Jambipos Online, Jambi-Kantor Perwakilan Bank Indonesia
(KPw BI) Provinsi Jambi menerbitkan Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KEKR)
Provinsi Jambi Februari 2017. KEKR merupakan salah satu terbitan periodik
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi sebagai sarana diseminasi data
dan informasi, baik dengan stakeholders internal maupun eksternal.
Dengan demikian, para pemangku kepentingan seperti pelaku
usaha, perbankan dan terutama Pemerintah Daerah Jambi (provinsi dan
kabupaten/kota) diharapkan dapat memperoleh masukan dalam merumuskan kebijakan
pengembangan ekonomi daerah.
KEKR mencakup beberapa aspek seperti perkembangan ekonomi
makro regional, keuangan pemerintah daerah, inflasi daerah, stabilitas keuangan
daerah, pengembangan akses keuangan dan UMKM, penyelenggaraan sistem pembayaran
dan pengelolaan uang rupiah, serta ketenagakerjaan dan kesejahteraan. Publikasi
ini juga memuat perkiraan pertumbuhan ekonomi dan inflasi daerah.
Berdasarkan asesmen atas data dan informasi Triwulan
IV-2016, PDRB Jambi tumbuh sebesar 6,35% (yoy), lebih tinggi dibandingkan
pertumbuhan triwulan sebelumnya (4,01% yoy). Angka pertumbuhan ini relatif
lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional (4,94% yoy).
Sejalan dengan meningkatnya aktivitas ekonomi, inflasi
Jambi tercatat sebesar 4,54% (yoy) lebih tinggi dari triwulan sebelumnya (3,93%
yoy) dan inflasi nasional (3,02% yoy). Sementara itu inflasi Bungo pada
triwulan IV-2016 sebesar 3,11% (yoy).
Eksposur perbankan pada sektor korporasi relatif masih
terkontraksi sebesar 4,49% (yoy) relatif sedikit membaik dibandingkan triwulan
sebelumnya yang terkontraksi cukup dalam sebesar 10,78% (yoy). Non Performing
Loan (NPL) meningkat menjadi 2,70%, dibanding triwulan sebelumnya 0,98%. Kredit
kepada sektor rumah tangga mengalami pertumbuhan sebesar 7,8% (yoy)
dibandingkan triwulan sebelumnya 6,7% (yoy).
Dana Pihak Ketiga (DPK) Perseorangan Rumah Tangga tumbuh
sebesar 11,8% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya 8,5% (yoy).
Sedangkan Kredit UMKM mengalami perlambatan dan tumbuh sebesar 2,3% (yoy)
dibandingkan triwulan sebelumnya 5,5% (yoy). Pembenahan sektor riil secara
terus menerus diperlukan sebagai upaya akselerasi penyaluran kredit perbankan
terutama dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi. (Rel)
0 Komentar
Komentar Dilarang Melanggar UU ITE