Gubernur Jambi H Zumi Zola saat meninjau banjir di Kabupaten Muarojambi, Senin (20/3/2017). |
Gubernur Jambi H Zumi Zola saat meninjau banjir di Kabupaten Muarojambi, Senin (20/3/2017). |
Jambipos Online, Jambi-Selama tiga pekan bencana banjir
melanda Provinsi Jambi, tepatnya sejak tanggal 28 Februari 2017 lalu hingga Selasa
(21/3/2017) tercatat ada 4 korban jiwa melayang. Korban ini rata-rata terseret
derasnya arus air yang terjadi. Empat korban itu berasal dari Kabupaten Bungo,
Merangin, Muaro Jambi dan Kota Jambi. Sementara kini air sudah berangsur-angsur
surut.
Kepala Seksi Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD) Provinsi Jambi, Dalmato, Selasa (21/3/2017) mengatakan, selain
korban jiwa, bencana banjir juga menyebabkan 134 ribu jiwa warga terdampak.
Kemudian, ada 38.286 rumah yang terendam. “Banjir terjadi terjadi di 9
kabupaten/kota, hanya 2 daerah yang tidak kena banjir yakni Kerinci dan Sungai
Penuh,” terangnya.
Sementara di Merangin, Bungo, Tebo, Sarolangun, Batanghari,
Muaro Jambi, Tanjungjabung Barat, Tanjungjabung Timur serta Kota Jambi semuanya
terdampak. “Yang paling banyak terdampak di Batanghari ada 7 Kecamatan dan 80
desa yang terkena, serta 21 ribu lebih warga terdampak,” katanya.
Sementara di Merangin tercatat 1400 lebih rumah terendam,
di Bungo 6 ribu rumah, Tebo 2 ribu, Sarolangun 1800, Tanjabbar 176 rumah,
Tanjabtim 132, Muarojambi 3200 dan Kota Jambi 1285 rumah.
Selain itu, berbagai fasilitas umum yang tersebar di
Provinsi Jambi pun ikut terendam banjir. Yani 22 fasilitas kesehatan, 86
fasilitas pendidikan, 33 fasilitas
peribadatan dan dua fasilitas kantor serta merendam 10 jembatan dan 17
jalan.
“Ini disebabkan tingginya intensitas hujan yang cukup
tinggi sejak 28 Februari lalu sehingga debit air sungai-sungai yang ada
meningkat dan meluap," kata Dalmanto.
Ia mengatakan, upaya yang dilakukan dalam menanggulangi
bencana banjir yakni penempatan TRC gabungan yang terdiri dari TNI, Polri,
BPBD, Dinas kesehatan dan Dinas Sosial di titik banjir, sekaligus untuk
mengevakuasi jika adanya korban. "Di samping itu perlunya antisipasi
banjir berikutnya mengingat curah hujan masih tinggi," ujarnya.
Meski demikian, debit air kini terus menyusut, meskipun
hujan masih mengguyur sejumlah wilayah, namun dibeberapa titik mengalami
kenaikan. Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi
Jambi di 12 titik, tinggal 4 wilayah sungai yang diukur, debit air masih di
atas katagori normal, yakni di Tanjungjabung Timur, Kota Jambi, Batanghari dan
Bungo.
Hasil pengukuran ketinggian air di Tanggo Rajo, Kota Jambi,
ketinggian air hari Minggu terukur mencapai 13,65 meter, kemarin sudah 13,35
meter.
Sementara di Pauh, Sungai Batang Tembesi, Sarolangun, sudah susut
menjadi 7,72 kemarin dari sehari sebelumnya 7,94 meter. Sedangkan di Pulau Baru
Sungai Batang Bungo Kabupaten Bungo ketinggian air kembali naik dari sehari
sebelumnya. Kemarin terukur 5,50 meter, naik dari sehari sebelumnya 5,45 meter,
normalnya debit air di suangai ini berkisar 1-4 meter.
Sementara di Muara Kus Sungai Batanghari, Kabupaten Tebo,
debit air juga naik dari 2,35 meter pada hari Minggu, kemarin 2,73 meter, namun
masih dalam batas normal 1-4 meter.
Sama halnya dengan di Muara Tembesi, Sungai Batanghari
Kabupaten Batanghari, debit air masih berada di atas normal yakni mencapai 6,95
meter, kemarin. Angka itu juga naik dari sehari sebelumnya yang mencapai 6,86
meter dan masih di atas normal 3-6 meter.
Terakhir di Simpang Berbak Sungai Batanghari Kabupaten
Tanjungjabung Timur, debit air terukur masih mencapai 5,0 meter, sedangkan
normalnya 3,5-4 meter. (JP-03)
0 Komentar
Komentar Dilarang Melanggar UU ITE