Pedagang Cabei di Pasar Kebun Handil.Photo Asenk Lee Saragih |
Jambipos Online, Jambi-Provinsi Jambi pada Maret 2018 terpantau mengalami inflasi 0,60% (mtm) atau 4,17% (yoy), lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional 0,20% (mtm) atau 3,40% (yoy). Perkembangan inflasi Provinsi Jambi disumbang oleh Kota Jambi yang tercatat mengalami inflasi 0,63% (mtm) dengan inflasi tahunan 4,28% (yoy), dan Kabupaten Bungo dengan inflasi 0,32% (mtm) atau 3,15% (yoy).
Inflasi Kota Jambi terutama disebabkan kenaikan harga komoditas volatile food yaitu cabai merah, bawang merah, bayam, daging ayam ras, udang basah, bawang putih, kangkung dan sawi hijau. Disamping itu, juga dipengaruhi oleh kenaikan harga mobil pada kelompok inti dan bensin pada kelompok administered price.
Sejalan dengan kondisi di Kota Jambi, inflasi Kabupaten Bungo didorong terutama oleh komoditas volatile food dan kelompok inti. Komoditas volatile food penyumbang utama inflasi adalah cabai merah, bawang merah, bawang putih, daging ayam ras, dan cabai rawit. Sementara, komoditas inti yang mendorong inflasi adalah nasi dengan lauk, biaya jaringan saluran TV, sabun detergen bubuk/cair, siomay dan sepatu.
Mempertimbangkan perkembangan harga terkini serta proyeksi kebijakan penetapan harga oleh pemerintah maupun pelaku usaha, inflasi Provinsi Jambi pada April 2018 diperkirakan berada pada kisaran 0,11%-0,51% (mtm) dengan inflasi tahunan pada kisaran 3,70%-4,10% (yoy), atau masih berada dalam sasaran inflasi nasional 3,5±1%.
Inflasi akan didorong oleh kelompok administered price terutama bahan bakar minyak non subsidi seiring meningkatnya harga energi primer di pasar internasional, serta komoditas rokok menyusul penyesuaian tarif cukai rokok yang meningkat 10,04% mulai Januari 2018.
Selain itu, menguatnya daya beli masyarakat yang berimbas dari kenaikan harga komoditas dunia dan penyesuaian upah minimum tahun 2018 diperkirakan akan mendorong inflasi inti (core inflation). Musim panen yang berlangsung pada Maret-April 2018 diperkirakan dapat menahan laju inflasi volatile food terutama untuk komoditas beras.
Ke depan, risiko yang dapat menyebabkan tekanan inflasi lebih tinggi dari perkiraan (upside risk) antara lain adalah curah hujan tinggi yang berpotensi menyebabkan gagal panen dan menghambat proses distribusi ke wilayah Jambi, serta kenaikan harga bahan bakar non subsidi yang dapat mendorong kenaikan komoditas lainnya (second round effect).
Mencermati tantangan dan potensi risiko inflasi tahun 2018, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Jambi telah melakukan rapat koordinasi bersama Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait dalam rangka memantau pelaksanaan pengendalian inflasi tahun 2018. Selain itu, TPID Provinsi Jambi juga telah menyelesaikan penyusunan program kerja pengendalian inflasi tahun 2018.(JP-Rel)
0 Komentar
Komentar Dilarang Melanggar UU ITE