Jambipos Online, Jambi- Sekitar 111.500 hektare (ha) kebun karet rakyat di Provinsi Jambi tidak bisa lagi diandalkan menopang ekonomi petani daerah itu karena umurnya sudah tua. Luas kebun karet tua yang tidak produktif tersebut mencapai 28,44 persen dari sekitar 392.000 ha kebun karet rakyat di provinsi itu.
Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jambi, Agus Rizal kepada wartawan di Jambi, Kamis (24/8/2017) menjelaskan, banyaknya kebun karet rakyat yang berumur tua dan tidak produktif di daerah itu disebabkan lambatnya peremajaan (replanting) karet selama ini.
“Para petani di Jambi tidak mampu melakukan peremajaan kebun karet mereka yang sudah tua akibat keterbatasan modal. Sementara anggaran dana pemerintah kabupaten dan provinsi di Jambi untuk peremajaan karet rakyat juga sangat terbatas,” katanya.
Dikatakan, untuk mengatasi kesulitan ekonomi petani karet tersebut, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jambi terus mengupayakan bantuan dana peremajaan karet rakyat, termasuk mengajukan permintaan bantuan dana kepada Pemerintah Pusat.
“Melalui Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Perubahan 2017, Jambi mendapatkan bantuan peremajaan karet sekitar Rp 19, 7 miliar. Bantuan tersebut dialokasikan untuk peremajaan kebun karet rakyat 1.750 ha,” ujarnya.
Menurut Agus Rizal, bantuan peremajaan karet untuk Jambi tersebut nantinya dimanfaatkan untuk penebangan pohon karet tua, pengolahan lahan, dan penyediaan bibit karet unggul. Untuk menyelamatkan tanaman karet baru dari ancaman kebakaran hutan dan lahan, Pemerintah Pusat juga memberikan bantuan 21 unit sepeda motor, pompa air, selang dan alat-alat pemadam kebakaran hutan dan lahan lainnya.
Dikatakan, peremajaan karet di Provinsi Jambi tahun ini akan dilaksanakan di Kabupaten Batanghari sekitar 300 ha, Sarolangun (400 ha), Bungo 300 (ha), Muarojambi (300 ha), Merangin (350 ha), dan Kabupaten Tebo (100 ha). Sebagian besar petani di enam kabupaten tersebut masih mengandalkan hasil kebun karet untuk sumber pendapatan keluarga mereka.
“Jumlah petani karet di Jambi saat ini masih cukup banyak, yakni sekitar 251.403 kepala keluarga (KK). Sebagian besar kebun karet petani tersebut sudah tua. Produktivitas kebun karet rakyat di Jambi saat ini hanya sekitar 20-30 persen. Jika kebun karet petani tersebut tidak diremajakan, mereka akan sulit bangkit dari keterpurukan ekonomi,” katanya.
Bantuan Tambahan
Sementara itu, Wakil Ketua Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo) Jambi, Jon Kennedy mengatakan, para petani karet di Jambi tidak mampu meremajakan karet mereka yang sudah tua akibat mahalnya biaya peremajaan karet.
“Biaya pengadaan bibit karet unggul sebanyak 500 batang mencapai Rp 30 juta. Besarnya biaya tersebut membuat petani karet sulit meremajakan karet mereka. Karena itu para petani karet di Jambi benar-benar membutuhkan bantuan dana peremajaan karet,” sebutnya.
Dikatakan, melalui program tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility/CSR), Gapkindo Jambi telah menyalurkan bantuan sekitar 6.000 batang bibit karet unggul kepada petani karet di Kabupaten Muarojambi. Bantuan tersebut diberikan sejak tahun 2016. Berkat bantuan tersebut, sekitar 17.500 ha kebun karet tua di kabupaten itu sudah diremajakan. (JP-03)
0 Komentar
Komentar Dilarang Melanggar UU ITE