Anggota DPRD Tanjab Barat, Adam. |
Jambipos Online, Kualatungkal-Anggota DPRD Tanjab Barat mendesak komitmen pihak perusahaan dan pemerintah membantu memulihkan perekonomian petani kopi yang terdampak banjir akibat luapan kanal. Dinas Perkebunan akan dampingin pihak Dirjenbun yang akan meninjau lokasi kebun petani kopi.
Hampir setahun proses bantuan terhadap petani kopi di tiga desa, yakni Parit 5 Desa Muntialo, Desa Mandala Jaya dan Desa Serdang Jaya, Kecamatan Betara, Tanjung Jabung Barat belum ada kejelasan. Maka dari itu, Adam anggota DPRD yang dulu ikut dalam pembahasan persoalan ini mendesak semua pihak terkait komitmen masing-masing.
“Saya heran. Mereka semua seperti kebal dan tidak berperasaan. Ratusan kebun kopi petani rusak. Dampaknya penghasilan mereka hilang. Tentu perekonomian warga juga terganggu. Tapi sampai saat ini belum ada kejelasan komitmen bantuan kepada petani,” tegas Anggota DPRD Tanjabbar, Adam, Jumat (12/5/2017).
Persoalan petani kopi dari tiga desa ini sebenarnya sudah beberapa kali didiskusikan anggota dewan. Bahkan dewan telah beberapa kali pula melakukan hearing dengan pemerintah daerah, petani dan gabungan.
“Tentu kita mendesak semua komitmen untuk membantu petani. Terutama dari pihak perusahaan,”ucap Adam.
Sementara terkait komitmen pemerintah daerah sendiri. Adam mengatakan bahwa pihaknya mendengar jika pemerintah telah berniat membantu bibit kepada petani.
Akan tetapi, dirinya tidak mengetahui pasti, apakah itu sudah direalisasikan atau belum.
Namun, harapannya, jika memang belum terealisasi, maka dapat segera diwujudkan. Agar bibit tersebut bisa ditanam kembali oleh petani dan kedepan lebih cepat pula menikmati hasilnya lagi.
“Pemerintah kemarin terdengar ingin membantu bibit. Tetapi bagaimana prosesnya dan adakah syarat-syaratnya saya tidak tau. Harapan saya itu juga cepat diberikan kepada petani biar bisa ditanam sebelum lahan itu terlalu lama kosong dan tubuh semak,”pesan Adam.
Dampak banjir yang merusak tanaman kopi petani di tiga desa tersebut sangat besar. Lahan kopi warga yang terendam dan mati mencapai lebih kurang 106 ha.
Masyarakat juga banyak menyayangkan terjadinya musibah yang merugikan banyak petani tersebut.
Sebab, saat ini harga kopi di pasaran sedang baik. Tetapi gara-gara kejadian itu petani tidak lagi bisa menikmati hasil. Mereka harus menunggu beberapa tahun lamanya bila menanam ulang kebun kopi mereka.
Sementara itu, Melam Bangun, Kepala Dinas Perkebunan Tanjab Barat pada Jum'at (12/5) mengatakan bahwa pihaknya telah mengajukan permintaan bantuan bibit kepada Dirjen Perkebunan.
Pengajuan bantuan ini sudah mendapat respon. Ini dibuktikan dengan adanya surat yang diterima beberapa waktu lalu. Mereka meminta untuk menyiapkan dua orang tenaga teknis untuk mendampingi saat mereka turun nanti.
"Kita baru menerima surat untuk menyiapkan dua orang tenaga pendamping dan teknis. Baru sampai di situ saja. Belum tahu kapan mereka turun,"bebernya.
Ditambahkan Melam, rencana turunnya utusan Dirjen Bun hanya sebatas mengecek sejauh mana kerusakan dan berapa luasan tanaman kopi yang rusak akibat banjir.
Jadi, belum bisa dipastikan berapa jumlah bantuan bibit dan pupuk yang akan diberikan.
"Belum tahu berapa hektar yang akan diberi bantuan bibit pengganti tanaman yang mati,"sebut Melam.
Disinggung soal wacana pembentukan tim investigasi untuk mencari penyebab pasti matinya ratusan hektar tanaman kopi ini, Melam tidak menapik adanya rencana tersebut. Namun, untuk sementara ini, dirinya melihat dari sisi ilmiah penyebab matinya beberapa jenis tanaman ini akibat terlalu lama terendam air. Sehingga terjadi pembusukan pada akar tanaman.
“23 hari tanaman itu terendam banjir. Secara ilmiahnya, maka akan terjadi pembusukan pada akar tanaman,"dalihnya. (JP-Ken).
0 Komentar
Komentar Dilarang Melanggar UU ITE