Pekerjaan Tugu Keris Siginjau Sudah Dimulai, Selasa 19 Juli 2017. Foto Asenk Lee Saragih. |
Oleh: Asenk Lee Saragih
Jambipos Online-Pembangunan Kota Jambi kini memang semakin pesat. Mulai dari pembuatan taman-taman rekreasi keluarga hingga pembangunan jalan-jalan lingkungan. Pembangunan wajah Kota Jambi dianggap penting guna mewujudkan sebuah kota besar yang juga sebagai Ibukota sebuah provinsi.
Icon-icon Kota Jambi sudah banyak kita jumpai di Kota Jambi.
Mulai dari Tugu Adipura, Tugu Taman Petani, Tugu Pers, Tugu Pahlawan, Tugu Selamat Datang, dan terakhir Jembatan Pedistrian dan Gentala Arasi Jambi. Taman-taman juga terdapat dimana-mana. Tentunya hal ini sebagai upaya mewujudkan agar Kota Jambi semakin asri.
Salah satu icon Kota Jambi yang cukup terkenal sejak Pemerintahan Kota Jambi era orde baru adalah Tugu Monas Kotabaru Jambi. Pembangunan icon satu ini tentu sudah hasil perencanaan yang matang era pemerintahan dijamannya.
Tentunya pembangunan Tugu Monas Kotabaru Jambi yang ada Jam Besar dan dikaki tugunya ukiran Angso Duo Jambi, tentunya memiliki filosofi pembangunannya. Setiap warga yang berkunjung ke Kota Jambi, kekhasannya adalah singgah di Tugu Monas Kotabaru Jambi.
Walau nama dan bentuknya menyerupai Tugu Monas Jakarta, tentunya pembangunan Tugu Monas Kotabaru Jambi ini penuh pertimbangan pada era pemerintahannya. Tentunya simbol “Kotabaru” melekat pada Tugu Monas Kotabaru Jambi ini.
Lalu kenapa muncul ide untuk mengganti Tugu Monas Kotabaru Jambi menjadi Tugu Keris Siginjai. Tentunya membuat suatu bangunan harus melalui perencanaan yang matang dan penuh pertimbangan.
Bangunan Tugu bukan bangunan sembarangan. Karena bangunan Tugu pasti memiliki nilai Historis bukan seperti bangunan lainnya pada umumnya. Lalu timbul pertayaan siapa punya ide untuk mengganti Tugu Monas itu sehingga diajukan ke Walikota Jambi!.
Apakah Walikota Jambi H Syarif Fasha memiliki naluri sendiri ingin mengganti Tugu Monas jadi Tugu Keris Siginjai Kota Jambi? Tentunya hal ini sudah mendapat persetujuannya hingga mensahkan anggaran untuk proyek ini.
Evolusi Jaman Tugu Monas Jambi. Beda Walikota Beda Pula Kemauan. IST |
Pertayaan inilah yang mencuat di publik lewat pemberitaan media dan juga disampaikan melalui sosial media. Pro-kontra pembangunannya terus mengalir, sementara tahap pembangunanya sudah dimulai.
Proyek Tugu Keris Siginjai sudah dibahas di DPRD Kota Jambi, di Musrenbang Kota Jambi 2016. Namun rencana itu berjalan mulus tanpa adanya penolakan dari pihak-pihak lain. Ataukah proyek ini bersentuhan langsung dengan pundi-pundi kontraktor yang mengerjakannya sehingga harus segera dibangunnya tugu ini.
Tentunya hal ini hanya sebuh taksiran saja. Jelas, pembangunan Tugu Keris Siginjai Kota Jambi sudah melalui tahap prosedur dalam pembangunanya. Lalu kenapa pembangunan Keris Siginjai Kota Jambi harus dipolemikman sekarang jelang Pilkada Kota Jambi Juni 2018 mendatang?
Kata Pemkot Jambi
Seperti diberitakan media Mei 2017 lalu, Pemerintah Kota Jambi berencana akan mengganti Tugu Jam (Tugu Monas) Kotabaru Jambi dengan membangun Tugu Keris Siginjai. Pembangunan Tugu Keris Siginjai itu ditargetkan selesai akhir 2017 dan akan bisa diabadikan warga Jambi.
Design Tugu Keris Siginjai Jambi dengan Anggaran Rp 3 Miliar dari APBD Kota Jambi 2017. IST |
Walikota Jambi Syarif Fasha mengatakan, Tugu Keris Siginjai dipilih karena mimiliki nilai historis dan budaya Kota Jambi. Sehingga sangat cocok dijadikan sebagai ikon Jambi.
