Jambipos Online, Jakarta-Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Jambi, Hj.Sherrin Tharia Zola mengemukakan bahwa mutu merupakan yang paling utama dan menentukan keberhasilan suatu produk kerajinan. Namun demikian, Sherrin juga menyatakan, promosi dan pemasaran juga sangat penting.
Hal itu disampaikan oleh Sherrin Tharia usai mengikuti Pembukaan Inacraft 2017, the 19th Jakarta International Trade Fair (Pameran Perdagangan Kerajinan Internasional ke-19), bertempat di Assembly Hall/Balai Perrtemuan Jakarta Convention Center (JCC), Rabu (26/4/2017) siang.
Inacraft merupakan pameran dan perdagangan produk kerajinan dari seluruh daerah di Indonesia, baik yang dihasilkan oleh pengrajin binaan pemerintah dan BUMN/BUMD, maupun yang dihasilkan oleh pengrajin mandiri. Batik, busana, mebel, assesoris, dan aneka produk kerajinan lainnya dipamerkan dan diperdagangkan di Inacraft.
Dekranasda Provinsi Jambi juga turut berpartisi dalam even pameran dan perdagangan kerajinan terbesar di Indonesia ini dengan menampilkan batik dan kain Jambi (termasuk lacak Jambi), perhiasan, dan berbagai asesoris.
Even pameran dan perdagangan kerajinan terbesar di Indonesia ini dibuka oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) didampingi Ibu Negara RI, Hj.Iriana Jokowi dan Istri Wakil Presiden, Hj.Mufida Jusuf Kalla, serta Menteri Perdagangan RI, Enggartiasto Lukita.
Sherrin mengatakan, untuk bisa menghasilkan produk dengan mutu yang sangat baik, maka para pengrajin harus terus gigih berusaha dan semakin jeli serta kreatif membaca kemauan pasar. Melalui wadah pembinaan yang ia pimpin, yaitu Dekranasda, Sherrin mengajak para pengrajin untuk tidak henti-hentinya mengasah kemampuan. Untuk meningkatkan kualitas produk.
“Kita ini mewadahi para pengrajin, primadonanya pengrajin, kita hanya support, kalau selama ini saya melihatnya, pengrajin justru malah di background, di belakang, bukan yang tampil, padahal produk ini produk mereka, dan ini kesempatan besar bagi para pengrajin untuk muncul dan customer (pelamggan) mengetahui, siapa pengrajinnya, siapa the man behind the art-nya,” ujar Sherrin yang didampingi oleh Wakil Ketua Harian Dekranasda Provinsi Jambi, Hj. Chairunnisa Erwan Malik.
“Saya selaku Ketua Dekranasda ingin bahwa Dekranasda mensupport, tetapi untuk jangka panjangnya pengrajin bisa mandiri, kalau nempel terus dengan kita, lama-lama tidak mandiri dan kreativitasnya tidak berkembang dan luntur. Jadi, saya berharap, kita ini sebagai wadah, para pengrajin harus lebih bergeliat dan kita siap untuk support mereka, dengan catatan ada gayung bersambut, kalau kita sudah all out, pengrajinnya juga harus all out juga,” sambung Sherrin.
Lebih lanjut, Sherrin mengatakan, pengrajin harus mengetahui dan up to date dengan kemauan pasar, misalkan bisa membaca selera warna pasar, jadi harus ada berbagai varian produknya supaya pengunjung dan calon pembeli punya banyak pilihan, tidak hanya terpaku dengan satu varian tertentu, misalnya memunculkan warna-warna yang diinginkan pasar (untuk Batik Jambi). Seperti yang Pak Jokowi bilang, kita harus mengikuti kemauan pasar,” terang Sherrin.
Ketika ada pengrajin yang sudah mandiri, Sherrin berharap adanya penularan hal-hal yang positif dari pengrajin yang sudang established kepada pengrajin lainnya.
“Para pengrajin yang belum ada kesempatan untuk established, mohon kita sama-sama belajar, pangsa pasar ini seperti apa, dan dengan kita belajar terus dan terus, semakin terasah semakin bagus, insyaallah Provinsi Jambi bisa sejajar dengan provinsi lain yang sudah terkenal kerajinannya,” ungkap Sherrin.
“Saya berharap geliat pengrajin ini kedepannya bisa lebih baik dan menyambut geliat Dekranasda. Ayo kita sama-sama, mulai dari Ujung Jabung sampai Kerinci. Setiap daerah punya keunikan tersendiri, punya motif yang bisa kita angkat dan kita satu Provinsi Jambi, jadi ketika kita keluar, orang taunya kita dari Jambi, Provinsi Jambi,” jelas Sherrin.
