ILUSTRASI-PERGANTIAN KEPALA PERWAKILAN BANK BI PROV JAMBI. |
Jambipos Online, Jambi-Provinsi Jambi tercatat mengalami inflasi 0,21% (mtm) atau 3,79% (yoy) pada April 2018. Perkembangan inflasi tersebut lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional sebesar 0,10% (mtm) atau 3,41% (yoy). Inflasi Provinsi Jambi disumbangkan oleh Kota Jambi yang tercatat mengalami inflasi 0,21% (mtm) dengan inflasi tahunan sebesar 3,89% (yoy), dan Kabupaten Bungo dengan inflasi sebesar 0,18% (mtm) atau secara tahunan mengalami inflasi 2,96% (yoy).
Laju inflasi Kota Jambi pada April 2018 terutama disebabkan oleh kenaikan komoditas volatile food dan administered price. Komoditas volatile food yang menjadi penyumbang utama inflasi adalah bawang merah, daging ayam ras, jeruk, udang basah, nila, tomat buah, sawi hijau dan gabus. Sedangkan inflasi pada komoditas administered price, terutama didorong oleh bensin dan rokok kretek filter.
Komoditas volatile food juga menjadi penyumbang utama inflasi Kabupaten Bungo, terutama akibat kenaikan harga bawang merah, daging ayam ras, semangka, nila dan bawang putih. Selain itu, inflasi Kabupaten Bungo juga terutama didorong oleh kenaikan harga bensin pada komoditas administered price serta emas perhiasan dan bola lampu pada komoditas inflasi inti .
Mempertimbangkan perkembangan harga terkini serta proyeksi kebijakan penetapan harga oleh pemerintah maupun pelaku usaha, inflasi Provinsi Jambi pada Mei 2018 diperkirakan berada pada kisaran 0,20%-0,60% (mtm) dengan inflasi tahunan pada kisaran 3,70%-4,10% (yoy), masih berada dalam sasaran inflasi nasional 3,5±1%. Inflasi utamanya akan didorong oleh komoditas volatile food seiring lonjakan permintaan menjelang dan selama periode Ramadhan.
Kelompok bahan pangan bergejolak diperkirakan akan mengalami tekanan inflasi pada 2 (bulan) ke depan hingga Idul Fitri 1439 H. Berdasarkan data 2 (dua) tahun terakhir, komoditas yang diperkirakan menjadi penyumbang utama inflasi adalah cabai merah, daging ayam ras, bawang merah, udang dan ikan nila.
Disamping itu, lonjakan permintaan angkutan udara terutama pada periode sebelum masuknya Ramadhan, juga diperkirakan akan mendorong inflasi pada kelompok administered price. Namun demikian, pelemahan harga komoditas CPO dan karet diperkirakan akan menahan daya beli masyarakat.
Ke depan, risiko yang dapat menyebabkan tekanan inflasi lebih tinggi dari perkiraan (upside risk) antara lain adalah pelemahan nilai tukar Rupiah yang berdampak pada kenaikan harga barang-barang impor (imported inflation) termasuk bahan pangan bergejolak a.l.bawang putih, gandum, tepung terigu dan kedelai. Selain itu, kenaikan harga bahan bakar non subsidi dapat mendorong kenaikan komoditas lainnya (second round effect).
Mencermati tantangan dan potensi risiko inflasi tahun 2018, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Jambi bersama Kementerian Perdagangan telah melakukan rapat koordinasi dengan seluruh TPID Kabupaten/Kota, OPD dan instansi terkait serta pelaku usaha. Rapat tersebut dilakukan dalam rangka menentukan langkah-langkah strategis untuk stabilisasi harga menjelang dan selama periode Ramadhan/Idul Fitri tahun 2018 .(JP-Rel)
0 Komentar
Komentar Dilarang Melanggar UU ITE