Petugas kepolisian Polda Metro Jaya berada di lokasi
pabrik petasan yang terbakar di Kosambi, Tangerang, Banten, 26 Oktober
2017. Kebakaran yang diduga akibat dari ledakan salah satu tempat
pembuatan kembang api itu menewaskan setidaknya 47 orang karyawan dan
puluhan lainnya terluka bakar. (Antara/Wahyu Putro A)
Jambipos Online, Jakarta - Pemilik pabrik kembang api (PT Panca Buana Cahaya Sukses) IL (40) yang hangus terbakar, saat ini sedang berada di Malaysia. Polisi bakal melakukan pemeriksaan terhadap yang bersangkutan terkait usahanya.
"Iya kebetulan pemiliknya sedang ada di Malaysia. Belum tahu (ada keperluan apa di Malaysia)," ujar Kapolres Metro Tangerang Kota Komisaris Harry Kurniawan, Kamis (26/10).
Dikatakan, polisi akan memeriksa pemilik pabrik apabila sudah kembali ke Indonesia.
"Ya kalau dia sudah kembali, kita akan lakukan klarifikasi terkait usahanya dan kegiatan pembuatan kembang api. Ya sudah (komunikasi dengan pemilik). Iya (akan kembali ke Indonesia)," ungkapnya.
Ia menyampaikan, polisi masih menyelidiki apa penyebab kebakaran yang menewaskan 47 orang tersebut.
"Yang paling utama yang akan dilihat penyebab terjadinya kebakaran itu. Apakah dia punya safety dalam kegiatan selama berlangsungnya pekerjaan karyawan, kami juga akan mintai keterangan terkait pembuatan kembang api," katanya.
Menurutnya, sejauh ini polisi sudah memeriksa tiga orang saksi terkait kebakaran itu. "Kita melakukan pemeriksaan tiga orang saksi," tandasnya.
Ada 103 orang
Sedikitnya ada 103 orang yang bekerja di pabrik petasan milik PT Panca Buana Cahaya Sukses yang meledak di Kosambi, Kabupaten Tangerang, Kamis (26/10) pukul 09.00 WIB.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Nico Afinta menyebut menurut hasil penyelidikan diketahui jumlah pekerja di gudang petasan yang meledak sekitar 103 orang.
Sementara itu, untuk data sementara korban yang dirawat di sejumlah rumah sakit sekitar 43 orang.
"Kami tanyakan jumlah pekerja setelah didata ada 103 orang yang bekerja," ujar Nico di lokasi ledakan, Kosambi, Tangerang, Kamis (26/10).
"Namun, kami cek bersama-sama korban yang di rumah sakit sekarang sudah terdata ada 43 orang," tambahnya.
Sementara dari dalam reruntuhan gudang, Nico mengatakan telah ditemukan 23 korban tewas. Kondisinya mengenaskan, tak bisa dikenali. Kemungkinan, jumlah korban akan bertambah.
Hingga kini, lanjut Nico, polisi masih mencari keberadaan pekerja lainnya. "Kami masih mencari dan identifikasi beberapa orang lainnya," katanya.
Saksi Mata: Ledakan Berasal dari Mobil di Dekat Gudang
Seorang saksi mata mengatakan ledakan di gudang petasan bukan berasal dari dalam gudang tapi dari mobil yang sedang terparkir di dekat gudang.
"Saat itu kan sedang jalan produksi, kalau ledakan itu berasal dari tangki-tangki mobil, bukan dari bahan (pembuat petasan)," kata seorang pekerja pabrik, Ade, di Kosambi, Tangerang, Kamis (26/10).
Menurut Ade, saat kejadian dirinya sedang berada di luar gudang petasan namun sempat terkena hembusan hawa panas tinggi sehingga sebagian kulitnya mengelupas.
Data korban tewas ledakan pabrik petasan di wilayah Penggudangan 99, Kosambi, Kabupaten Tangerang, terus bertambah. Informasi terbaru jumlah korban tewas jadi 47 orang.
Pabrik petasan itu memang memiliki 103 pekerja. Sejauh ini, data korban yaitu 47 orang tewas dan 46 lainnya luka-luka.
Pabrik kembang api yang meledak di Pergudangan 99 Tangerang, Banten, Kamis (26/10/2017), diduga tidak memiliki izin. Polisi segera memanggil pemilik pabrik kembang api.
