Mucikari Prostitusi Online di Mapolda Jambi. IST |
Jambipos Online, Jambi-Mantap. Itulah kata yang bisa dialamatkan kepada Tim Subdit IV Direktorat Resese Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jambi yang berhasil mengungkap praktik prostitusi online di Kota Jambi. Dua orang tersangka yang merupakan mucikari juga berhasil ditangkap.
Lalu timbul pertayaan, kapan “penikmat” prostitusi Anak Baru Gede (ABG) bisa juga ditangkap. Tentunya, jawaban yang singkat, hanya Polisilah yang tahu.
Lalu timbul juga pertayaan, siapa sebenarnya (Maaf) “penikmat para perawan” ini di Provinsi Jambi ini.
Kalau melihat keterangan yang diungkapkan Direktur Reskrimum Polda Jambi Kombes Pol Benedictus Anies Purnawan, dua orang muncikari yang ditangkap yakni RT (30), serta seorang perempuan berinisial DAM (27). Anies mengataman keduanya ditangkap berdasarkan laporan terpisah.
“Untuk tersangka DAM ditangkap tanggal 5 Juni, dan RT tanggal 7 Juni. RT ini korbannya anak-anak," kata Anies yang didampingi Kabid Humas Polda Jambi AKBP Kuswahyudi Tresnadi.
Kata Anies, oleh kedua tersangka korban ditawarkan kepada lelaki hidung belang melalui media sosial. “Saat ini kita masih melakukan pemeriksaan intensif terhadap kedua tersangka,” katanya.
Bukan tidak mengapresiasi kinerja Polisi, namun lebih bangga lagi tampaknya jika Polisi juga berhasil menangkap “penikmat” “perawan-perawan ABG” ini.
Konon katanya, penikmat “Per ABG” di Jambi ini disebut-sebut kalangan ekskusif.
Banyak juga isu mengatakan penikmatnya, hidung belang dari kalangan oknum-oknum politisi, pengusaha, bahkan oknum pejabat. (Baca: Ketika Panti Pijat Dijadikan Prektik Mesum)
Tentunya informasi ini masih harus dilakukan investigasi, apakah benar kalau penikmat “Per ABG” ini adalah oknum-oknum terhormat.
Dengan tidak perlu banyak menduga-duga, sebaiknya Polisi mampu menangkap basah para penikmat “Per ABG” ini di Jambi. Sehingga prostitusi ABG lewat online bisa dibongkar hingga habis.
‘Yah, itu mungkin bedanya kami yang dari pulau Jawa dengan teman-teman asli Jambi. Kalau kami dua bulan sebelumnya memang mempersiapkan untuk pulang kampung,’pungkas D, teman AN dengan sumringah karena sebentar lagi dia akan bertemu anaknya di Indramayu, Jawa Barat. (JP-Asenk Lee)
Cari Mangsa Di Sekitar Hotel “Nov”
Seperti dikutip dari FAKTA.CO, peran mucikari atau yang
lebih keren di panggil mami terbilang sangat membantu para pekerja seks
komersial(PSK). Para mami itulah yang mencari pria hidung belang yang haus
hasrat keduniawiannya.
Dan, setelah dapat sang mami akan memanggil anak asuhnya.
Selanjutnya,nego sana nego sini, jika sepakat maka si hidung belang boleh
membawa si PSK ke hotel. Tapi, syaratnya pria hidung belang harus membayar
dimuka atas jasa PSK yang akan di pakainya nanti.
"Harus bayar di muka. Kami tidak mau bayar setelah selesai,
beresiko,”kata S seorang mucikari yang biasa mangkal di Hotel Novita beberapa waktu lalu.
S menuturkan untuk jasanya, dia mendapatkan Rp 150 ribu
jika transaksi Rp 500 ribu untuk short time.”Kalau ada tamu yang mau long time,
saya bisa dapat Rp 500 sampai Rp 1 juta rupiah,”cerita S tanpa malu-malu.
Akan lebih mendapat uang lebih banyak jika dia bisa
”menjual” abg. Karena kata dia, harga jual psk abg lebih tinggi dari yang sudah
berumur di atas 20-an.
