ILUSTRASI UANG RUPIAH CETAKAN DES 2016. |
Jambipos Online-Inflasi
IHK bulan Januari 2017 tercatat sebesar 0,97% (mtm), lebih tinggi dari bulan
lalu dan dibandingkan bulan Januari 2016 yang masing-masing sebesar 0,42% (mtm)
dan 0,51%(mtm). Kenaikan inflasi tersebut terutama disumbang oleh kelompok
administered prices dan kelompok inti. Sementara itu, inflasi volatile food
tercatat relatif rendah. Secara tahunan, inflasi IHK mencapai 3,49% (yoy) masih
berada dalam kisaran sasaran inflasi Bank Indonesia, yaitu sebesar 4%±1% (yoy).
Inflasi administered
prices pada bulan Januari 2017 mencapai 2,57% (mtm) atau 3,35% (yoy), meningkat
dari bulan sebelumnya 0,97% (mtm) atau 0,21% (yoy). Peningkatan tersebut
terutama didorong oleh kenaikan tarif perpanjangan STNK, tarif listrik, dan
Bahan Bakar Khusus (BBK).
Kenaikan tarif listrik
disebabkan oleh adanya tariff adjustment sejalan dengan pelemahan nilai tukar
dan peningkatan inflasi pada dua bulan sebelumnya, serta penyesuaian tarif
listrik untuk pelanggan daya 900 VA nonsubsidi. Sementara itu, kenaikan harga
BBK seiring dengan peningkatan harga minyak dunia.
Inflasi inti bulan
Januari 2017 tercatat sebesar 0,56% (mtm) atau 3,35% (yoy), lebih tinggi dari
bulan sebelumnya sebesar 0,23% (mtm) atau 3,07% (yoy).
Komoditas utama
penyumbang inflasi kelompok ini adalah tarif pulsa ponsel, sewa rumah, emas
perhiasan, mobil, upah pembantu rumah tangga, nasi dengan lauk, dan kontrak
rumah.
Tarif pulsa ponsel terpantau
mengalami kenaikan sejak bulan September 2016. Sementara itu, tarif sewa rumah
pada bulan ini lebih tinggi dibandingkan historisnya seiring dengan kenaikan
tarif listrik.
Inflasi volatile food
pada bulan Januari 2017 tercatat sebesar 0,67% (mtm) meningkat dari bulan
sebelumnya yang sebesar 0,47% (mtm). Inflasi ini terutama bersumber dari
komoditas cabai rawit, ikan segar, daging ayam ras, dan beras.
Peningkatan
harga cabai rawit terutama disebabkan karena pasokan yang terbatas akibat
tingginya curah hujan. Secara tahunan, inflasi volatile food mencapai sebesar
4,13% (yoy).
Ke depan, inflasi akan
tetap diarahkan berada pada sasaran inflasi 2017, yaitu 4±1%. Koordinasi
kebijakan Pemerintah dan Bank Indonesia dalam pengendalian inflasi perlu terus
diperkuat terutama dalam menghadapi sejumlah risiko terkait penyesuaian
administered prices sejalan dengan kebijakan lanjutan reformasi subsidi energi
oleh Pemerintah, dan risiko kenaikan harga volatile food. (Rel)
0 Komentar
Komentar Dilarang Melanggar UU ITE