Truk Angkutan TBS dan CPO Milik Perusahaan di Sungaibahar yang bertonase lebih dari kemampuan jalan, Selasa (18/4/2017). |
Jambipos Online, Jambi- Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Jambi Dodi Irawan mengatakan perhatian kepada pembangunan jalan Sungaibahar sudah dimulai. Selain perawatan dari Alkal PU Provinsi Jambi, Dinas PU Provinsi Jambi juga menggendang 13 perusahaan perkebunan di Sungaibahar untuk ikut terlibat dalam perawatan jalan Sungaibahar. (Baca: PU Provinsi Jambi Segera Bangun Jalan Sungaibahar)
“Kami undang mereka untuk membahas solusi jalan Sungaibahar ini. Kami berharap mereka juga menggunakan dana CSR untuk perawatan jalan. Sejauh ini sudah ada 13 perusahaan yang kami undang dan tinggal membuat kesepakatan dengan mereka, terkait jalan ini,” kata kata Dodi Irawan didampingi Kabid Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Provinsi Jambi Budi Nurahman ST saat meninjau jalan Sungaibahar, Selasa (18/4/2017).
Salah satu faktor penyebab rusaknya jalan di Sungaibahar adalah beban truk sawit milik perusahaan yang melintasi jalan itu, dengan tonase yang melebihi kapasitas.
Menurut Dodi Irawan, beban angkutan jalan di ruas Sungaibahar hanya 8 ton. Namun faktanya, banyak truk yang melalui jalan itu dengan kapasitas hingga 34 ton. Sejumlah truk bahkan dimodifikasi hingga bak bagian belakang melebihi panjang casis dan ambang roda.
Manajer operasional PT BSU, salah satu perusahaan sawit di Sugaibahar, Sugeng, mengakui truk mereka kerap mengangkut CPO dengan kapasitas melebihi tonase. Bahkan ada yang sampai 34 ton.
“Iya, tangki CPO kami ada yang sampai 34 ton. Tapi selain itu banyak juga perusahaan lain yang mengangkut CPO melebihi kapasitas. Bukan kami saja,” kata Sugeng, Selasa (18/4/2017).
Namun, sebut Sugeng, sebagai perusahaan perkebunan, pihaknya sudah menjalankan tangungjawab terkait perawatan jalan di ruas Sungaibahar tersebut.
“Sejak Februari 2017 kami sudah turunkan alat berat untuk perawatan jalan. Tapi cuaca yang jelek membuat pengerjaan sering terhenti,” katanya.
Sugeng mengaku sepakat atas usulan Dinas PU Pera Provinsi Jambi yang mengundang sejumlah perusahaan untuk membahas solusi jalan tersebut.
“Kami dukung untuk mencari solusi atas jalan ini, dengan melibatkan sejumlah perusahaan lain. Kita bahas, cari solusi, bukan untuk mencari siapa yang benar, siapa yang salah,” katanya.
Kepala operasional perkebunan PTPN 6 di Sungaibahar, Adrian Pratama, mengatakan, pihaknya juga mendukung upaya perawatan jalan yang melibatkan perusahaan-perusahaan di Sungaibahar tersebut.
“Kami setuju dan mendukung upaya PU. Dalam waktu dekat ini akan dibahas kesepakatannya, semoga ada solusi soal jalan ini. Kami sudah koordinasi dengan direktur di kantor,” katanya.
Sumber Jambipos Online menyebutkan, selain perusahaan perkebunan ada juga perusahaan non perkebunan yang mengumpulkan TBS dari petani dan mengangkutnya keluar dalam kapasitas besar menggunakan jalan itu.
Perusahaan yang biasa disebut RAM ini biasanya enggan bertanggungjawan terhadap kondisi jalan.
“Mereka (RAM) ini membeli sawit dari warga. Setelah penuh, mereka sewa truk untuk angkut TBS keluar dengan tonase yang besar. Antara dua perusahaan ini (RAM dan tranportasi) saling lempar tanggung jawab terkait kondisi jalan,” ujar sumber ini.
Pemain RAM ini, lanjutnya, bukan skala kecil, tapi dalam skala besar. Mereka dapat dengan mudah melepaskan tanggungjawab atas kondisi jalan. Saat jalan rusak, mereka bisa menghentikan operasional, ketika jalan bagus, mereka beroperasi lagi. (JP-Lee)
0 Komentar
Komentar Dilarang Melanggar UU ITE