ILUSTRASI-Atlet Perpani Jambi yang Berjaya di PON Jabar dan Kejurnas. Dok |
Kejurda Karateka Jambi. |
Mereka bukan memikirkan masalah politik, pilkada, cabai,
bawang seludupan, bukan juga masalah tetek bengek lainnya. Lalu apa yang mereka
renungkan sampai wajah berkerut sepanjang tahun ?
Mereka yang termenung bukan “ndak katek gawe “ kata orang
di Jambi, justru mereka pemikir yang tak tahu harus berbuat apa. Mereka
merenungkan, betapa sulit dan sukarnya tumbuh dan berkembangnya olahraga di
daerah Provinsi Jambi.
Ada yang mengamati, olahraga di Jambi naik turunnya seperti
musiman,dia muncul meriah saat akan diadakan event daerah seperti Porprov.
Latihan berbagai cabang terlihat di berbagai
Kabupaten dan Kota, disana muncul atlet–atlet, apakah wajah baru maupun
wajah lama, yang jarang kelihatan dilapangan.
Hakekat pesta olahraga Tingkat Provinsi itu bertujuan sebagai
ajang meningkatkan prestasi khususnya juga dijadikan sebagai
persiapan PON, PORWIL atau Kejurnas biasanya sekali gus seleksi
untuk PON di cabang tertentu.
Lalu hasil Porprov seperti apa ?
Memang sulit dijawab. Jika dari prestasi, pada kenyataan
agak langka terjadi pemecahan rekor bahkan rekor di Porprov
jauh merosot .
Kondisi olahraga disini semakin parah dalam belasan tahun
terakhir ini, ini fakta sukar untuk disanggah.Walaupun daerah
ini tetap mengikuti PON.
Namun demikian kita tidak pula mungkir, bahwa Jambi memang
pernah menjadi daerah perhatian nasional karena prestasi
olahraganya.
Bahkan pernah beberapa cabang mengukir prestasi
tingkat Asean, antara lain seperti renang, polo air, dayung, tinju bahkan
peringkat di PON boleh dibilang tidak mengecewakan.
Tapi itu belasan tahun silam, Kini keadaannya seperti apa ?
Merosot ? Pasti ada yang matanya melotot jika kita sebut
demikian. Lalu dimana letak kekusutan permasalahan, sehingga Jambi pernah
diperhitungkan tingkat nasional bidang olahraga tapi kini seperti “ dianggap
sepi “ ?
Pengurus KONI silih berganti, demikian juga Gubernur,
Bupati dan Walikota sudah banyak wajah baru, tapi olahraganya tidak
juga maju. Lalu siapa yang harus bertanggungjawab dengan kondisi yang semakin “
jelek “ ini ?
Kita tak perlu mencari kambing hitam masalah olahraga yang
memprihatinkan ini. Mari kita buka lembaran catatan yang ada
mungkin terdokumentasikan atau katakan hanya sekedar ingatan bagi orang belum
berada diwilayah pelupa.
Pernahkah rakyat di Jambi mendengar para calon
gubernrur, bupati atau calon walikota saat berorasi pada kampanye di Pilkada
mereka bertekad untuk memajukan olahraga ?
Pernahkan kita mendengar atau membaca berita, bahwa para
wakil rakyat anggota DPRD baik tingkat provinsi, kota atau kabupaten
membahas khusus tentang olahraga di daerahnya ?
Pernahkah kita mendengar kabar bahwa angota DPRD melakukan
kunjungan kerja atau studi banding ke daerah lain menyangkut kepentingan
olahraga ?
Lagi-lagi jauh panggang dari api, apa ada anggota dewan
yang ysng gigih memperjuangkan agar ditingkatkannya dana bantuan untuk
olahraga atau mendorong pemerintah daerah untuk membangun fasilitas olahraga
lebih baik di daerahnya ?
Kitapun layak bertanya, sampai kapan mereka yang mengaku
wakil rakyat itu hatinya terbuka agar dibenaknya tersemai betapa
sangat pentingnya olahraga di Jambi untuk dikembangkan ?
Semua pertanyaan itu , pantas untuk dikemukakan. Sebab
hingga kini belum ada baik itu Gubernur, Walikota dan Bupati yang berkomitmen,
untuk membangun fasilitas olahraga yang lebih baik demi kemajuan olahraga.
Jika disimak dalam belasan tahun terakhir belum ada
pembangunan fasilitas olahraga yang lebik baik dari yang ada sekarang, baik di
Kota Jambi apalagi di Kabupaten.
Bahkan terselenting berita, ada Kabupaten yang tidak
mealokkasikan dana untuk olahraga di APBD nya. Tapi daerah ini tetap saja
mengirim atletnya ke Porprov. Dimana logikanya, prestasi seperti
apa yang bisa didapat ?
Siapapun pengurus KONI tidak akan membawa perubahan, selama
gubernur, bupati dan walikota disini masih berpola pikir itu ke itu juga.
Dan peranan Dispora perlu dikaji kembali, karena selama ini
hanya sebagai tukang salur dana bantuan untuk olehraga dan menyimpan bukti
penerimaan, hanya itu ke itu saja peran dinas yang satu ini sepanjang tahun.
Maju dan berkembangnya olahraga disuatu daerah, bukan
semata mata masalah duit, walaupun itu pendukung dominan.
Nawaitu dan tekad, para kepala daerah
disini yang dibutuhkan, karena selama ini keinginan yang besar justru
dating dari rakyat dan bukan dari pemerintah daerah. Pemerintah daerah sering
berdalih dengan alasan klasik yang usang, terbatasnya dana.
Daerah Jambi bukan daerah tergolong miskin, minyak, batu
bara, sawit, emas, adalah kekayaan dimilki daerah ini yang sangat potensi. Kekayaan
yang besar itupun seperti tidak dapat mendukung bagi
kemajuan olahraga disini. Ironis sekkali.
Partisipasi pengusaha besar disini memang ada,
biasanya menjelang PON, Gubernur Jambi mengumpulkan mereka dan minta
bantuan tentang pendanaan atlet Jambi ke PON.
Mengumpulkan para pengusaha menjelang PON disini seperti
tradisi, hingga kini belum ada upaya kepala daerah khusus Gubernur mencari
jalan atau cara mengumpulkan dana untuk kemajuan olahraga di luar APBD.
Itulah diantara simpul-simpul kusut sebagai faktor
sulitnya berkembang dan majunya olahraga di Jambi. Kadangkala kita
malu berkaca, menoleh ke daerah-daerah lain yang APBD nya tak
jauh selisihnya dengan Jambi, tetapi perkembangan olahraganya jauh di
atas daerah ini.
Siapapun tahu, masalah olahraga bukan hanya tanggungjawab
pemerintah saja,seluruh lapisan masyarakat berkewajiban untuk berpartiisipasi. Yang
ada sekarang di Jambi pemerintah daerah justru perhatiannya pada olahraga hanya
sesaat. Lalu kapan olahraga di Jambi bisa maju ? Entahlah. (BK)
0 Komentar
Komentar Dilarang Melanggar UU ITE