Foto bangkai KM Sinar bangun yang beredar di sosial media. BNPB menyatakan foto tersebut hoax. ( Foto: Istimewa ) |
Pada kedalaman 200 meter, manusia tidak akan mampu bertahan hidup. Alat yang dipakai tim SAR Gabungan dan penyelam tidak ada yang dapat menjangkau sampai dasar Danau Toba.
DOK |
"Foto bangkai KM Sinar Bangun yang beredar di medsos (media sosial) tidak logis, itu hoax," kata Kepala Humas dan Pusat Data Informasi BNPB, Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangannya, Selasa (26/5/2018).
Sutopo mengatakan, kedalaman dasar Danau Toba sekitar 500 meter (m), bukan 1.600 meter. Adapun kegelapan di perairan semakin bertambah seiring kedalaman danau. Kegelapan pekat dimulai dari kedalaman lebih dari 200 m. Pada kedalaman ini, ditandai dengan penurunan suhu yang memisahkan antara air permukaan yang hangat dan air kedalaman yang dingin.
Selain itu, pada kedalaman 200 m, terdapat gelombang dalam yang menutupi air dingin di kedalaman danau. Adapun cahaya tidak ada sama sekali pada kedalaman lebih dari 1.000 meter. "Jadi lebih dari 200 m sebenarnya sudah gelap dan dingin," kata Sutopo.
Secara logika tegas Sutopo, tidak mungkin bangkai KM Sinar Bangun difoto karena kondisi dasar Danau Toba gelap gulita. Alat yang dipakai tim SAR Gabungan dan penyelam tidak ada yang dapat menjangkau sampai dasar Danau Toba di kedalaman 500an meter.
Untuk meneliti kegelapan di kedalaman lautan atau danau, kata dia, manusia memerlukan alat modern. Pada kedalaman lebih dari 20-30 meter, manusia tidak akan mampu menyelam tanpa alat bantu. "Sedangkan, pada kedalaman 200 meter, manusia tidak akan mampu bertahan hidup," kata dia.
Sebelumnya objek yang diduga KM Sinar Bangun diinformasikan telah ditemukan pada kedalaman 450 meter pada hari ketujuh pencarian. Namun belakangan pihak Basarnas menyatakan kedalamannya 490 meter, sehingga belum ditemukan alat dan cara untuk mengangkat bangkai kapal tersebut. Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI M Syaugi mengatakan, pihaknya akan melakukan upaya maksimal untuk mengangkut objek berukuran panjang 20 meter dan lebar 5 meter itu.
Syaugi menyatakan, pihaknya sudah menanyakan ke sejumlah negara lain mengenai alat yang dapat mengangkat objek pada kedalaman 490 meter. Namun alat yang ada sejauh ini hanya mencapai kedalaman maksimal 100 meter. "Kita berusaha semaksimal mungkin. Paling tidak bagaimana ini untuk mengangkat atau menarik," kata Syaugi, Senin (25/6/2018).
Tim SAR mencoba menurunkan jangkar di sekitar lokasi temuan objek. Mereka akan berusaha menariknya ke permukaan.
Selain berupaya mengangkat objek yang diduga sebagai bangkai KM Sinar Bangun, tim SAR juga terus melakukan pencarian terhadap korban. Tim darat, danau, udara dan penyelam dikerahkan untuk mencari korban.
Seperti diberitakan, KM Sinar Bangun tenggelam dalam pelayaran dari Simanindo, Samosir, menuju Tigaras, Simalungun, Senin (18/6) sore. Kapal kayu itu diduga mengangkut lebih dari 200 penumpang plus puluhan sepeda motor sebelum terbalik dan tenggelam. Sejauh ini baru 21 penumpang yang ditemukan, 3 di antaranya dalam keadaan meninggal dunia.(BS)
Sumber: BeritaSatu.com
0 Komentar
Komentar Dilarang Melanggar UU ITE