Jambipos Online, Jambi - Sedikitnya 16 hektare (ha) lahan
di kawasan pantai timur Provinsi Jambi terbakar. Sekitar 10 ha
kebakaran lahan tersebut terjadi di Desa Sungaisayang, Kecamatan Sadu,
Kabupaten Tanjungabung Timur (Tanjabtim) dan enam hektare di Desa
Pematangbuluh, Kecamatan Betara, Kabupaten Tanjungjabung Barat
(Tanjabbar).
Kebakaran lahan di Desa Sungaisayang, Sadi, Tanjabtim belum bisa
dipadamkan hingga Kamis (26/7/2018). Helikopter pemadam kebakaran hutan dan
lahan sangat dibutuhkan untuk memadamkan kebakaran lahan tersebut dari
udara. Sedangkan kebakaran lahan di Desa Pematangbuluh, Sadu, Tanjabbar
sudah bisa dipadamkan.
Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tanjabtim, Rahmad Hidayat di
Muarasabak, Tanjabtim, Kamis (26/7/2018) menjelaskan, sekitar 10 ha lahan
yang terbakar di Desa Sungaisa berada di areal pertanian masyarakat.
“Satuan gabungan BPBD, Polri dan TNI di Tanjabtim sudah berupaya
memadamkan kebakaran lahan tersebut, Rabu (25/7). Namun karena lahan
yang terbakar cukup luas dan jauh, kebakaran belum bisa dipadamkan. Kami
mengharapkan Satuan Tugas (Satgas) Penanggulangan Kebakaran Hutan dan
Lahan (Karhutla) Provinsi Jambi melakukan pemadaman melalui bom air (water bombing) menggunakan helikopter hari ini, Kamis (26/7/2018),”katanya.
Dijelaskan, meluasnya kebakaran lahan di kawasan pertanian Desa
Sungaisayang, Sadu, Tanjabtim karena kurang cepat terpantau. Setelah
meluas, barulah kebakaran tersebut terpantau dan langsung dilakukan
pemadaman.
“Kebakaran lahan di Sadu ini diduga disengaja petani untuk membuka lahan. Pemilik lahan sudah diamankan petugas,” ujarnya.
Sementara itu Camat Betara, Toni Ermawan Putra mengatakan, kebakaran
enam hektare lahan di areal perusahaan perkebunan PT AMM di Desa
Pematangbuluh, Betara, Tanjabbar sudah berhasil dipadamkan, Rabu (25/7/2018).
Pemadaman kebakaran lahan itu dilakukan tim gabungan BPBD Tanjabbar,
Manggala Agni, TNI, Polri dan perusahaan hutan tanaman industri, PT WKS.
Pemadaman kebakaran lahan tersebut dibantu pengebomam air (water
bombing) menggunakan helikopter milik PT WKS.
“Penyebab kebakaran lahan tersebut masih diselidiki. Pihak perusahaan PT AMM sudah dipanggil polisi,”ujarnya.
Secara terpisah Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika
(BMKG) Provinsi Jambi, Nurangesti Widyastuti di Jambi, mengatakan,
karhutla di Jambi masih terus terjadi menyusul musim kemarau
berkepanjangan di daerah itu. Jumlah hot spot (titik api) di Jambi pada Rabu (25/7/2018) terpantau di lima lokasi.
Dua hot spot
tersebut berada di wilayah Kecamatan Teboulu, Kabupaten Tebo. Kemudian
di Kecamatan Bajubang, Kabupaten Batanghari, Kecamatan Sadu, Tanjabtim
dan Betara, Tanjabbar masing-masing terpantau satu hot spot.
Dijelaskan, sejak Januari hingga 25 Juli 2018, jumlah hot spot di Jambi mencapai 110 titik. Sedangkan hot spot
paling banyak di daerah itu terjadi Juni - 25 Juli, yakni 53 titik.
Luas hutan dan lahan yang terbakar di Jambi sejak Januari – 25 Juli
mencapai 130,5 hektare.
Kawasan hutan yang terbakar sekitar 41,5 ha (32 persen) dan kawasan
APL (Areal Peruntukan Lain) sekitar 89 ha (68 persen). Kawasan gambut
yang terbakar di daerah tersebut sekitar 9,1 ha dan kawasan mineral
sekitar 121, 4 ha.
Sementara itu pantauan Suara Pembaruan, asap yang
menyelimuti Kota Jambi beberapa hari terakhir mulai menghilang, Kamis
(26/7/2018) pagi. Hilangnya asap tersebut disebabkan hujan deras yang
mengguyur Kota Jambi, Kabupaten Muarojambi, dan Batanghari, Rabu (25/7/2018)
sore.
Hujan deras yang berlangsung hampir tiga jam Rabu sore menyebabkan
kebakaran lahan dan semak belukar di wilayah Kabupaten Muarojambi,
Batanghari dan Kota Jambi padam.(JP)
Sumber: Suara Pembaruan
0 Komentar
Komentar Dilarang Melanggar UU ITE