Walikota Jambi H Syarif Fasha di salah satu Stasion Pengisian Bahan bakar Elpiji (SPBE) di Jalan Lingkar Barat, Paal 10, Kotabaru, Kota Jambi Senin (29/5/2017). Foto Humas
Jambipos Online, Jambi-Inpeksi mendadak (sidak) yang dilakukan Walikota Jambi H Syarif Fasha di salah satu Stasion Pengisian Bahan bakar Elpiji (SPBE) di Jalan Lingkar Barat, Paal 10, Kotabaru, Kota Jambi Senin kemarin ternyata tak membuat agen nakal berhenti untuk bermain. Bahkan agen nakal banyak menjual gas 3Kg tidak pada lokasi yang ditentukan.
Arman Lakoni, warga Kebun Handil, Kecamatan Jelutung Kota Jambi kepada Jambipos Online, Selasa (30/5/2017) mengatakan, kalu pasokan gas 3Kg di agen wilayah Jelutung tetap saja minim. Bahkan stok agen hanya singgah sebentar di tempat pengecer dan sekajb habis.
“Ini ada permainan yang masif. Saat agen gas menyalurkannya di tingkat pengecer, dalam sekejab stok gas itu habis. Apalagi ini lagi bulan Ramadhan, kalau gas 3Kg langka, kita susah. Sidak yang dilakukan Walikota Jambi itu tetap saja tak membuat agen nakal tak berhenti menjalankan modus bisnis yang tak sehat itu,” katanya.
Arman Lakoni meminta agar pemerintah atau instansi terkait membuat daftar pelanggan bagi setiap agen. Agar pasokan gas 3Kg yang disalurkan ke tingkat pengecer sesuai dengan daftar pelanggan di sekitar pengecer tersebut. “Harga juga kerap diluar ketentuan. Bahkan harga gas 3Kg bisa sampai Rp 25.000/tabung,” ujarnya.
Walikota Ingatkan Agen
Pada sidak yang dilakukan Walikota Jambi Syarif Fasha itu, dia melihat langsung petugas mengisi satu persatu tabung gas 3 kg yang selanjutnya didistribusikan ke masing-masing daerah.
Menurutnya, dari laporan pimpinan SPBE untuk tabung gas elpiji 3 kg terutama diperuntukkan masyarakat Kota Jambi sudah cukup.
Bahkan distribusinya mereka tidak pernah kurang hingga sampai ke Kabupaten Muarojambi, Tanjungjabung Barat dan Tanjungjabung Timur terpenuhi.
Hanya saja yang perlu diwaspadai, sambung Fasha, masih adanya permainan-permainan dari pangkalan nakal atau gelap yang masih nekad menjual gas 3 kg tidak sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET) yang sudah ditentukan.
“Itu yang kami (Pemkot Jambi) merazia terus. Masak ada toko buah, toko elektronik menjual tabung gas 3 kg. Ini yang harus diamankan petugas,” tegas Fasha.
Kata Fasha, dalam catatannya, sudah banyak pangkalan nakal di Kota Jambi yang izin pangkalannya sudah dicabut. Untuk itu, Walikota Jambi meminta agar pihak Pertamina jangan memberikan izin lagi.
“Bagi pangkalan nakal yang sudah kami cabut izinnya, Saya mohon pihak Pertamina jangan membesarkan atau menghidupkan lagi izinnya. Ini dilakukan agar ada efek jera bagi pemilik pangkalan nakal,” sebutnya.
Fasha juga tidak menginginkan ada modus lama terulang kembali. “Begitu mobil pembawa tabung gas 3 kg masuk, tiba-tiba ada mobil lain keluar. Gas yang baru masuk mendadak sudah habis. Jika ini masih terjadi. Kami tidak segan-segan mencabut izinnya dan melaporkannya ke pihak polisi,” ujar Fasha.
Begitu juga bagi para camat dan lurah, lanjutnya, Dia menginstruksikan agar menginventarisir serta mengawasi pengaturan distribusi gas 3 kg di masing-masing lingkungannya.
“Usahakan warga setempat yang harus didahulukan peruntukannya. Apabila sudah dapat semua sesuai peruntukannya baru boleh diperuntukkan warga lain yang juga membutuhkan,” tutur Fasha.
Dia berpesan kepada semua pangkalan gas 3 kg, agar memprioritaskan masyarakat yang tidak mampu, karena tabung gas 3 kg diperuntukkan untuk mereka.
“Saya tidak ingin disalahgunakan. Karena banyak indikasi, gas 3 kg banyak digunakan oleh pihak restoran, hotel atau penginapan. Padahal gas 3 kg diperuntukkan untuk warga tidak mampu, sehingga mereka seringkali tidak dapat gas,” katanya.
Fasha berharap, selama bulan Ramadhan dan lebaran atau seterusnya tidak ada lagi terdengar kelangkaan gas elpiji 3 kg ditengah masyarakat. (JP-03)
0 Komentar
Komentar Dilarang Melanggar UU ITE