Jambipos Online, Bengkulu- Sebanyak 351 warga Bengkulu menjadi korban dugaan penipuan dari First Travel karena gagal diberangkatkan haji dan umrah oleh agen perjalanan tersebut.
Warga Bengkulu yang menjadi korban dugaan penipuan dari agen perjalanan First Travel tersebut berasal dari sejumlah kabupaten dan kota di Provinsi Bengkulu.
Salah seorang agen kemitraan First Travel di Bengkulu, Ayuti Ekaputri, di Bengkulu, Sabtu (26/8/2017), tidak membantah hal tersebut. "Ada 351 warga Bengkulu batal diberangkatkan umrah oleh First Travel Jakarta. Padahal, mereka sudah melunasi biaya umrah," ujarnya.
Warga Bengkulu yang batal diberangkatkan umrah oleh First Travel tersebut, katanya, tidak hanya berasal dari Kota Bengkulu saja, tapi cukup banyak berasal dari kabupaten lainnya di Provinsi Bengkulu.
Namun, dia tidak menjelaskan secara rinci jumlah warga dari masing-masing kabupaten dan kota di Bengkulu, yang batal diberangkatkan umrah oleh First Travel tersebut.
"Yang jelas, jumlah keseluruhanya sebanyak 351 orang. Angka ini sesuai data yang dimilikinya. Namun, tidak tertutup kemungkinan jumlahnya lebih dari 351 orang karena agen kemitraan First Travel di Bengkulu dua orang, termasuk dirinya," ujarnya.
Ayuti menambahkan, hampir seluruh calon umrah dan haji yang menjadi korban First Travel ini, mendaftarkan sebagai peserta haji dan umrah di agen perjalanan ini karena mendengar cerita dari informasi dari mulut ke mulut baik dari keluarga, rekan kerja, teman sejawat, maupun informasi lainnya.
Seperti calon haji dan umrah dari Lubuklinggau, Kota Palembang, Sumsel dan Curup, Bengkulu, mereka mendaftar ke agen perjalanan First Travel berdasarkan informasi yang didapat dari keluarga dekatnya.
"Mereka tertarik mendaftar di First Travel ini karena mendengar cerita dari kami yang sudah berangkat dan informasi ini menyebar, makanya warga yang ikut mendaftar jumlah mencapai ratusan orang," ujarnya.
Demikian pula calon jemaah haji dan umrah dari Bengkulu Utara dan Bengkulu Selatan, yang mendaftar ke First Travel karena mendapat informasi dari kenalan yang sudah diberangkatkan agen perjalanan tersebut.
"Jadi, mereka ini mendaftar ke First Travel rata-rata dari informasi yang didapat baik dari keluarga dekat, kenalan, maupun teman kerja bukan karena ajakan dari agen kemintraan," ujarnya.
Terkait hal tersebut, Ayuti mengatakan, pihaknya sudah melaporkan masalah ini ke Kanwil Kemag Bengkulu, dan Mabes Polri di Jakarta. Hal ini dilakukanya sesuai dengan anjuran pemerintah.
"Warga Bengkulu, yang menjadi korban First Travel sudah kita laporkan ke Kanwil Kemag Bengkulu, dan Mabes Polri di Jakarta, termasuk Polda setempat. Semua persoalan ini kita serahkan pihak penegak hukum," ujarnya.
Sementara itu, Kanwil Kemag Bengkulu, Bustasar mengimbau masyarakat agar tidak tertarik dengan tawaran biro perjalanan haji yang menawarkan berbagai fasilitas menarik dengan biaya murah.
"Saya mengimbau mulai sekarang agar masyarakat tidak mudah tertarik dengan tawaran biro perjalanan haji dan umrah yang menawarkan fasilitas lengkap dengan biaya murah, sehingga kasus serupa tidak kembali terjadi di masa mendatang," ujarnya.
Kanwil Kemag Bengkulu, saat ini masih mendata korban dari First Travel di masing-masing kabupaten dan kota di Bengkulu. "Informasi yang kita dapat ada sebanyak 351 orang warga Bengkulu jadi korban dari agen perjalanan tersebut," ujarnya.
