Kadis PU Provinsi Jambi Dodi Irawan (kiri), Gubernur Jambi H Zumi Zola (tengah), Kabid Bina Marga PU Provinsi Jambi Budi saat meninjau jalan Tempino-Batanghari. |
Membedah Anggaran PU Prov Jambi Rp 900 Miliar Dengan Serapan 20 Persen
Jambipos Online, Jambi-Dalam Program “Kupas Habis” di Jambi TV Edisi 11 Juli 2017 lalu, topiknya mengupas Rp 900 Miliar anggaran PU Provinsi Jambi 2017 yang baru terserap hingga Juni 2017 baru 20 persen. Pemandu acara Ratna Dewi menuliskan sedikit kesimpulan dari hasil perbincangan yang menghadirkan Alfiansyah (Bappeda Provinsi Jambi), Saiful Roswandi (GM Harian JambiOne) dan Kemas Faruq (Tokoh Masyarakat Sebrang Kota Jambi).
Ratna Dewi. |
Berikut ini garis besar kesimpulan dari perbincangan itu yang dituliskan Ratna Dewi lewat akun sosial medianya 10 Jam lalu dari (Jumat 14 Juli 2017). Tema Program “Kupas Habis” di Jambi TV itu yakni “Membenahi Pembangunan Infrastruktur ke-PU-an Prov Jambi”.
Dengan anggaran Rp 900 Miliar lebih, serapan pembangunan Dinas PU Prov Jambi per Juni 2017 baru di kisaran angka 20%. Kritik terbesar ditujukan pada top leader di dinas tersebut yang dianggap tidak mampu memanage program, anggaran hingga personil.
Selain beberapa faktor lain seperti lambatnya regulasi turunan untuk program-program tertentu (Pergub dll), legal form yang masih dievaluasi Kementrian dan hasil ratas program Prioritas Nasional yang membatasi pelaksanaan sejumlah program provinsi.
Ketidakmampuan managerial personil PU periode ini disebut-sebut kalah jauh dibandingkan komposisi PU sebelumnya. Padahal pengisian kadis dilakukan melalui mekanisme lelang terbuka.
Beberapa rekomendasi dari para narasumber berisi dorongan pada Gubernur Jambi untuk mengevaluasi kinerja personil PU, dengan tolak ukur serapan anggaran yang sangat rendah yang berimbas pada penilaian publik akan keterlambatan pencapaian Program Jambi Tuntas.
Dalam Program “Kupas Habis” di Jambi TV Edisi 11 Juli 2017 lalu, topiknya mengupas Rp 900 Miliar anggaran PU Provinsi Jambi 2017 yang baru terserap hingga Juni 2017 baru 20 persen.Foto Istimewa. |
“Note: Saya mengenakan "Tekuluk Ka Umo" atau sering disebut "Tekuluk Ketalang Petang" yang biasa dikenakan perempuan Jambi tempo dulu ketika pergi ke ladang. Tekuluk ini mencerminkan sifat pekerja keras dan ketekunan kaum perempuan Jambi (payopakaitekuluk),” tulis Ratna Dewi. (JP-Lee)
0 Komentar
Komentar Dilarang Melanggar UU ITE