Kebakaran hutan dan lahan (karhutla). ( Foto: Humas BNPB )
|
Kebakaran lahan yang menimbulkan asap cukup tebal tersebut terdapat di kawasan perkebunan Kecamatan Muara Tembesi dan Mersam. Samral mengatakan, 11 kecamatan di Kabupaten Batanghari rawan kebakaran hutan dan lahan setiap musim kemarau.
Jambipos Online, Jambi-Kebakaran hutan dan lahan yang masih terus terjadi di beberapa kabupaten di Jambi pada musim kemarau saat ini mengakibatkan menyebarnya asap ke wilayah Kota Jambi. Asap kebakaran hutan dan lahan yang menyelimuti Kota Jambi bahkan semakin tebal. Ketebalan asap biasanya berangsur berkurang siang hari menyusul meningkatnya tiupan angin.
Pantauan Suara Pembaruan di Kota Jambi, Kamis (19/7/2018) pagi, asap kebakaran hutan dan lahan yang menyelimuti kota itu lebih tebal dibanding beberapa hari lalu. Namun meningkatnya ketebalan asap belum sampai mengganggu jadwal penerbangan, transportasi sungai, dan aktivitas masyarakat. Jarak pandang di Kota Jambi Kami pagi masih mencapai dua kilometer.
Meningkatnya ketebalan asap di Kota Jambi disebabkan masih adanya kebakaran hutan dan lahan di beberapa kabupaten yang berbatasan dengan Kota Jambi, yakni di Kabupaten Batanghari dan Muarojambi.
Hal tersebut dibenarkan Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Batanghari, Samral. Menurut Samral, pihaknya menemukan dua lokasi kebakaran lahan di Kabupaten Batanghari, Rabu (18/7/2018).
Kebakaran lahan yang menimbulkan asap cukup tebal tersebut terdapat di kawasan perkebunan Kecamatan Muara Tembesi dan Mersam. Kebakaran lahan tersebut belum padam secara total.
Samral mengatakan, 11 kecamatan di Kabupaten Batanghari rawan kebakaran hutan dan lahan setiap musim kemarau. Daerah rawan kebakaran di Batanghari terutama di kawasan perkebunan kelapa sawit, karet, hutan, dan semak belukar. Karena itu pihaknya kini mengintensifkan pemantauan kebakaran di 11 kecamatan tersebut.
Dijelaskan, meningkatnya ketebalan asap di Kabupaten Batanghari dan Kota Jambi juga dipengaruhi terbakarnya sumur minyak ilegal di Desa Pompa Air, Kecamatan Bajubang, Kabupaten Batanghari, Rabu (18/7/2018).
“Kebakaran sumur minyak di tengah perkebunan kelapa sawit tersebut belum bisa dipadamkan hingga Kamis. Kebakaran sumur minyak ilegal tersebut masih mengepulkan asap tebal,” katanya.
Secara terpisah Kepala Seksi (Kasi) Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Provinsi Jambi, Kurnianingsih mengatakan, pihaknya mendeteksi 39 hot spot (titik panas) di beberapa kabupaten Provinsi Jambi, pekan ini. Hot spot tersebut terdapat di Kabupaten Sarolangun, Batanghari, Tebo, dan Merangin.
“Munculnya hot spot tersebut menunjukkan bahwa kebakaran hutan dan lahan di beberapa kabupaten di Provinsi Jambi masih terjadi. Pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan ini harus terus diintesifkan mengingat musim kemarau di Jambi semakin meningkat,” katanya.(JP)
Sumber: Suara Pembaruan
0 Komentar
Komentar Dilarang Melanggar UU ITE