Banjir di Perumahan Kembar Lestari Kota Jambi Rabu 14 Juni 2017 dini hari. Foto IST FB |
Jambipos Online, Jambi-Masyarakat Kota Jambi jangan lagi bermimpi untuk hidup nyaman soal tempat tingal Anda. Pasalnya, sewaktu-waktu banjir bandang bisa saja melanda kediaman Anda. Bahkan warga yang tadinya tak terpikirkan rumahnya dilanda banjir, kali ini menjadi kenyataan sebenarnya. Lalu siapa yang harus disalahkan soal banjir bandang di Kota Jambi?
Keserakahan adalah jawabannya. Keserakahan para kapitalis untuk membangun gedung-gedung bertingkat, pusat-pusat perbelanjaan, Ruko-ruko bisnis kini menjadi terang menderang dengan kasat mata.
Berapa luas resapan air yang telah ditutup rapat?. Berapa luas lahan rawa penampungan air yang kini justru berdiri gedung megah di atasnya?. Berapa panjang drainase yang ditutup hanya untuk melebarkan jalan?. Berapa jauh sudah anak sungai yang kini menyempit akibat tembok pemisah bangunan?
Jawabnya tak terhitung lagi. Lalu apa kaitannya dengan Para Kapitalis.
Para kapitalis inilah yang menjadi biangkerok semakin beralih fungsinya tata wilayah yang ada di Kota Jambi serta peruntukannya.
Misalnya, bangunan-bangunan yang tak lagi sesuai dengan Rencana Tata Ruang Kota Jambi.
Munculnya bangunan-bangunan bertingkat tak terlepas dari “dosa” pengambil kebijakan yang “semau gue” dalam mengeluarkan izin.
Ya! Tentunya dengan imbalan bawah meja. Perijinan yang dikeluarkan pemerintah kerap menyalahi aturan.
Bahkan izin dikeluarkan hanya melihat rancangan bangunan dan lokasi di atas kertas. Padahal sepatutnya pemerintah meninjau lokasi rencama pembangunannya, apakah sesuai dengan fungsi tata ruang yang sudah ada.
Banjir bandang yang melanda Kota Jambi Rabu (14/6/2017) dini hari, menjadi bukti nyata kalau Kota Jambi tak lagi nyaman untuk permukiman.
Lapas Kelas II A jambi yang jebol akibat banjir memperburuk catatan banjir bandang di Kota Jambi. Bahkan jebolnya tembok Lapas itu mengakibatkan ratusan Napi dari tiga blok kabur dan masih berhasil diamankan 21 orang.
Lapas Kelas II A jambi yang jebol akibat banjir memperburuk catatan banjir bandang di Kota Jambi. Bahkan jebolnya tembok Lapas itu mengakibatkan ratusan Napi dari tiga blok kabur dan masih berhasil diamankan 21 orang.
Warga yang bermukim di daerah aliran anak sungai dan dataran rendah kini sudah terancam dari bahaya banjir bandang.
Warga yang terdampak banjir ramaii-ramai “teriak” lewat sosial media dengan memposting gambar permukiman yang lagi banjir.
Warga justru menyindir Walikota Jambi terkait dengan banjir bandang tersebut.
Lalu apa kaitanya pula dengan Walikota Jambi Syarif Fasha. Tentunya bisa dikaitkan dengan kondisi banjir bandang di Kota Jambi ini.
Pasalnya Walikota Jambi adalah penentu kebijakan dalam mengeluarkan ijin suatu lokasi bangunan lewat pembantunya.
Warga Kota Jambi kini marah. Khususnya mereka yang rumahnya banjir. Mereka kemudian menyalahkan pemerintahan. Tanpa warga sadari, sebenarnya warga juga ikut andil terjadinya banjir bandang ini.