“Desainnya sudah kita rancang. Nantinya ada tangan yang akan menggenggam keris siginjai yang memang memiliki nilai historis bagi Kota Jambi. Nantinya ukuran bundaran juga akan diperkecil sehingga tidak terlalu mengganggu lalu lintas yang ada. Karena saat ini ukuran bundaran cukup besar. Akan Saya perkecil seperti bundaran yang ada di depan PLN saat ini. Jadi konsepnya modern namun tetap memiliki nilai historis,” kata Fasha.
Sementara Kepala Dinas PU Kota Jambi, Farti Suandri mengatakan, pembangunan Tugu Keris Siginjai segera dilakukan. Bahkan ditargetkan akhir 2017, tugu tersebut sudah selesai. “Saat ini dalam proses tender. Akan segera kita bangun secepatnya karena targetnya akhir 2017 selesai,” ujarnya Mei 2017 lalu.
“Pembangunan Tugu Keris Siginjai itu akan memakan anggaran lebih dari Rp 3 miliar. Kita tidak merusak apa yang ada, namun konsepnya lebih kepada muatan dan budaya lokal. Pembangunan Tugu Keris Siginjai lebih memuat nilai Historis Kota Jambi dibandingkan dengan Tugu Monas yang terkesan mengabsi Tugu Monas Jakarta dan Jam Gadang Sumbar,” kata Farti.
LAM Jambi Dukung
Ketua Lembaga Adat Melayu Kota Jambi, Azrai Al Basyari juga memberikan tanggapan soal pro-kontra pembangunan Tugu Keris Siginjai. Azrai Al Basyari sangat merespon positif adanya pembangun Tugu Keris Siginjai itu.
Azrai Al Basyari mengaku, pihaknya sudah menyampaikan surat dukungan kepada Wali Kota Jambi untuk pembangunan Lambang Rajo dan Kesultanan Jambi itu. Azrai mengaku sejak Januari 2016 lalu sudah mendengar rencana itu dari Wali Kota H Syarif Fasha.
“Saya langsung merespon baik. Februari 2016 setelah rapat, kami LAM Kota Jambi langsung menyampaiakan dukungan untuk pembangunan Tugu Keris Siginjai itu,” kata Azrai, seperti diansir media online Jambi.
Dengan alasan kuat, LAM Kota Jambi mendukung pembangunan tugu keris ini, kerena memang Keris Siginjai merupakan sejarah Budaya Jambi. “Selama ini lambang itu belum nampak. Makanya kami sangat berterimakasih kepada Wali Kota Syarif Fasha karena memiliki ide tersebut,” ujarnya.
Tanggapan Elemen Masyarakat
Sejumlah elemen masyaraat juga membuat pendapat terkait pro-kontra pembangunan Keris Siginjai di lokasi Tugu Monas Kotabaru Jambi. Ada dari aktivis, kalangan pers hingga aktivis mahasiswa. Tanggapan itu menyebar di sosial media hingga media online danb media cetak.
Salah satu Aktivis Senior Jambi yang juga Advokad yang memberikan pendapat adalah Musri Nauli. Berikut ini komentar Musri Nauli yang dibagikan di akun sosial miliknya.
Satu persatu khas Jambi mulai dihilangkan, dirobohkan, diganti atau bahkan dihancurkan. Bom Batu, Gedung Putro Retno, Kantor Gubernur Jambi, Rumah Panggung Khas Jambi (dibangun kantor BCA Pasar).
Dibangun gedung modern sebagai bukti kehilangan identitas. Entah mall, taman yang nama dari langit, merobohkan dan menggantikan yang baru. Dari pendekatan kultural, jiwa ini sudah dihilangkan. Sok modern, sok gaul dan sokmaju.
Dari pendekatan sejarah, sudah menabrak peraturan Cagar Budaya. Dari pendekatan tata kota dan estetika, sudah tidak jelas arah hendak kemana biduk kemudi diarahkan. Ingatan kolektif telah diputuskan. Nurani telah dicampakkan.
Lihatlah kota-kota besar dunia. Gedung lama tidak dibongkar bahkan dirawat. Gedung modern dibangun bukan menumpuk di kota tapi bergeser ke pinggir kota. Ekonomi berputar. Khas kota tetap terawat. Selamat datang generasi baru. Generasi tanpa identitas.
Lalu ada juga komentar dari Jurnlis Senior di Jambi yakni Suhatman Pisang yang memberikan sekelumit pendapat tentang makna dari sebuah bangunan historis ini lewat sosial media miliknya. Suhatman Pisang menulis dua pendapat dengan judul “Cerita Kita di Tugu Monas Jambi dan Sejarahku "Dipenggal".
