Jambipos Online, Jambi-Krisis air bersih di Kota Jambi semakin meluas menyusul tak mengalirnya suplai air dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Mayang Jambi. Krisis air juga melanda warga yang dekat dengan tangki induk air PDAM.
Novi (32), warga rukun tetangga (RT) 15, Kelurahan Kebun handil, Kecamatan Jelutung, Kota Jambi kepada Jambipos Online, Kamis (19/10/2017) pagi mengatakan, keluarganya terpaksa meminta air dari tetangganya yang memiliki sumur air.
Dia juga terpaksa membeli air bersih dari perusahaan air minum swasta menyusul krisis air bersih. Hal ini dilakukan karena air PDAM Tirta Mayang Kota Jambi sudah hampir satu bulan lebih airnya tidak lancar.
Sementara krisis air bersih di Kota Jambi saat ini tersebar di Kelurahan Handil Jaya, Mayang, Kenali Asam, Talang Bakung dan beberapa pemukiman yang jauh dari jangkauan PDAM dan kawasan dataran tinggi.
“Sumur kami sudah hampir sebulan kering dan pasokan air PDAM sering macet. Kami terpaksa membuat sumur bor baru untuk sumber air bersih. Saya harus bayar Rp 25 Juta untuk buat sumur bor air baru. Kalau berharap dari PDAM Tirta Mayang, toh airnya tak lancer juga. Lebih baik saya buat sumur bor saja. Meski biaya buat sumur mahal, tapi airnya cukup untuk kebutuhan sehari-hari,” ujar Sardi, warga Handil Jaya, kepada Jambipos Online saat ditemui saat mengawasi pembuatan sumur bor air disamping rumahnya, Kamis (19/10/2017) siang.
“Keluhan warga Kota Jambi mengenai krisis air bersih hingga kini masih tinggi. Pihak PDAM Kota Jambi belum mampu mengatasi krisis air bersih tersebut. Persoalannya satu instalasi pengolahan air (IPA) baru PDAM kota ini belum kunjung beroperasi. Padahal seharusnya, IPA tersebut sudah difungsikan Juni 2017 lalu,” kata Ketua Komisi III (Bidang Ekonomi dan Pembangunan) Kota Jambi, Junaedi Singarimbun, Kamis (19/10/2017).
Dalam peninjauan Komisi III DPRD Kota Jambi dan Gubernur Jambi, Zumi Zola ke PDAM Tirta Mayang Kota Jambi baru-baru ini, terungkap bahwa perusahaan air minum di kota itu sudah memprogramkan penambahan 10.000 pelanggan baru dua tahun 2017. Namun karena dua IPA, yakni IPA Broni dan Aur Duri Kota Jambi tak kunjung beroperasi, rencana penambahan sambungan air bersih tersebut belum terealisasi.
“Masih banyak warga masyarakat Kota Jambi mengeluh karena distribusi air bersih dari PDAM ke rumah mereka tidak lancar. Terkadang air PDAM yang mengalir ke rumah warga kotor,” katanya.
Junaedi menambahkan, pada rapat dengar pendapat Komisi III DPRD Kota Jambi dengan PDAM Tirta Mayang belum lama ini, pihak PDAM mengakui pembangunan IPA Broni berkapasitas 600 liter air per detik sudah selesai. Namun ternyata pengoperasian IPA tersebut belum dilakukan.
Karena itu DPRD Kota Jambi meminta PDAM setempat serius menangani pembangunan IPA tersebut agar target penambahan 10.000 sambungan air minum tahun ini bisa terlaksana.
“IPA PDAM Tirta Mayang Kota Jambi ini dibangun dari dana bantuan pusat. IPA Broni ini berkapasitas 600 liter per detik, mampu meningkatkan pasokan air bersih kepada ribuan pelanggan baru. Semestinya IPA tersebut sudah selesai dibangun April 2017 lalu dan dioperasikan mulai Juni 2017. Namun hingga kunjungan Menteri PUPR ke IPA tersebut awal Oktober 2017 lalu, belum juga bisa dioperasikan,” katanya.
Gubernur Jambi, H Zumi Zola Zulkifli,S.TP,MA dan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Provinsi Jambi, H.Arfan mendampingi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Republik Indonesia (RI), DR.Ir.Mochamad Basoeki Hadimoeljono,M.Sc beserta seluruh Direktur Jenderal (Dirjen) lingkup Kementerian PUPR RI meninjau Pembangunan Bronjong di Kawasan Danau Sipin serta meninjau Lokasi Pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) PDAM Tirta Mayang Kota Jambi, bertempat di Lorong Remaja Kelurahan Solok Sipin Kecamatan Danau Sipin Kota Jambi, Senin (09/10/2017) siang.
