Ephorus (Pimpinan Tertinggi) Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS) Pdt Martin Rumanja Purba. |
Keluarga
korban tenggelamnya KM Sinar Bangun melakukan acara penaburan bunga terhadap korban di Dermaga
Tigaras, Kabupaten Simalungun, Selasa (3/7/2018) (Tribun Medan / Tommy
Simatupang) |
Jambipos Online, Tigaras-Ratusan warga dan keluarga korban KM Sinar Bangun melaksanakan ibadah untuk mendoakan korban yang tenggelam di perairan Danau Toba sebagai penghormatan terakhir.
Prosesi ibadah tersebut digelar di lokasi monumen tenggelamnya KM Sinar Bangun yang berjarak hanya sekitar 20 meter dari Pelabuhan Tigaras, Kabupaten Simalungun, Selasa (3/7/2018).
Prosesi ibadah keluarga korban yang beragama Nasrani dengan kebaktian yang dipimpin Bishop Gereja Kristen Protestan Indonesia (GKPI) Pdt Oloan Pasaribu, didampingi Ephorus (Pimpinan Tertinggi) Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS) Pdt Martin Rumanja Purba, Ketua Moderamen Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) Agustinus Purba, dan Kepala Departemen Apostolat GKPI Pendeta Humala Lumbantobing.
Sedangkan keluarga korban yang beragama Islam menggelar salat gaib dan doa bersama yang dipimpin Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Simalungun Abdul Halim Lubis dan Pimpinan Persulukan Naghsabandiyah Tuan Guru Muda Sakban Rajagukguk.
Ketika memasuki proses berdoa, terlihat banyak keluarga korban yang menangis karena tidak akan bertemu lagi dengan keluarga mereka yang tenggelam di perairan Danau Toba.
Usai menjalankan ibadah, keluarga korban KM Sinar Bangun dibawa ke pinggiran Danau Toba untuk menabur bunga.
Setelah proses tabur bunga, seluruh keluarga korban kembali ke lokasi semula untuk menyaksikan peletakan batu pertama monumen KM Sinar Bangun.
Sebelumnya, kapal kayu KM Sinar Bangun yang mengangkut 164 penumpang dilaporkan tenggelam di perairan Danau Toba, antara Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir dan Desa Tigaras, Kecamatan Dolok Pardamean, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, Senin (18/6/2018), sekitar pukul 17.30 WIB.
Dalam proses pencarian, tim gabungan telah menemukan 21 korban selamat dan tiga korban tewas.
Sementara itu, Pemerintah memutuskan untuk menghentikan evakuasi KM Sinar Bangun pada 3 Juli 2018. Untuk memberikan penghormatan, keluarga korban beragama Kristen melaksanakan Ibadah dan doa bersama di Pelabuhan Tigaras, Kabupaten Simalungun.
Sementara yang beragama Islam melakukan Salat Gaib. Keluarga korban menyanyikan beberapa lagu Kidung Jemaat. Suasana haru terasa dalam kebaktian tersebut. Para keluarga korban terus menangis sepanjang ibadah.
Selesai acara ibadah, mereka melaksanakan acara penaburan bunga. Isak tangis kembali pecah pada acara ini. Keluarga korban tak hentinya menangis seraya menyebut nama korban. Penaburan bunga ini berlangsung selama satu jam.
Seperti diketahui, Tim Basarnas gabungan tidak berhasil menemukan 164 korban yang hilang. Hal ini lantaran KM Sinar Bangun tenggelam di dasar danau mencapai 450 meter.
Suhu air danau yang sangat dingin juga menjadi penyebab utama korban dan bangkai KM Sinar Bangun tak dapat dievakuasi. Keluarga korban melakukan acara penaburan bunga terhadap korban di Dermaga Tigaras, Kabupaten Simalungun, Selasa (3/7/2018)
Mengenang tragedi ini, Pemerintah Kabupaten Simalungun dan keluarga korban membangun monumen kapal di Pelabuhan Tigaras, Kabupaten Simalungun. (Berbagai Sumber/Asenk Lee Saragih)
0 Komentar
Komentar Dilarang Melanggar UU ITE