Tugu Monas Kotabaru Kota Jambi. IST |
Berikut ini kutipannya: Cerita Kita di Tugu Monas Jambi. By : Suhatman Pisang
Sayang....ingatkah engkau....ketika kita datang dari arah berbeda ??? Aku masuk ke kota ini dari Barat, kau datang dari Timur.. Saat kau tanya aku dimana ??? Aku bingung...karena aku belum paham kota ini...aku berjalan...terus..sampai pada sebuah tugu di depan kantor.....aku diam ....menatap tugu tanpa makna.
Kau bertanya....dimana ??? Aku bingung. Ya sudah berjalanlah terus sampai kau lihat tugu seperti monas... aku menunggumu di situ. Di tugu itu kita di tuntun untuk bersua. Di tugu itu kita bersama menaklukan hidup di kota ini.
Dari tugu ini kita melangkah....menyisir ..mengais rejeki di kota ini. Dari tugu ini kita mencari tempat berteduh...menetap menikmati indahnya kota ini. Dari tugu ini kita menabung untuk membeli kendaraan...mengitari seluruh pelosok kota ini.
Sayang.....tahun ini 2017 tugu ini akan hilang....akan berganti....akan bertukar..karena sudah dianggap sampah. Catatan kita akan ditelan waktu. Tapi yang pasti.....tak menghilangkan cinta kita pada kota ini.
Sejarahku "Dipenggal". By : Suhatman Pisang
Aku tak lahir di sini...di kota ini...aku datang di penggal waktu ...dibawa takdir. Di kota ini ....di sebuah tugu yang saat itu aku tak tahu ....ah sebut saja tugu monas..karena ada kuning emas di atasnya meski hanya di cat kuning.
Bundaran itu pernah jadi saksi sejarah...awal aku di kota ini ....tugu itu petunjuk saat aku tersasar. Tugu ini pedomanku ketika aku salah jalan. Ketika kawan kawanku datang....ke kota ini dengan bangga kuputarkan ke tugu ini...kota ku ada monas juga lho....
Aku tak paham sejarah tugu itu....karena aku pendatang yang mengadu untung di kota ini. Aku juga tak sempat bertanya pada yang membangun tugu itu...kenapa mirip monas ??? Kenapa di buat persis di depan kantor walikota ???
Tak pernah terpikir...kalau aku jadi walikota ...pandanganku terganggu oleh tugu itu ???? Aku yakin saja tugu ini ada sejarahnya....entahlah...sejarah apa....dan aku yakin tugu ini dibuat tanpa berpikir ???
Aku bukan penguasa...tak kuasa ketika penggal sejarah ku akan di hapus. Aku aku bukan siapa siapa.....aku bukan penguasa ....biarlah sejarah itu terpenggal.
HMI Jambi Bereaksi
Sementara Ketua Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Jambi, Tengku Gilang Pramanda juga angkat bicara terkait Tugu Jam yang mulai dalam pengerjaan itu. Dia menilai, pembangunan Tugu Keris Siginjai yang menghabiskan anggaran sebesar Rp. 3,5 Milyar dinilai tidak tepat sasaran.
Pasalnya, saat ini dengan anggaran sebesar itu masih banyak yang bisa dijadikan Skala Prioritas kemudian menjadi manfaat bagi banyak masyarakat Kota Jambi.
Seperti pembangunan Fasilitas Umum yakni Fasilitas Pendidikan guna mendongkrak Sumber Daya Manusia. Belum lagi akan kebutuhan Drainase untuk mengantisipasi terjadinya banjir. Dimana dalam kurun waktu belakangan ini dibeberapa titik di Kota Jambi sarat dengan kondisi banjir.
“Hal itu harusnya menjadi PR untuk Walikota Jambi, demi kemaslahatan kita bersama. Saya meminta kepada Walikota Jambi H Syarif Fasha untuk melaksanakan pengkajian ulang azas manfaat dari pelaksanaan pembangunan Tugu Keris itu, agar kedepannya tidak menjadi polemik di Bumi Sepucuk Jambi Sembilan Lurah,” ujar Gilang.
Selain itu, keadaan fisik tugu Jam atau tugu monas masih dalam keadaan baik serta layak, dan tugu jam tersebut merupakan aset Pemerintah Daerah yang tidak boleh dihilangkan atau dihancurkan keadaan fisiknya.
“Saya selaku Ketua Umum HMI Cabang Jambi melakukan koordinasi kepada Inspektorat, BPK dan instansi yang terkait agar tidak terjadi kisruh dan polemik terjadi atas pembangunan tersebut,” katanya. (Penulis Redpel Jambipos Online/Berbagai Sumber)
Berita Terkait
0 Komentar
Komentar Dilarang Melanggar UU ITE