Sudah Rampung
Sementara Kepala Bagian (Kabag) Humas PDAM Tirta Mayang Kota Jambi Jendro Suseno, menjelaskan, krisis air bersih di Kota Jambi disebabkan musim kemarau dalam dua bulan terakhir. Kemarau membuat sumur warga kering. Selain itu, menyebabkan Sungai Batanghari menyusut, sehingga pasokan bahan baku air PDAM Tirta Mayang Kota Jambi terganggu.
“Penurunan debit air Sungai Batanghari hingga tiga meter selama kemarau ini sehingga pasokan air ke Instalasi Pengolahan Air (IPA) PDAM berkurang. Akibatnya distribusi air PDAM kepada pelanggan juga sering terganggu," katanya.
Dijelaskan, selama musim kemarau, pasokan air baku PDAM Tirta Mayang Kota Jambi berkurang sekitar 25 persen. Kondisi tersebut menyebabkan kapasitas produksi lima IPA PDAM juga menurun. Perinciannya, produksi IPA Benteng PDAM Tirta Mayang Kota Jambi turun dari rata-rata 600 liter per detik menjadi 400 liter per detik.
IPA Tanjung Sari turun dari 100 liter per detik menjadi 75 liter per detik dan IPA Aur Duri turun dari 220 liter per detik menjadi 212 liter per detik. Sedangkan IPA Pasir Panjang turun dari 40 liter per detik menjadi 39 liter per detik dan produksi air IPA Tanjung Johor turun dari 20 liter per detik menjadi 13 liter per detik.
“Ini membuat beberapa wilayah permukiman di Kota Jambi mengalami gangguan distribusi air bersih di antaranya Kecamatan Jambi Timur dan Kecamatan Jambi Selatan,” katanya.
Menurut Jendro Suseno, untuk mengatasi krisis air bersih di Kota Jambi, pihaknya meningkatkan air bersih menggunakan mobil tangki. Satu tangki air bersih berkapaitas 4.000 liter ditebus warga dengan harga Rp 150.000.
Namun pengiriman air bersih tidak semua bisa dilayani dengan cepat, karena warga yang memesan banyak. “Pemesanan air bersih kepada PDAM Kota Jambi selama dua bulan terakhir meningkat 50 persen. Sedangkan mobil tangki PDAM Kota Jambi saat ini hanya 10 unit," katanya.
Krisis air bersih di Kota Jambi hingga kini tidak bisa teratasi akibat terbatasnya produksi air Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Mayang Kota Jambi. Jumlah keluarga di Kota Jambi yang belum terjangkau jaringan pipa air bersih mencapai 60.000 atau sekitar 59 persen dari sekitar 102.000 rumah tangga.
Disebutkan, pembangunan IPA Broni sudah rampung 100 persen. Saat ini pihaknya sedang menyelesaikan sistem pengoperasian dan pendistribusian air saja. “IPA Broni berkapasitas 600 liter per detik tersebut nantinya mampu mendistribusikan air hingga kawasan Pal 10, Kecamatan Kotabaru, Kota Jambi atau sekitar 15 kilometer dari IPA Broni. Pengoperasian IPA Broni ini sudah bisa dimulai bulan Agustus,” katanya.
Menurut Jendro Suseno, molornya pengoperasian IPA Broni PDAM Kota Jambi tersebut akibat keterlambatan pihak kontraktor menyerahkan proyek tersebut kepada PDAM. Pembangunan IPA tersebut sepenuhnya dilaksanakan pemerintah pusat (Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat/PUPR).
“Jadi kami masih menunggu proses serah terimanya,”ujarnya. Sementara Gubernur Jambi, Zumi Zola mengatakan, IPA Broni sudah siap dioperasikan. Intake (pipa masuk) ke bak penampungan air sudah berfungsi.
Saat ini hanya menunggu kesiapan PDAM setempat menyalurkan air dari IPA tersebut kepada pelanggan. Produksi air bersih yang disalurkan ke pelanggan dari IPA Broni berkapasitas 600 liter per detik tersebut baru 300 liter per detik atau 50 persen.
“Pemerintah Provinsi Jambi terus berupaya meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, termasuk peningkatan pelayanan air minum. Karena Kami terus memantau pelaksanaan pembangunan IPA Broni dan Aur Duri PDAM Kota Jambi in. Beroperasinya dua IPA PDAM ini diharapkan dapat mengurangi keluhan masyarakat mengenai krisis air bersih,”katanya.
Zola mengungkapkan, Pemprov Jambi siap membantu mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh PDAM Tirta Mayang Kota Jambi, termasuk penggantian pipa air yang sudah tua dan harus diganti. Selain itu, pihaknya juga siap membantu mengupayakan dana pusat untuk pembangunan berbagai fasilitas PDAM di Jambi melalui Anggota DPR RI Daerah Pemilihan Jambi, H Bakri.(JP-Lee)
0 Komentar
Komentar Dilarang Melanggar UU ITE