi sampai berdarah itu di kepala.”
Jangan biarkan keringat, air mata, bahkan darah yang menetes dari tubuh Lena dan Leni menjadi sia-sia. Kita harus dukung perjuangan dan pengorbanan mereka di Asian Games 2018 nanti.
Mengenal Lebih Jauh Sosok Kembar Atlet Sepak Takraw Indonesia
Ada pemandangan unik setiap tim nasional sepak takraw
putri berlaga. Pasalnya ada dua perempuan berwajah identik yang begitu
lihai di lapangan. Mereka adalah Lena dan Leni, si kembar di lapangan
sepak takraw. Lantas seperti apa awal mula perjumpaan Lena dan Leni
dengan sepak takraw?
Sumber: BeritSatu.com
0 Komentar
Komentar Dilarang Melanggar UU ITE