Seminar Nasional tentang Irigasi dan Drainase, bertempat di Abadi Convention Center (ACC), Kota Jambi, Jumat (10/3/2017) malam. |
Zola: Kongres Irigasi dan Drainase Diharapkan
Hasilkan Rekomendasi Kebijakan
Jambipos Online, Jambi-Gubernur Jambi, H.Zumi Zola,S.TP,MA berharap agar Kongres, Rapat
Anggota Tahunan, dan Seminar Nasional tentang Irigasi dan Drainase menghasilkan
rekomendaasi kebijakan dan solusi terhadap permasalahan irigasi dan drainase,
terutama dalam upaya mewujudkan ketahanan pangan di Provinsi Jambi dan di
Indonesia.
Harapan tersebut dikemukakan oleh Zola dalam Pembukaan
Kongres, Rapat Anggota Tahunan, dan Seminar Nasional tentang Irigasi dan
Drainase, bertempat di Abadi Convention Center (ACC), Kota Jambi, Jumat (10/3/2017)
malam.
Zola menyatakan, irigasi sangat penting untuk mewujudkan
ketahanan pangan yang merupakan agenda nasional. Di Provinsi Jambi, lanjut
Zola, terdapat 49.767 Ha lahan irigasi non rawa dan 50.340 Ha lahan irigasi
rawa (total 100.107 Ha).
Zola menuturkan, lahan irigasi non rawa seluas 49.767 Ha
terbagi 3 (tiga) kewenangan), yakni kewenangan Pemerintah Pusat 10.629 Ha,
kewenangan provinsi 6.029 Ha, dan kewenangan kabupaten/kota 33.109 Ha. Untuk
lahan irigasi rawa seluas 50.340, kewenangan Pemerintah Pusat 7.342 Ha,
kewenangan provinsi 13.039 Ha, dan kewenangan kabupaten/kota 29.959 Ha.
Zola mengatakan, ada beberapa tantangan dalam mewujudkan
ketahanan pangan, diantaranya belum optimalnya fungsi irigasi apalagi dengan
banyaknya sawah tadah hujan, perubahan iklim, dan alih fungsi lahan dari lahan
pertanian pangan menjadi berbagai peruntukan.
Zola mengharapkan, berbagai ide yang akan dikemukakan di
kongres dan seminar nasional tentang irigasi dan drainasi dengan berbagai
makalah yang akan disajikan, benar-benar bermanfaat dalam meningkatkan tata
kelola irigasi dan drainase, yang selanjutnya sangat menopang dalam mewujudkan
ketahanan pangan, baik di Provinsi Jambi maupun di Indonesia.
Zola sangat mengapresiasi Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat (PU Pera) Republik Indonesia yang telah memberikan kepercayaan
kepada Provinsi Jambi sebagai tuan rumah kongres dan seminar nasional tersebut.
Selanjutnya, Zola mengajukan 6 hal kepada Menteri PU Pera
yang membuka acara tersebut, dengan harapan agar Kementerian PU Pera membantu
pembangunannya yaitu: Pertama, Pembangunan jalan Provinsi Jambi. Dari total
1.129 Km panjang Jalan Provinsi Jambi, kondisi mantap (baik dan sedang sekitar
75%), sisanya sekitar 25 % dalam kondisi rusak.
Zola mengungkapkan untuk
memperbaiki jalan rusak tersebut, dibutuhkan dana Rp1,892 triliun, sedangkan
kemampuan anggaran pemerintah Provinsi Jambi dengan berbagai efisiensi anggaran
dan pengoptimalan anggaran untuk membangun jalan, hanya Rp500 miliar utuk
memperbaiki jalan tersebut, artinya terdapat kekurangan anggaran lebih dari
Rp1,3 triliun.
Kedua, Pembangunan jalan ke Pelabuhan Muara Sabak. Ketiga, Pembangunan
Jembatan Batanghari 3. Alasan pembangunan Jembatan Batanghari 3 adalah untuk
mengurai kemacetan, seiring dengan semakin padatnya arus lalu lintas, serta
faktor usia Jembatan Batanghari 1.
Keempat, Pembangunan Jambi Flood Control (pengendali banjir
Jambi), untuk mengendalikan banjir di Jambi. Kelima, Penyediaan air baku (air
bersih) terutama di dua kabupaten pesisir, yaitu Tanjung Jabung Timur dan
Tanjung Jabung Barat.
Keenam, Revitalisasi dan penataan Danau Sipin. Danau Sipin
didorong menjadi salah satu destinasi wisata di Jambi.
Selain itu, Zola menyatakaan dia senang melihat sebagian
besar peserta dan yang datang dalam acara tersebut (yang laki-laki) menggunakan
Lacak Jambi. Zola mengatakan, dia memang sedang mendorong penggunaan Lacak
Jambi, sebagai upaya untuk melestarikan salah satu benda budaya Jambi.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU Pera),
Dr.Ir.M. Basuki Hadimuljono, M.Sc menyatakan, irigasi dan drainase sangat
relevan terhadap apa yang dihadapi Indonesia saaat ini, yakni perubahan iklim
yang sangat mempengaruhi ketahanan pangan.
Basuki mengatakan, saat ini Indonesia tidak hanya
giat-giatnya meningkatkan produksi padi, tetapi juga, jagung, cabai, dan
berbagai tanaman hortikultura. Dan, bukan hanya padi yang membutuhkan irigasi,
tetapi juga jagung, dan cabai, serta tanaman hortikultura lainnya, terutama
yang ditanam dalam skala besar.
Ketua Indonesia National Committee on Irigation and
Drainage (INACID), Muhammad Hasan mengatakan, irigasi sebagai pengguna air
terbesar dituntut untuk lebih efisien, namun tetap efektif. Untuk itu, lanjut
Muhammad Hasan, sangat dibutuhkan modernisasi pembaharuan penggunaan air
irigasi, sehingga setiap efisiensi akan berdampak positif.
Ketua Panitia Pelaksana, Andi Sudirman menyampaian,
kongres, rapat tahunan dan seminar nasional ini diselenggarakan oleh Direktorat
Jenderal Sumber Daya Air, INACID, Pemerintah Provinsi Jambi, Uiversitas Jambi,
dan Universitas Batanghari.
Dikatakan oleh Andi Sudirman, dalam seminar nasional
tentang irigasi dan drainase tersebut, terdapat 66 makalah, dari jumlah
tersebut, 55 makalah akan dipresentasikan, dan 11 makalah masuk dalam sesi
poster. Walikota Jambi, H.Sy.Fasha, para akademisi terkait dari Universitas
Jambi dan Universitas Batanghari, serta para undangan lainnya juga hadir dalam
acara tersebut. (ADV-Humas Prov Jambi)
0 Komentar
Komentar Dilarang Melanggar UU ITE