Untuk memastikan data korban tersebut, pihaknya masih mendata para korban di setiap kabupaten dan kota di Bengkulu. Hal ini dilakukan agar data warga yang menjadi korban First Travel di Bengkulu menjadi valid, katanya.(JP-03)
Sumber: SuaraPembaruan
Warga Bengkulu yang menjadi korban dugaan penipuan dari agen perjalanan First Travel tersebut berasal dari sejumlah kabupaten dan kota di Provinsi Bengkulu.
Salah seorang agen kemitraan First Travel di Bengkulu, Ayuti Ekaputri, di Bengkulu, Sabtu (26/8/2017), tidak membantah hal tersebut. "Ada 351 warga Bengkulu batal diberangkatkan umrah oleh First Travel Jakarta. Padahal, mereka sudah melunasi biaya umrah," ujarnya.
Warga Bengkulu yang batal diberangkatkan umrah oleh First Travel tersebut, katanya, tidak hanya berasal dari Kota Bengkulu saja, tapi cukup banyak berasal dari kabupaten lainnya di Provinsi Bengkulu.
Namun, dia tidak menjelaskan secara rinci jumlah warga dari masing-masing kabupaten dan kota di Bengkulu, yang batal diberangkatkan umrah oleh First Travel tersebut.
"Yang jelas, jumlah keseluruhanya sebanyak 351 orang. Angka ini sesuai data yang dimilikinya. Namun, tidak tertutup kemungkinan jumlahnya lebih dari 351 orang karena agen kemitraan First Travel di Bengkulu dua orang, termasuk dirinya," ujarnya.
Ayuti menambahkan, hampir seluruh calon umrah dan haji yang menjadi korban First Travel ini, mendaftarkan sebagai peserta haji dan umrah di agen perjalanan ini karena mendengar cerita dari informasi dari mulut ke mulut baik dari keluarga, rekan kerja, teman sejawat, maupun informasi lainnya.
Seperti calon haji dan umrah dari Lubuklinggau, Kota Palembang, Sumsel dan Curup, Bengkulu, mereka mendaftar ke agen perjalanan First Travel berdasarkan informasi yang didapat dari keluarga dekatnya.
"Mereka tertarik mendaftar di First Travel ini karena mendengar cerita dari kami yang sudah berangkat dan informasi ini menyebar, makanya warga yang ikut mendaftar jumlah mencapai ratusan orang," ujarnya.
Demikian pula calon jemaah haji dan umrah dari Bengkulu Utara dan Bengkulu Selatan, yang mendaftar ke First Travel karena mendapat informasi dari kenalan yang sudah diberangkatkan agen perjalanan tersebut.
"Jadi, mereka ini mendaftar ke First Travel rata-rata dari informasi yang didapat baik dari keluarga dekat, kenalan, maupun teman kerja bukan karena ajakan dari agen kemintraan," ujarnya.
Terkait hal tersebut, Ayuti mengatakan, pihaknya sudah melaporkan masalah ini ke Kanwil Kemag Bengkulu, dan Mabes Polri di Jakarta. Hal ini dilakukanya sesuai dengan anjuran pemerintah.
"Warga Bengkulu, yang menjadi korban First Travel sudah kita laporkan ke Kanwil Kemag Bengkulu, dan Mabes Polri di Jakarta, termasuk Polda setempat. Semua persoalan ini kita serahkan pihak penegak hukum," ujarnya.
Sementara itu, Kanwil Kemag Bengkulu, Bustasar mengimbau masyarakat agar tidak tertarik dengan tawaran biro perjalanan haji yang menawarkan berbagai fasilitas menarik dengan biaya murah.
"Saya mengimbau mulai sekarang agar masyarakat tidak mudah tertarik dengan tawaran biro perjalanan haji dan umrah yang menawarkan fasilitas lengkap dengan biaya murah, sehingga kasus serupa tidak kembali terjadi di masa mendatang," ujarnya.
Kanwil Kemag Bengkulu, saat ini masih mendata korban dari First Travel di masing-masing kabupaten dan kota di Bengkulu. "Informasi yang kita dapat ada sebanyak 351 orang warga Bengkulu jadi korban dari agen perjalanan tersebut," ujarnya.
Untuk memastikan data korban tersebut, pihaknya masih mendata para korban di setiap kabupaten dan kota di Bengkulu. Hal ini dilakukan agar data warga yang menjadi korban First Travel di Bengkulu menjadi valid, katanya.(JP-03)
Sumber: SuaraPembaruan
0 Komentar
Komentar Dilarang Melanggar UU ITE