Jambipos Online, Merangin-Kini warga Suku Anak Dalam (SAD) atau dikenal dengan sebutan Orang Rimba di Desa Sialang, Kecamatan Pamenang, Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi kini sudah memiliki Rumah Pintar sebagai sarana untuk menuntut ilmu. Menteri Sosial (Mensos) Republik Indonesia, Hj. Khofifah Indar Parawansa bersama Gubernur Jambi, H. Zumi Zola, S.TP, MA, Bupati Merangin, Al-Haris, S.Sos, MH dan rombongan menyambangi Komunitas Adat Terpencil yakni Suku Anak Dalam (SAD) atau yang kerap disebut Orang Rimba di Desa Sialang, Kecamatan Pamenang.
Kedatangan Menteri Sosial dan dua kepala daerah tersebut dalam rangka Peresmian Rumah Pintar SAD Desa Sialang Kecamatan Pamenang Kabupaten Merangin, yang diresmikan oleh Menteri Sosial RI, Hj. Khofifah Indar Parawansa.
Selain meresmikan Rumah Pintar SAD Desa Sialang, Senin (15/5/2017) itu, Mensos RI, Gubernur Jambi, dan Bupati Merangin juga berinteraksi langsung dengan warga SAD, menampung masukan dan harapan dari SAD serta mengusahakan berbagai bantuan bagi SAD, tidak hanya bantuan materi, tetapi juga pendampingan dan pemberdayaan masyarakat SAD.
Satu hal yang mengharukan dalam peresmian Rumah Pintar SAD Desa Sialang tersebut, ketika Menteri Sosial RI, Gubernur Jambi, dan Bupati Merangin beserta rombongan memasuki Rumah Pintar SAD, anak-anak kecil SAD menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya dengan lancar.
Selain itu, bocah-bocah SAD tersebut sudah mengenal huruf dan angka.
Rumah Pintar SAD tersebut sudah dilengkapi dengan perangkat solar panel/solar cell (listrik tenaga surya), lampu listrik, parabola dan televisi, yang digunakan untuk menunjang proses belajar mengajar bagi SAD Desa Sialng.
Pengajaran bagi anak-anak SAD Desa Sialang dilakukan oleh tenaga pendamping bagi SAD.
Pada kesempatan tersebut, Mensos memberikan bantuan berupa buku-buku bacaan bagi anak-anak SAD dan baju (pakaian) bagi warga SAD.
Khofifah Indar Parawansa mengharapkan proses edukasi bagi SAD terus berlanjut.
“Mereka sudah banyak yang bisa menyanyikan Lagu Nasional Indonesia Raya, sekarang gerakan masyarakat sehat (Germas) sudah berjalan, ada tempat mendapat air bersih, sudah mulai mau mandi pagi dan sore. Dan, proses edukasi tersebut tidak sederhana sesungguhnya," ujar Khofifah.
Berperilaku hidup bersih dan sehat belum sepenuhnya dilakukan masyarakat SAD yang selama ini masih terbiasa hidup dengan kebiasaan mereka yang nomaden (berpindah-pindah) dan tidak memahami pentingnya menjaga kesehatan.
"Kita terus mendorong anak-anak SAD sekolah, sambil menunggu dibangunnya permukiman, fasilitas mandi cuci kakus (MCK), serta solar cell (listrik) guna penguatan kehidupan sosial untuk anak-anak belajar," kata Khofifah. (JP-Yah)
0 Komentar
Komentar Dilarang Melanggar UU ITE