Jambipos Online, Jakarta-Penjabat Sekretaris Daerah Pjs Provinsi Jambi Drs H Erwan Malik MM menyatakan
bahwa pemerintah berusaha lebih cepat lagi memberikan bantuan kepada masyarakat
yang mengalami bencana. Bahkan semaksimal mungkin diupayakan jika bencana
terjadi, bantuan langsung diberikan kepada masyarakat, untuk meringankan beban
masyarakat korban bencana.
Hal tersebut dikemukakan oleh Sekda dalam Rapat Koordinasi
Nasional Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Bencana serta Penandatanganan
Perjanjian Bantuan Pendanaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Bencana Tahun
Anggaran 2017 di Kantor Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Rabu
(29/3/2017). Dalam rakor tersebut, BNPB memberikan hibah kepada daerah melalui
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
Erwan Malik menjelaskan, Pemerintah Provinsi Jambi mendapat
dana monitoring sebesar Rp185 juta untuk pengawasan dan koordinasi terhadap
kejadian bencana yang menimpa daerah kabupaten/kota. “Pemprov mendapat dana
monitoring terkait dana bantuan bencana yang terjadi di kabupaten/kota,"
ujar Sekda.
Erwan Malik menuturkan, Pemerintah Provinsi Jambi dalam hal
ini menjadi pihak yang memonitor pelaksanaan serta penanganan bencana yang
telah dipersiapkan masing-masing kabupaten/kota dana bantuan bencana dengan
cepat dan tidak melalui prosedur yang panjang.
“Sudah bisa langsung dicairkan
jika terjadi bencana. Dulu, bupati harus keluarkan surat terkait status bencana
baru dana bisa dicairkan," jelas Erwan Malik.
Erwan Malik mengakui
belum melihat dan mengetahui secara riil besaran dana yang diterima kabupaten
Kerinci, Tanjabbar, dan Tebo di acara tersebut, namun beberapa perubahan
yang dibuat dari BNPB menggambarkan bahwa apabila bencana datang masyarakat
langsung mendapat bantuan cepat, tetapi dapat dipertangungjawabkan.
“Beberapa daerah khususnya kabupaten dan kota di Provinsi
Jambi terkena banjir tahunan, meskipun banjir biasa terjadi dan masyarakat
sudah mengetahui, namun luasan daerah yang terkena dampak banjir ini yang
menjadi perhatian pemerintah,” lanjut Erwan Malik.
“Gubernur Jambi sudah perintahkan atasi banjir dan
penyebabnya sudah diketahui, diantaranya pendangkalan aliran sungai, daerah
resapan dan tangkapan air yang semakin sedikit, juga faktor manusia, dan illegal
logging, serta Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI),” Erwan Malik.
Sebelumnya, Kepala BNPB, Willem Rampangilei menjelaskan,
bencana di Indonesia setiap saat bisa terjadi, yakni
gempa, longsor, banjir, kabakaran hutan dan lahan, gunung
meletus, bahkan tsunami melanda, yang menyebabkan jatuhnya korban yang banyak.
Willem Rampangilei menegaskan bahwa peristiwa bencana tidak
dapat dihindarkan, namun manakala bencana terjadi, harus mampu waspada serta
menghindar jangan sampai jatuh korban, kesiapsiagaan anggota dan tim
penanggulangan bencana menjadi harapan terbesar masyarakat didaerah rawan
bencana.
“Salah satu unsur keberhasilan yaitu kekompakan dan wujud
komitmen pemerintah memberikan pelayanan publik, begitu bencana langsung assesment
dan langsung ditindaklanjuti," kata Kepala BNPB.
Mengatasi bencana, lanjut Willem Rampangilei, tidak hanya
memberikan bantuan kepada masyarakat saat bencana, tetapi juga rehabilitasi dan
rekonstruksi pasca bencana menjadi bagian penting untuk dilaksanakan dalam
upaya memberikan rasa aman bagi masyarakat.
“Cadangan lahan perlu dilakukan, termasuk kejelasan status
lahan yang digunakan sesuai tata ruang, drainase perlu dipersiapkan
dengan baik. Degradasi lingkungan 750 ribu hektar sampai sejuta hektar setahun
sedangkan pemulihan hanya 250 ribu hektar, menambah frekuensi bencana menjadi
meningkat. Perubahan iklim juga menjadi faktor termasuk dengan perilaku
masyarakat yang membuang sampah disungai.
Willem Rampangilei menambahkan bahwa acara yang dihadiri
Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota tersebut mendorong
pelaksanaan serta cepatnya penanganan atas bencana yang melanda. (Humas)
0 Komentar
Komentar Dilarang Melanggar UU ITE