Jambipos Online, Merangin-Warga Desa Tanjung Gedang, Kecamatan Pamenang, Kabupaten Merangin mengeluh dengan ulah Kepala Desa Tanjung Gedang Sukri (45) yang baru menjabat Kepala Desa lebih kurang satu tahun setengah, pembangunan amburadul. Dalam membangun juga tidak transparansi.
Tokoh masyarakat Desa Tanjung Gedang, Alim mengatakan pada Jambipos, pembangunan 2 unit sumur bor tidak bisa digunakan airnya, yang satu kurang kedalaman, yang satu lagi airnya berbau busuk.
Padahal pembangunan pada tahun 2016 lalu, cuma air yang keluar bau itu satu bulan setengah, sampai saat ini tidak digunakan lagi.
"Kami sudah pernah melapor sama kepala desa karena aromanya bau, dibilang coba disedot terus airnya itu. Setiap hari air sumur disedot tidak juga hilang baunya. Jadi sekarang sudah hampir punah, kades tidak mau tahu," katanya.
Tidak ketinggalan ibu rumah tangga Saudah (32) asli warga Desa Tanjung Gedang mengatakan kalau sumur bor ini berhasil di konsumsi masyarakat, alangkah bahagianya masyarakat desa ini.
Sekarang terpaksa mengambil air kesungai Merangin. "Airnya keruh, karena hulu sungai banyak sekali kegiatan PETI untuk mengambil emas, juga dari rumah sangat jauh pak," katanya.
LSM LP@TRI meminta Pemkab Merangin (BANWASDA) turun kelapangan untuk memeriksa pembangunan Desa Tanjung Gedang.
LSM LP@TRI meminta Pemkab Merangin (BANWASDA) turun kelapangan untuk memeriksa pembangunan Desa Tanjung Gedang.
"Jangan periksa SP 1 saja tolong periksa fisik pembangunannya. tidak cukup periksa diatas kertas. Sesuai dengan kata bapak Bupati, membangun dari desa ke kota. Kami dari LSM akan membuat laporan bagi kepala desa yang melanggar dari aturanya," ujarnya.
Kades Tanjung Gedang Marzuki pada tanggal (4/11/2017) dijumpai Jambipos ditanya masalah sumur bor sudah amburadul juga tidak beroperasi lagi. Dia menjawab itu anggaran tahun 2016 dan juga warga tidak mau memeliharanya. "Rusak sedikit datang juga minta dana perbaikan dengan saya," cetusnya.
Ditanya kenapa airnya bau busuk, dia menjawab saya sudah suruh warga kuras dulu airnya. supaya airnya bagus. tapi warga itu sedikit demi sedikit minta sama saya dananya.
Ditanya berapa dana sumur bor itu, dia menjawab 25 juta untuk satu buah sumur. ditanya kenapa tidak diperbaiki, dia menjawab tidak ada lagi dananya.
Ditanya berapa jumlah penduduk, dia jawab 3017, berapa jumlah KK, 1037. ditanya mata pilih dia jawab 827. Sewaktu Jambipos mau pulang dikasih uang Rp 100.000 lalu ditolak. Terpaksa dia lemparkan kedalam mobil. Ditanya uang apa ini pak? Dia jawab buat beli minyak. Jambipos anggap uang sogokan. (JP-Yah)
0 Komentar
Komentar Dilarang Melanggar UU ITE