Loh kok bisa? Tentu. Karena hingga kini kesadaran sebagian warga untuk membuang sampah pada tempatnya semakin jauah dari taat. Khususnya warga yang bermukim di pinggiran sungai, masih kerap membuang sampah dengan ke sungai tanpa memikirkan efek negatifnya.
Lalu sejumlah warganet juga membuat komentar yang menyindir kapala daerah yang beraksi saat banjir tiba. Misalnya dari akun Musri Nauli (salah satu Aktivis di Jambi) ini.
“Pemimpin adalah menggerakkan orang untuk mewujudkan gagasan bersama. Pemimpin adalah mandor yang mengawasi tukang untuk menyelesaikan pekerjaannya sesuai rencana. Pemimpin adalah nakhoda yang menentukan arah berlayar. Pemimpin adalah pilot yang menentukan moncong pesawat hendak diterbangkan. Jadi..Mandor yang menjadi tukang adalah pencitraan. Nakhoda yang memegang mesin kapal adalah pencitraan. Pilot yang jadi pramugara adalah pencitraan.. Lebay,” tulis Musri Nauli.
Tulisan Musri Nauli ini apakah menyindir aksi Gubernur Jambi H Zumi Zola yang ikut mengevakuasi anak korban banjir bandang di Perumahan Kembar Lestari 1, Kelurahan Kenali Besar, Kecamatan Alam Barajo, Kota Jambi, Rabu (14/6/2017). Tentunya hanya Musri nauli yang tahu.
Jelasnya, niat tulus Zumi Zola melakukan evakuasi anak itu patut diapresiasi.
“Rumah Balita sudah terendam banjir tinggi. Kita tadi langsung kerumahnya dan langsung berusaha mengevakuasi dan sudah kita ungsikan kesalah satu rumah warga. Yang kondisi rumahnya lebih tinggi,” kata Zola kepada wartawan, usai mengevakuasi Balita Malang, Rabu dini hari.
Kemudian ada juga warganet (Rizal Ependi Ijal) memberikan komentar di akun sosial medianya terkait dengan banjir bandang di Kota Jambi.
“Kami tinggal dilokasi bekas Payo (rawa rawa) di Tangkit. Hujan sangat deras kurang lebih 4 jam. Tapi kami tidak kebanjiran. Mungkin Kuasa Ilahi, sebab dipemukiman tempat tinggal kami semuanya Petani dan para pedagang kecil yang rata -rata perekonomiannya standart. Dan mereka tak pernah tahu apa itu dana APBD. Hidup dari jual ubi, nenas dan pedagang kecil. Termasuk kerja bangunan dan mencangkul. Tapi Mereka bahagia, sayapun ikut terimbas bahagia. Alhamdulilah ya Allah, kau mulai menunjukan "Amarah" mu pada makhlukmu yang berulah. Sehingga sebagian masyarakat menderita akibat ulah mereka,” tulis Rizal Ependi.
Banjir bandang di Kota Jambi merupakan “peringatan”. Keserakahan para Kapitalis akan menanggung dosanya. Peristiwa banjir bandang di Kota Jambi, menjadi tanda-tanda, Kota Jambi kini semakin tandus dan semakin sempitnya resapan air hujan. Sadarlah. (JP-Redpel Jampos)
Berikut Ini Sejumlah Gambar Banjir Bandang di Kota Jambi Rabu (14/6/2017) dini hari yang dikumpulkan dari Sosial Media (FB) .
Gubernur Jambi H Zumi Zola yang ikut mengevakuasi anak korban banjir bandang di Perumahan Kembar Lestari 1, Kelurahan Kenali Besar, Kecamatan Alam Barajo, Kota Jambi, Rabu (14/6/2017). |
Gubernur Jambi H Zumi Zola yang ikut mengevakuasi anak korban banjir bandang di Perumahan Kembar Lestari 1, Kelurahan Kenali Besar, Kecamatan Alam Barajo, Kota Jambi, Rabu (14/6/2017). |
0 Komentar
Komentar Dilarang Melanggar UU ITE