Pedagang Ikan Laut di Pasar Kebun Handil, Jelutung, Kota jambi. Photo Asenk Lee Saragih. |
Jambipos Online, Jambi-Perkembangan IHK Provinsi Jambi pada Februari 2018 terpantau mengalami deflasi sebesar 0,77% (mtm) atau secara tahunan mengalami inflasi 3,91% (yoy). Inflasi bulanan Provinsi Jambi jauh lebih rendah dibandingkan realisasi inflasi nasional sebesar 0,17% (mtm) atau 3,18% (yoy).
Perkembangan deflasi Provinsi Jambi disumbang oleh Kota Jambi yang tercatat mengalami deflasi 0,83% (mtm) dengan inflasi tahunan sebesar 3,95% (yoy), dan Kabupaten Bungo yang juga deflasi 0,13% (mtm) atau secara tahunan tercatat mengalami inflasi sebesar 3,55% (yoy).
Deflasi Kota Jambi pada Februari 2018 utamanya disebabkan oleh penurunan harga komoditas volatile food yaitu daging ayam ras, cabai merah, bayam, kangkung, ikan nila, daun singkong, udang basah, tomat sayur, ketimun dan telur ayam ras. Disamping itu, juga dipengaruhi oleh penurunan tarif angkutan udara pada kelompok administered price.
Sejalan dengan kondisi di Kota Jambi, deflasi Kabupaten Bungo didorong terutama oleh penurunan harga komoditas volatile food dan administered price. Komoditas volatile food yang menjadi penyumbang utama deflasi pada Februari 2018 adalah daging ayam ras, cabai merah, gula pasir, ikan gabus, cakalang, minyak goreng, cabai rawit dan teri.
Sementara, komoditas administered price yang mengakibatkan terjadinya deflasi pada Februari 2018 adalah bahan bakar rumah tangga dan angkutan udara.
Memperhatikan perkembangan harga terkini serta proyeksi kebijakan penetapan harga oleh pemerintah maupun pelaku usaha, inflasi Provinsi Jambi pada Maret 2018 diperkirakan utamanya akan didorong oleh kelompok administered price seiring kenaikan harga komoditas migas dan batu bara di pasar internasional, serta komoditas rokok menyusul penyesuaian tarif cukai rokok yang meningkat 10,04% mulai Januari 2018.
Selain itu, menguatnya daya beli masyarakat yang berimbas dari kenaikan harga komoditas dunia dan penyesuaian upah minimum tahun 2018 diperkirakan akan mendorong inflasi inti (core inflation). Namun demikian, musim panen yang berlangsung pada Maret 2018 akan menahan laju inflasi volatile food.
Ke depan, beberapa potensi risiko yang dapat menyebabkan tekanan inflasi lebih tinggi dari prakiraan (upside risk) antara lain adalah curah hujan tinggi yang berpotensi menyebabkan gagal panen dan menghambat proses distribusi ke wilayah Jambi, lonjakan harga bahan bakar yang dapat mendorong kenaikan tarif angkutan dan komoditas lainnya (second round effect), serta perubahan skema subsidi LPG 3 kg yang akan mendorong kenaikan permintaan bahan bakar rumah tangga.
Mencermati tantangan dan potensi risiko inflasi tahun 2018, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Jambi telah berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten/Kota dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait untuk menyusun langkah-langkah strategis dalam pengendalian inflasi daerah yang mencakup aspek penguatan kelembagaan, peningkatan produksi, efisiensi tata niaga, stabilitasi harga dan penyediaan sarana/prasarana penunjang.(JP-Rel)
0 Komentar
Komentar Dilarang Melanggar UU ITE