Bupati: Pengobatan Korban Kebakaran Pabrik Petasan Ditanggung Jamkesda
Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar menyatakan semua biaya pengobatan korban kebakaran gudang kembang api di Kosambi, Tangerang, Banten, ditanggung oleh Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda).
"Kami sudah mendata dan keluarga korban tidak perlu panik mengenai biaya yang harus dikeluarkan," kata Ahmed Zaki Iskandar di Tangerang, Kamis (26/10) malam.
Ahmed mengatakan bahwa dirinya telah mengunjungi semua korban yang ditangani medis di RS Bun, Klinik Kesehatan Kosambi, RS Mitra Usada, dan RSUD Tangerang.
Untuk sementara, kata dia, lebih fokus pada evakuasi korban karena semua yang meninggal dilarikan ke RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur.
Untuk perawatan di RSUD Kabupaten Tangerang terdapat tujuh pasien yang semuanya merupakan karyawan gudang kembang api PT Panca Buana Cahaya Sukses (PBCS).
Pihaknya telah bekerja sama dengan petugas keamanan untuk mengevakuasi korban, termasuk pengamanan di lokasi kejadian.
Bahkan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tangerang telah siaga di lokasi membantu korban.
Ia menambahkan petugas dari Dinas Kesehatan dan aparat Kecamatan Kosambi serta Dinas Tenaga Kerja setempat telah mendata korban meninggal maupun perawatan.
Menyinggung soal izin gudang itu, dia mantan anggota Komisi I DPR RI itu mengatakan bahwa perusahaan itu memiliki izin sejak 2016 dan mulai beroperasi pertengahan Agustus 2017.
Sementara itu, petugas RSUD Kabupaten Tangerang menangani tujuh korban kebakaran gudang kembang api di Kecamatan Kosambi dengan kondisi luka bakar 60 hingga 80 persen.
Staf Humas RSUD Kabupaten Tangerang Fauziah Wulansari menyebutkan di antara mereka ada yang menjalani operasi serius. Saat ini, tengah ditangani petugas medis.
Korban yang mendapatkan perawatan tersebut, yakni Nurhayati (20), Lilis (22), Siti Fatimah (15), Atin Puspita (32), Sami (35), M. Khadiman (32), dan Anggi (18).
Sementara itu, korban yang menderita luka bakar pada sekujur tubuh dalam kondisi 80 persen adalah Atin Puspita menjalani operasi fasiotomi.
Korban lainnya terkena luka bakar tubuh mencapai 40 hingga 60 persen, yakni M. Khadiman, Anggi, Lilis, dan Siti Fatimah. (BS)
Dikatakan, polisi akan memeriksa pemilik pabrik apabila sudah kembali ke Indonesia.
"Ya kalau dia sudah kembali, kita akan lakukan klarifikasi terkait usahanya dan kegiatan pembuatan kembang api. Ya sudah (komunikasi dengan pemilik). Iya (akan kembali ke Indonesia)," ungkapnya.
Ia menyampaikan, polisi masih menyelidiki apa penyebab kebakaran yang menewaskan 47 orang tersebut.
"Yang paling utama yang akan dilihat penyebab terjadinya kebakaran itu. Apakah dia punya safety dalam kegiatan selama berlangsungnya pekerjaan karyawan, kami juga akan mintai keterangan terkait pembuatan kembang api," katanya.
Menurutnya, sejauh ini polisi sudah memeriksa tiga orang saksi terkait kebakaran itu. "Kita melakukan pemeriksaan tiga orang saksi," tandasnya.
Ada 103 orang
Sedikitnya ada 103 orang yang bekerja di pabrik petasan milik PT Panca Buana Cahaya Sukses yang meledak di Kosambi, Kabupaten Tangerang, Kamis (26/10) pukul 09.00 WIB.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Nico Afinta menyebut menurut hasil penyelidikan diketahui jumlah pekerja di gudang petasan yang meledak sekitar 103 orang.
Sementara itu, untuk data sementara korban yang dirawat di sejumlah rumah sakit sekitar 43 orang.
"Kami tanyakan jumlah pekerja setelah didata ada 103 orang yang bekerja," ujar Nico di lokasi ledakan, Kosambi, Tangerang, Kamis (26/10).
"Namun, kami cek bersama-sama korban yang di rumah sakit sekarang sudah terdata ada 43 orang," tambahnya.
