Nilai ekspor fesyen Indonesia mencapai 12 miliar dolar AS. |
Jambipos Online, Jakarta-Ketua Dewan Kerajinan Nasional
Daerah (Dekranasda) Provinsi Jambi, Hj Sherrin Tharia Zola mengemukakan bahwa
kualitas dan pangsa pasar busana yang terbuat dari kain Jambi terus
ditingkatkan. Hal itu agar kualitas busana kain Jambi semakin baik dan semakin
dikenal oleh masyarakat luas. Sehingga akan berdampak pada peningkatan
kesejahteraan para pengrajin kain.
Hal itu dinyatakan Sherrin Tharia usai Pembukaan Indonesia
Fashion Week 2017, bertempat di Jakarta Convention Center (JCC), Rabu (1/2/2017).
Acara tersebut dibuka oleh Menteri Perindustrian Republik Indonesia, Airlangga
Hartarto dan dihadiri oleh Menteri Kebudayaan, Menteri Pariwisata, Menteri Luar
Negeri, dan para duta besar dari negara
tetangga.
Dalam Indonesia Fashion Week yang bertema Celebrations of
Culture, Mengangkat Kearifan Budaya Lokal dalam Menghadapi Persaingan Global
tersebut, setiap Provinsi di Indonesia menampilkan busana dari kain daerah
masing-masing.
Hj. Sherrin Tharia (kedua dari kiri) usai menghadiri Pembukaan Indonesia Fashion Week 2017, bertempat di Jakarta Convention Center (JCC) Rabu (1/2/2017). |
Hj. Sherrin Tharia (tengah) usai menghadiri Pembukaan Indonesia Fashion Week 2017, bertempat di Jakarta Convention Center (JCC) Rabu (1/2/2017). |
Provinsi Jambi menampilkan berbagai model busana dengan
berbagai varian motif yang berbahan kain dan batik Jambi. Sherrin Tharia mengatakan, untuk meningkatkan kualitas dan
pangsa pasar busana kain Jambi, pengrajin harus dibina secara berkelanjutan,
terutama para pengrajin kecil.
Untuk itu, lanjut Sherrin Tharia, Dekranasda Provinsi Jambi
bersinergi dengan Dekranasda Kabupaten/Kota se Provinsi Jambi berupaya untuk
merangkul dan lebih mengintenskan lagi pemberian pelatihan kepada para
pengrajin, serta berusaha bekerja sama dengan seluruh pihak terkait.
Sherrin Tharia menerangkan, salah satu langkah yang
ditempuh oleh Dekranasda Provinsi Jambi untuk meningkatkan kualitas dan pangsa
pasar busana kain Jambi adalah dengan mendatangkan perancang busana yang sudah
mumpuni dalam bidang desain busana, termasuk dalam jaringan pemasaran busana,
yakni Barley Asmara, untuk memberikan pelatihan pengembangan busana kain Jambi,
sekaligus memberikan wawasan tentang busana kepada para pengrajin.
“Saya mengharapkan para pengrajin bisa teredukasi, sehingga
bisa memanfaatkan ilmu-ilmu yang sudah diberikan," ujar Sherrin Tharia.
Dalam pengembangan busana kain Jambi, Sherrin menyatakan
bahwa khasanah budaya Provinsi Jambi terus digali, diekspolore, dengan tujuan
untuk melestarikan budaya Jambi dan untuk mengembangkan ekonomi kemasyarakatan,
salah satunya dengan memopulerkan tanjak, kain yang dikenakan di kepala yang
digunakan oleh kaum adam yang merupakan budaya Jambi.
Untuk diketahui, akhir-akhir ini, Gubernur Jambi, H.Zumi
Zola,S.TP,MA sedang gencar-gencarnya mempopulerkan “Tanjak” atau “Lacak”
tersebut dengan cara menggunakannya di berbagai acara, sekaligus menghimbau
masyarakat juga untuk menggunakannya, sebagai upaya untuk mengangkat budaya
Jambi. Sherrin berharap agar “Tanjak” atau “Lacak” bisa dieksplore di tingkat
nasional.
“Busana dari kain Jambi setahap demi setahap kita
perkenalkan. Termasuk “Tanjak” atau “Lacak” Jambi dan dikerjakan secara detail.
Kalau tidak detail nanti kesanya asal-asalan. Pelan-pelan kita kerjakaanya. Nanti
kalau terburu-buru kesannya mubazir. Tidak hanya itu, kedepannya secara
bertahap, batik dan songket Jambi juga kita perkenalkan. Direncanakan Maret 2017 nanti ada acara untuk
memperkenalkan kearifan lokal budaya Jambi. Ini harus terus-menenerus, jangan
cepat bosan, harus ada variasi batik dan songket Jambi," jelas Sherrin
Tharia. Sherrin Tharia juga menghimbau masyarakat untuk melestarikan kearifan
lokal Jambi.
Sebelumnya, Menteri Perindustrian Republik Indonesia,
Airlangga Hartarto menyampaikan, Indonesia Fashion Week ini merupakan yang
ke-6, yang diselenggarakan sejak tahun 2012, dengan tujuan untuk meningkatkan
usaha-usaha kecil di bidang busana dan
batik supaya terus berkembang.
Airlangga Hartarto menyampaikan, nilai ekspor busana
Indonesia ke luar negeri sudah mencapai 12 milyar Dolar AS.
“Ada faktor kreatifitas yang tinggi terkait dengan
wiraswasta kita di tanah air, dan pemerintah akan terus mensupport bidang
fesyen ini karena menyerap tenaga kerja yang begitu banyak, produk busana
inilah yang didorong agar mempunyai pasar yang kuat, termasuk dengan terus
mendorong desainer-desainer Indonesia," tutur Airlangga Hartarto. Wakil
Ketua Dekranasda Provinsi Jambi, Hj.Rahima Fachrori Umar turut hadir dalam
acara tersebut. (Humas Prov Jambi)
0 Komentar
Komentar Dilarang Melanggar UU ITE