Menanggapi pernyataan dari panitia Inacraft dan Menteri Perdagangan bahwa Presiden RI, Jokowi telah memerintahkan Konsulat Jenderal RI dan Atase Perdagangan di luar negeri untuk turut mempromosikan produk kerajinan Indonesia dan hal itu merupakan peluang bagi kerajinan Indonesia, Sherrin mengungkapkan bahwa sebenarnya telah ada undangan dari Milan (Italia) dan Madrid (Spanyol) bagi Jambi untuk mengikuti pameran di sana, namun, dia menekankan bahwa sebelum melangkah ke luar negeri, harus benar-benar bagus dulu internalnya, terutama menyangkut kualitas produk kerajinan Jambi.
“Kita sudah diundang oleh Milan Representative, sudah menghubungi saya, demikian juga Madrid, duta besarnya mengundang kita untuk ikut memamerkan produk kita di sana, mereka mengudang di akhir tahun. Tetapi, sebelum kita melangkah lebih jauh, kita harus melihat di dalam sudah siap belum, kalau kita sudah keluar tidak ada kata mundur lagi, kalau orang sudah kecewa, istilahnya kalau piring sudah pecah, tidak bisa disatukan lagi. Jadi memang kita harus siap sesiap-siapnya apabila kita mau pangsa pasar keluar. Jangan kita menunutut promosi jika produk belum siap dikonsumsi khalayak ramai. Kita harus perkuat dulu internal. Mudah-mudahan di akhir tahun, yang kita diundang ini, bisa terwujud dan mereka tidak kecewa dengan produk yang kita hasilkan nanti. Itu sudah membuka akses yang sangat luas bagi pengrajin kita,” terang Sherrin.
“Pada akhirnya, jika para pengrajin tidak butuh lagi dengan Dekranasda, itu tujuan ending saya, mereka mandiri, dan Dekranasda sangat bangga ketika menjadikan mereka mandiri dan punya pangsa pasar tersendiri,” tututr Sherrin.
“Saya yakin masing-masing pengrajin punya bakat sendiri yang berbeda-beda yang tidak bisa orang lain contek, jadi jangan takut untuk bersaing sehat,” pungkas Sherrin Tharia.
Sebelumnya, Presiden Repubik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) menyatakan, indistri kreatif tumbuh dengan sangat meyakinkan dan dirinya meyakini bahwa masa depan ekonomi Indonesia ada di ekonomi kreatif. “Saya pernah jadi pengrajin, dan pengusaha, jadi saya tahu masalahnya, promosi dan pemasaran. Jangan duduk menunggu, jemput bola,” ujar Jokowi.
Jokowi menyampaikan 4 pesan dalam pengembangan produk kerajinan, yaitu : 1.Harga yang on budget (sesuai kemampuan masyarakat), 2.On time delivery, 3.Kemasan yang menarik, dan 4.Memanfaatkan Kredit usaha Rakyat (KUR) dengan bunga yang sangat kompetitif, yaitu 9% untuk pengembangan permodalan usaha.
Menteri Perdagangan Republik Indonesia, Enggartiasto Lukito mengatakan, ekonomi kreatif dari kerajinan meningkat Rp48,6 M atau 11% tahun ini, ekspor naik 1,35%, dan market share meningkat 1,14%.
“Kemendag bukan hanya fasilitator, namun juga sebagai akselerator dalam perdagangan produk kerajinan,” ujar Enggartiasto Lukito.
Wakil Ketua I Badan Asosiasi Ekspor Impor Kerajinan Indonesia, Mukhsin Riza menjelaskan, jumlah peserta individu dalam Inacraft terus meningkat, saat ini 65,9% peserta indivisu (mandiri), 24,5% dari dinas, 8,7% dari BUMN/BUMD, dan 0,7% dari luar negeri (Myanmar, Jepang, Pakistan, Polandia, Filipina).
“Semakin banyak pengrajin yang mandiri, berarti pembinaan pengrajin berhasil,” ujar Mukhsin.
“Target penjualan tahun ini naik 10% menjadi 12 Juta US Dolar. Target tahun ini 200.000 buyers (pembeli), buyer teregistrasi 1.000 dari 70 negara,” tutur Mukhsin. (Humas-Mustar Hutapea)
0 Komentar
Komentar Dilarang Melanggar UU ITE