Sementara dari dalam reruntuhan gudang, Nico mengatakan telah ditemukan 23 korban tewas. Kondisinya mengenaskan, tak bisa dikenali. Kemungkinan, jumlah korban akan bertambah.
Hingga kini, lanjut Nico, polisi masih mencari keberadaan pekerja lainnya. "Kami masih mencari dan identifikasi beberapa orang lainnya," katanya.
Saksi Mata: Ledakan Berasal dari Mobil di Dekat Gudang
Seorang saksi mata mengatakan ledakan di gudang petasan bukan berasal dari dalam gudang tapi dari mobil yang sedang terparkir di dekat gudang.
"Saat itu kan sedang jalan produksi, kalau ledakan itu berasal dari tangki-tangki mobil, bukan dari bahan (pembuat petasan)," kata seorang pekerja pabrik, Ade, di Kosambi, Tangerang, Kamis (26/10).
Menurut Ade, saat kejadian dirinya sedang berada di luar gudang petasan namun sempat terkena hembusan hawa panas tinggi sehingga sebagian kulitnya mengelupas.
Data korban tewas ledakan pabrik petasan di wilayah Penggudangan 99, Kosambi, Kabupaten Tangerang, terus bertambah. Informasi terbaru jumlah korban tewas jadi 47 orang.
Pabrik petasan itu memang memiliki 103 pekerja. Sejauh ini, data korban yaitu 47 orang tewas dan 46 lainnya luka-luka.
Pabrik kembang api yang meledak di Pergudangan 99 Tangerang, Banten, Kamis (26/10/2017), diduga tidak memiliki izin. Polisi segera memanggil pemilik pabrik kembang api.
Bupati: Pengobatan Korban Kebakaran Pabrik Petasan Ditanggung Jamkesda
Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar menyatakan semua biaya pengobatan korban kebakaran gudang kembang api di Kosambi, Tangerang, Banten, ditanggung oleh Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda).
"Kami sudah mendata dan keluarga korban tidak perlu panik mengenai biaya yang harus dikeluarkan," kata Ahmed Zaki Iskandar di Tangerang, Kamis (26/10) malam.
Ahmed mengatakan bahwa dirinya telah mengunjungi semua korban yang ditangani medis di RS Bun, Klinik Kesehatan Kosambi, RS Mitra Usada, dan RSUD Tangerang.
Untuk sementara, kata dia, lebih fokus pada evakuasi korban karena semua yang meninggal dilarikan ke RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur.
Untuk perawatan di RSUD Kabupaten Tangerang terdapat tujuh pasien yang semuanya merupakan karyawan gudang kembang api PT Panca Buana Cahaya Sukses (PBCS).
Pihaknya telah bekerja sama dengan petugas keamanan untuk mengevakuasi korban, termasuk pengamanan di lokasi kejadian.
Bahkan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tangerang telah siaga di lokasi membantu korban.
Ia menambahkan petugas dari Dinas Kesehatan dan aparat Kecamatan Kosambi serta Dinas Tenaga Kerja setempat telah mendata korban meninggal maupun perawatan.
Menyinggung soal izin gudang itu, dia mantan anggota Komisi I DPR RI itu mengatakan bahwa perusahaan itu memiliki izin sejak 2016 dan mulai beroperasi pertengahan Agustus 2017.
Sementara itu, petugas RSUD Kabupaten Tangerang menangani tujuh korban kebakaran gudang kembang api di Kecamatan Kosambi dengan kondisi luka bakar 60 hingga 80 persen.
Staf Humas RSUD Kabupaten Tangerang Fauziah Wulansari menyebutkan di antara mereka ada yang menjalani operasi serius. Saat ini, tengah ditangani petugas medis.
Korban yang mendapatkan perawatan tersebut, yakni Nurhayati (20), Lilis (22), Siti Fatimah (15), Atin Puspita (32), Sami (35), M. Khadiman (32), dan Anggi (18).
Sementara itu, korban yang menderita luka bakar pada sekujur tubuh dalam kondisi 80 persen adalah Atin Puspita menjalani operasi fasiotomi.
Korban lainnya terkena luka bakar tubuh mencapai 40 hingga 60 persen, yakni M. Khadiman, Anggi, Lilis, dan Siti Fatimah. (BS)
Sumber: BeritaSatu.com
0 Komentar
Komentar Dilarang Melanggar UU ITE