Jambipos Online, Jambi-Sarana dan fasilitas olahraga khusus cabang sepakbola di daerah Jambi kelihatannya semakin berliku bahkan membutuhkan waktu cukup lama untuk lebih baik lagi. Di Kota Jambi saja contohnya, dalam masa puluhan tahun tidak ada perubahan sama sekali, kondisi fasilittas olahraga di Ibukota Provinsi itu ke itu juga , apalagi di tingkat Kabupaten.
Belum lama ini Presiden RI Joko Widodo, menghimbau agar daerah-daerah membangun stadion bertaraf internasional.
Himbauan itu, karena Presiden menilai masih banyak daerah yang belum memiliki fasilitas olahraga dengan pemilikan stadion yang baik, bertaraf internnasional.
Sementara stadion bertaraf internasional sangat mendukung bagi kemajuan olahraga, baik tingkat lokal maupun nansional.
Lalu apa sikap Jambi dengan himbauan Presiden itu ?
Beberapa informasi yang dikumpulkan, KONI Provinsi Jambi belum ada membahas masalah itu, “dalam rapat pengurus belum pernah membicarakan masalah stadion baru,” ujar salah seorang unsur pengurusnya.
“Pokoknya koni belum memikirkan bangun stadion baru “ ungkap pengurus KONI Provinsi tadi yang kurang mau disebut indentitas dirinya.
Para pengamat sepakbola di Jambi, merasa heran karena KONI Provinsi Jambi seperti kurang bergairah dalam mengembangkan sarana olahraga seperti stadion.
Stadion bukan hanya untuk sepakbola saja, tetapi kegiatan atletik dan cabang olahraga lainnya yang membutuhkan fasilitas yang lebih baik lagi, sementara yang ada sekarang jauh ketinggagalan dengan keadaan.
Jika saja Jambi memiliki stadion bertaraf internasional, setidaknya bisa menjadi tuan rumah bagi kompetisi tingkat nasional yang bermasalah. Misalnya pertandingan harus dilakukan di daerah netral.
Jika saja daerah ini punya fasilitas stadion yang layak maka bisa saja ditunjuk oleh PSSI menjadi tua rumah yang netral bagi pertandingan sepakbola bermasalah, aman dan bebas dari bonek.
Kota Jambi dengan Stadion Tri Lomba Juang, dibangun sekitar tahun 1970-an itu dimasa Gubernur Djamaludin Tambunan, hanya mampu menampung 10 ribu orang, sedangkan tribun tertutupnya hanya bisa menampung sekitar 3000 –an orang.
Stadion Tri Lombang Juang sebelumnya dikenal dengan stadion Pancasila, awalnya lahan stadion itu adalah kuburan bagi etnis Tionghoa.
Puluhan tahun silam letak stadion itu masih dinilai strategis, tetapi kini dengan pertumbuhan Kota Jambi begitu pesat letak stadion itu sudah sangat menggangu lalu lintas dan aktivitas pusat Kota, jika ada acara disana.
Luas lahan juga sangat sempit, areal parkir sudah tidak memadai menampung kendraan yang datang.Suasana lingkungan stadion tidak mendukung bagi kehadiran suatu stadion yang layak.
Semula kondisi stadion ini dibangun ala kadarnya, bangku tribun hanya susunan papan untuk tempat duduk para penonton, bahkan dinding stadion dari drum aspal, lalu dari tahun ketahun direnovasi sesuai dengan kondisi dan situasi saat itu.
Memang pada era Gubernur (Alm) Abduracdhman Sayoeti ada selentingan stadion Tri Lomba Juang akan dipindahkan, bahkan ada pula kabar pihak swasta akan membangunnya dengan sistem tukar guling.
Kabar membangun stadion baru begitu santernya, lalu disebut sebut kawasan Pondok Meja atau wilayah Talang Gulo, yang akan menjadi areal stadion baru.
Masa bakti (alm) Abdurachman Sayoeti selaku Gubernur Jambi pun berakhir,lalu diganti dengan Zulkifli Nurdin dua priode, kabar membangun stadion tak pernah terdengar sama sekali.
Begitu juga di era pemerintahan gubernur HBA hanya satu priode, juga sama saja, lalu dalam tempo hampir dua puluh lima tahun kabar tetap saja kabar, stadion yang ada itulah terus dipakai hingga sekarang.
Kini harapan tertumpu pada gubernur Jambi Zumi Zola, faktor pendukungnya antara lain, dia berkuasa, masih muda dan energik, disamping itu ia gemar olahraga, walaupun olahraga yang digemari hanya cabang tertentu saja.
Pihak Dispora Jambi jangan hanya bertumpang dagu saja, sebagai pembantu Gubernur harus punya inisiatif, ide dan gagasan-gagasan khusus bidang olahraga.
Dinas yang satu ini jangan hanya bergerak setelah ada instruksi atasan, dan harus dinamis, menyampaikan gagasan baru ke Gubernur demi pertumbuhan olahraga disini.
Masyarakat olahraga di daerah ini bertanya-tanya, apa kerja Dispora,sementara KONI hanya bergerak dengan program yang rutinitas, kenapa perkembangan olahraga di daerah ini masih berjalan ditempat, dibiarkan saja ? Itulah yang menjadi pertanyaan publik di daerah ini. (By)
0 Komentar
Komentar Dilarang Melanggar UU ITE