Halte Rusak dan Trotoar Berlobang di Kota Jambi. Foto Adi Met. |
Jambipos Online, Jambi-Musyawarah Perencanaan Pembangunan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (Musrenbang RKPD) yang dilakukan Pemerintah
Kota (Pemkot) Jambi dan disiarkan langsung oleh televisi lokal alpa dari
program kongkrit perbaikan Sanitasi di Kota Jambi. Hingga kini sanitasi di Kota
Jambi masih menjadi persolan serius.
Pasalnya persoalan Sanitasi itu meliputi dengan minimnya
fasilitas air bersih, mandi cuci kakus (MCK), kebersihan dan pemukiman yang
kumuh. Suasana Musrenbang RKPD yang dilaksanakan di di Abadi Convention Centre Jambi,
Senin (3/4/2017) itu dihadiri seluruh Ketua RT, LPM, Lurah, Camat, Kepala
SKPD/Satker, Ormas, Lembaga Keswadayaan Masyarakat, Forkompinda Kota Jambi,
Unsur DPRD Kota Jambi, Unsur DPRD Provinsi Jambi dan lembaga/institusi terkait
dari Provinsi Jambi, serta beberapa institusi pemerintah daerah dan pusat
terkait.
Dari pemaparan Walikota Jambi Syarif Fasha, tak ada program
kongkrit dalam mengatasi persoalan Sanitasi di Kota Jambi. Bahkan program dan
rencana kerja pemerintah yang terbuka, akomodatif, partisiatif dan akuntabel
banyak bersifat “proyek” SKPD semata.
Miskin Sanitasi
Seperti diberitakan sebelumnya, sanitasi lingkungan yang
tidak layak di Provinsi Jambi hingga kini masih cukup banyak. Hal tersebut
ditandai dengan minimnya fasilitas air bersih, mandi cuci kakus (MCK),
kebersihan dan pemukiman yang kumuh.
Gubernur Jambi, Zumi Zola menjelaskan, pemukiman kumuh di
Kota Jambi yang miskin sarana dan prasarana sanitasi mencapai 73 hektare (ha).
Pemukiman kumuh tersebut terdapat di Kelurahan Legok, Kecamatan Danausipin
sekitar 50 hektare (ha), Kelurahan Tanjungsari dan Tanjungpinang, Kecamatan
Jambi Timur (22 ha). Jumlah warga yang bermukim di kawasan tersebut mencapai
1.000 orang. "Kemiskinan di pemukiman kumuh selama ini kurang mendapat
penanganan karena keterbatasan anggaran,” katanya.
Dia menjelaskan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jambi sudah
memperbaiki 60 persen pemukiman kumuh di Kota Jambi tahun lalu. Hal itu
mencakup perbaikan sanitasi, jalan lingkungan, sarana air bersih, lampu
penerangan, fasilitas MCK dan ruang terbuka hijau. "Dana yang digunakan
mencapai Rp 24 miliar," kata dia.
Zumi Zola mengatakan, untuk penataan kawasan kumuh tahun
ini sekitar Rp 30 miliar. Dia menambahkan, Pemprov Jambi akan membangun
sanitasi di sembilan kabupaten dan dua kota untuk mencapai target Universal
Acces (akses umum) tahun 2015-2019 sekitar 0 -100. Melalui pembangunan sanitasi
tersebut, 100 persen akses akses air minum, sanitasi dan nol persen kawasan
pemukiman kumuh bisa dicapai.
"Hingga saat ini sanitasi di Provinsi Jambi baru
mencapai 60,7 persen yang masuk kategori layak. Sekitar 7,6 persen akses dasar
minim dan tidak ada akses 37,1 persen. Untuk tahun 2019, akses layak di
Provinsi Jambi diharapkan mencapai 85 persen, akses dasar tercapai 15 persen
dan daerah yang tidak ada akses bisa ditekan hingga nol persen,” katanya. (JP-03)
0 Komentar
Komentar Dilarang Melanggar UU ITE