Pabrik karet milik PT Angkasa Raya Jambi yang terletak di
RT 12 RW 4 Kelurahan Arab Melayu, Kota Jambi. Foto Asenk Lee Saragih.
|
“Menikmati” Aroma Busuk di Taman Tanggo Rajo (Ancol) Jambi, pagi hari Rabu 8 Februari 2017. Foto Selfie Asenk Lee Saragih. |
“Menikmati” Aroma Busuk di Ancol Jambi
Jambipos Online, Jambi-Pagi itu pemandangan cerah di Taman
Tanggo Rajo (Ancol) Tepian Sungai Batanghari. Tampak pemandangan indah Jembatan
Pedistrian dengan ujung pandangan Gentala Arasi. Pemandangan Jambi Kota
Seberang dari Ancol Jambi memang memesona. Tampak juga di Sungai batanghari
hilir mudik perahu motor dan juga nelayan mencari ikan. Ditengah mata menikmat
panorama itu, tiba-tiba hidung dipekakan oleh aroma bau tak sedap yang dibawa
angin dari seberang.
Aroma busuk yang memekakan hidung hingga tenggorokan
semakin tajam dikala angin terus berhembus dari seberang. Apalagi debit Sungai Batanghari
surut, aroma tak sedap itu semakin mengudara setiap pagi dan malam hari. Bahkan
aroma busuk itu menembus hingga Rumah Dinas Gubernur Jambi, Sekda Provinsi
Jambi, Kapolda Jambi.
Hampir setiap pagi dan malam hari aroma tak sedap yang
cukup menyengat tercium di seputaran Taman (Ancol) Tanggo Rajo hingga kehalaman
Rumah Dinas Gubernur Jambi, Sekda Provinsi Jambi, Kapolda Jambi. Terlebih
ketika angin bertiup kencang dari arah Sungai Batanghari. Bau busuk ini berasal
dari pabrik karet milik PT Angkasa Raya Jambi yang terletak di RT 12 RW 4
Kelurahan Arab Melayu, Kota Jambi.
Kondisi ini diakui warga sudah berlangsung bertahun-tahun
dan sangat mengganggu pernafasan masyarakat sekitar pabrik dan terasa hingga
kerumah dinas Gubernur Jambi, Sekda Provinsi Jambi, Kapolda Jambi.
Rosman Jufri, salah satu warga Kota Jambi mengaku sangat
terganggu dengan aroma tidak sedap tersebut. Bahkan sengatan bau busuk selain mengganggu kenyamanan untuk menikmati
indahnya Jembatan Pedestrian dan Gentala Arsy hingga menghilangkan selera makan
pengunjung.
“Saya merasa tidak nyaman dengan bau busuk ini. Begitu juga
dengan warga yang lain. Jujur saja saya malu sekali saat menjamu tamu saya saat
santap malam di tempat ini. Tiba-tiba saja aroma busuk itu muncul dan menyengat
hidung,” kata Rosman Jufri saat bersama rekannya di Balkon Lantai 3 Wiltop
Hotel Kota Jambi.
Terpisah, Ketua TP Sriwijaya Provinsi Jambi, Said Pariq,
MH, mengatakan, pemerintah harus mengkaji ulang amdal perusahaan dan keberadaan
Industri crumbrubber tersebut. Apalagi saat ini Pemvrop Jambi dan Pemerintah
Kota Jambi kini fokus membenahi sektor pariwisata kawasan Ancol Kota Jambi.
“Jangan sampai program Pemprov Jambi dan Pemkot Jambi dalam
meningkatkan sektor pariwisata di kawasan itu menjadi terganggu oleh aroma yang
tak sedap itu. Apa lagi dana yang sudah dikeluarkan ratusan milyar rupiah untuk
sektor pariwisata ini,” kata mantan Ketua KNPI Provinsi Jambi ini.
Disebutkan, pabrik itu ada karena masyarakat ada. “Yang
namanya industri harus ikut serta dalam pembangunan. Disini pihak usaha
industri harus mencari solusi jangan lempar batu sembunyi tangan,” katanya.
“Dalam hal ini pemerintah jangan mau tutup mata untuk
masalah ini. Udara sehat itu adalah udara yang tidak berbau namun sebaliknya
jika udara itu berbau maka udara itu tidak sehat,” ujar Said Fariq.
PT Angkasa Raya Jambi Tak Ada Solusi
Menanggapi aroma tak sedap yang diresahkan masyarakat
sekitar pinggiran Ancol Tango Rajo Kota Jambi hingga ke halaman Rumah Dinas
Gubernur Jambi, Sekda Provinsi Jambi, Kapolda Jambi masih terjadi sewaktu-waktu.
Aroma itu berasal dari PT Angkasa Raya Jambi yang bergerak bidang pengeringan
karet.
Humas PT Angkasa Raya Jambi, Akun saat ditemui belum lama
ini mengatakan, pihaknya mengakui kalau bau tak sedap itu berasal dari PT
Angkasa Raya Jambi.
“Bahwa bau yang tak sedap itu memang berasal dari pabrik
karet kami. Pihak perusahaan membeli dari pengepul sudah berbau tak sedap. Hal
itu karena banyaknya campuran bahan-bahan oleh pengepul agar berat timbangannya
naik. Sebenarnya jika kita memiliki lahan sendiri dan diolah melalui kebun atau
hasil sendiri mungkin tidak ada bau-bau yang menyengat seperti bau-bau karet
yang kita ketahui sekarang,” ujar Akun.
“Ya memang kita tidak bisa banyak bicara dari dulu hingga sekarang
memang pendapatan pabrik karet di Jambi sendiri
yaitu dari para pengepul. Karena
Provinsi Jambi ini sudah tekenal dengan daerah kota karet,” katanya.
Solusi untuk penanganan bau tak sedap ini, kata Akun secara
singkat, bahwa pabrik itu terlebih dahulu dibangun sebelum masyarakat
menempati lingkungan sekitar pabrik.
Dari pengakuan Humas PT Angkasa Raya Jambi, dapat
disimpulkan bahwa pabrik mereka tidak akan pindah, karena duluan pabrik berada
daripada permukiman warga. Jadi dipastikan bau busuk dari PT Angkasa Raya Jambi
itu akan mengudara sepanjang pabrik itu masih berproduksi.
Sementara Badan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jambi dan
Badan Lingkungan Hidup Daerah Kota Jambi hingga kini tidak bereaksi akan
keberadaan bau busuk dari pabrik PT Angkasa Raya Jambi. Hingga kini warga di
sekitar pabrik itu akan tetap “menikmati” bau busuk itu. (Asenk Lee Saragih)
0 Komentar
Komentar Dilarang Melanggar UU ITE