Jadi lanjut S, jika sehari dia bisa menjual 7 hingga 10
anak buahnya, S membawa hasil uang ke rumah sekitar Rp1,5 jutaan. Dari hasil
menjual kemolekan tubuh psk ke pria hidung belang, dia mengaku bisa membeli
rumah, menyekolahkan dua orang anaknya dan menyukupi kebutuhan rumah tangganya.
Cerita S juga di benarkan oleh rekan satu profesinya Y.
Malah jika lagi ramai-ramainya Y bisa mendapat Rp2,5 juta semalam. “Tapi
sesepi-sepinya Rp500 ribu pasti dapat”kata Y yang sudah belasan tahun menjadi
mucikari.
Mereka juga mengakui sering memasok psk untuk sejumlah tamu
hotel. Permintaan akan tinggi ketika banyak tamu dari luar daerah datang. Namun
untuk stok wanita penghibur pria hidung belang mereka mengaku selalu ada.
“Sepinya kalau sudah sering razia dari Satpol PP. Kita
tidak berani keluar takut tertangkap,”imbuh Y dengan tersenyum yang mengaku
sudah punya suami itu.
PSK di Bulan
Ramadhan
Masih dikutip dari FAKTA.CO, raut wajah cemas dan sedikit
gelisah kala sejumlah wanita-wanita pekerja seks komersial(PSK) ini bila
berbicara bulan suci ramadan. Kegelisahan mereka rasakan saat membayangkan di
bulan puasa sebulan penuh itu, PSK yang kerap mangkal di depan Hotel Novita,
Kota Jambi tidak bisa mencari uang dari hasil menjual tubuh mereka.
“Yang pasti kami selama bulan puasa tidak bisa mencari uang
bang,” kata wanita malam berinsial I pada suatu malam. Menurut wanita yang
berparas manis tersebut, mereka takut jika dipaksakan tetap beroperasi mencari
pria hidung belang pada bulan suci umat Islam itu akan terjaring operasi yang
dilakukan Satpol PP dan juga petugas Trantib dari Kecamatan Pasar.
“Resikonya besar bang. Kami takut tertangkap petugas,” ujar
S, PSK lainnya. Untuk menutupi biaya hari-hari selama bulan ramadan, kata S
yang berasal dari Kabupaten Tanjab Timur, jauh-jauh hari mereka sudah
mengumpulkan uang.
“Yah…terkadang ada juga pelanggan kita yang berbaik hati,
sebelum lebaran mereka memberi uang untuk keperluan belanja dapur. Tapi, itu
pun jarang-jarang,’tutur S.
Berbeda dengan sejumlah PSK yang biasa beroperasi di panti
pijat dan karaoke, mereka rata-rata pulang kampung. Karena rata-rata mereka
berasal dari luar Provinsi Jambi.
“Tiga hari sebelum puasa kami pulang bang,” ucap AN, salah
seorang pemandu lagu di salah satu tempat karaoke di daerah Talang Banjar. Nanti,
lanjutnya, seminggu setelah lebaran baru dia dan teman-temannya kembali ke
Jambi. AN dan sekitar 7 orang temannya mengaku pulang ke Bandung, Jawa Barat.
Daan, selama di sana mereka akan menghabiskan waktu bersama keluarganya.
“Kumpul dengan keluarga terutama anak-anak. Karena sudah
hampir 1 tahun ini saya nggak pulang bang,” kata AN. Di akuinya, dia dan
teman-temannya memang sudah mempersiapkan dana untuk menghadapi bulan puasa dan
hari lebaran nanti. Karena selama sebulan penuh itu, tempat usaha esek-eseknya
tutup total.
‘Yah, itu mungkin bedanya kami yang dari pulau Jawa dengan teman-teman asli Jambi. Kalau kami dua bulan sebelumnya memang mempersiapkan untuk pulang kampung,’pungkas D, teman AN dengan sumringah karena sebentar lagi dia akan bertemu anaknya di Indramayu, Jawa Barat. (JP-Asenk Lee)
0 Komentar
Komentar Dilarang Melanggar UU ITE