PT Sari Aditya Loka Diduga Rugikan Masyarakat Desa Limbur Merangin

Jambipos Online, Merangin-PT Sari Aditya Loka dituding tidak mau membatu masyarakat namun malah merugikan masyarakat Desa Limbur Merangin. Tuntutan masyarakat setempat sejak tahun 2002 sampai saat sekarang belum dipenuhi.

Tuntutan masyarakat itu yakni pembagian lahan kebun kelapa sawit Payo Langantuk seluas 300 Hektare. Tuntutan sudah disampaikan pada tanggal 11/12 November 2002 sebagai berikut dana, Escrow Account sebanyak Rp 11.850.000.000 di tambah dengan dana 70 persen sebanyak Rp. 10.536.960.000. Ditambah luas kaplingan yang belum dikabulkan Rp. 35.662.233.600. Total angka yang dirugikan Rp 58.049.193.600. oleh PT Sari Aditya Loka yang berlokasi di Desa SPC Kecamatan Tabir, Kabupaten Merangin.

Dewan Pimpinan Daerah Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia di Kabupaten Merangin telah mengirim surat kepada Peresiden RI Ir H Joko Widodo agar dapat membantu menyalesaikan tuntutan masyarakat tersebut.

Agar sisa lahan 150 kapling lebih kurang 300 Ha segera dikembalikan kepada masyarakat yang berada di Desa Limbur Merangin, Kecamatan Pamenang Barat, Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi.

PT Sari Aditya Loka harus ditutup oleh pemerintah kerena merugikan masyarakat. PT Sari Aditya Loka bukanlah mengayomi, malah merugikan. PT Sari Aditya Loka juga pembohong juga penipu, buat perjanjian tidak dipatuhi.

Sebelum ada penyelesaian tidak boleh dipanen dan tidak boleh diproduksi lahan ttersebut. Perjanjian itu tidak berlaku, tembusan surat sudah dikirim ke Gubernur Jambi, Kadis Pertanian di Jambi, Bupati Merangin, Apkasindo Jambi dan Pihak PT Sari Aditya Loka di Muara Delang.

Jambipos Online mengkonfirmasi datang kekantor PT Sari Aditya Loka untuk meminta keterangan lebih lanjut. Tapi sangat disayangkan setelah mengisi buku tamu, kata satpam tidak bisa dijumpai, karena lagi ada meeting.

Ditunggu sampai Pukul 12.00 WIB nampaknya seperti orang yang tidak mau bersahabat saja. Lalu Budi SP dari PT Sari Aditya Loka saat dihubungi melalui handphone 0813661829xx tidak mau diangkat HPnya. (JP-Yahya)