Jambipos Online, Jambi-Walikota Jambi Syarif Fasha dan salah
satu ormas di Jambi kini mendapat pujian karena terberitakan kalau sebanyak 404 warga Suku Anak Dalam (SAD) atau
Orang Rimba Jambi yang berada di pedalaman Provinsi Jambi akan mengucapkan
ikrar dua kalimat syahadat yang berlangsung di Balai Adat Tanah Pilih Pusako
Batuah Kota Jambi, Senin (30/1/2017). Pengucapan ikrar dua kalimat syahadat itu akan dipimpin
Walikota Jambi Syarif Fasha.
Jumlah warga Suku Anak Dalam yang bersama-sama akan masuk
Islam pada hari itu berjumlah 404 orang yang terdiri dari 124 laki-laki dewasa,
114 wanita dewasa. Sementara sisanya anak-anak usia 7 - 12 tahun yang terdiri
dari 90 orang anak laki-laki dan 76 orang anak wanita.
Namun perjuangan Komunitas SAD tidak terlepas dari sosok Murad,
anak Rimba Muslim (13) yang memiliki prestasi membanggakan di bidang agama dan
pendidikan yang berdomisili di Desa Rawa Mekar.
Pada 25 Juni 2015 lalu, Anggota Komisi IX DPR RI Dapil
Jambi (Demokrat) H Zulfikar Achmad bertemu dengan warga Suku Anak Dalam (SAD)
Bukit 12 wilayah Kecamatan Maro Sebo Ulu, Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi.
Mereka ingin mendirikan balai adat dan mushola di
wilayahnya. Dalam kunjungan itu, H Zulfikar Achmad bersama dengan Gubernur Jambi HBA, Ketua
Lembaga Adat Melayu Jambi, Asisten II Setda Provinsi Jambi, Kepala Dinas
Kesehatan, Dinas Pendidikan, dan Dinas Sosial yang kegiatannya berkaitan erat
dengan kehidupan warga SAD.
Awalnya Zulfikar Achmad mengunjungi warga SAD kelompok
Tumenggung Jelitai dan hendak bertemu dengan Murad, anak Rimba Muslim (11) yang
memiliki prestasi membanggakan di bidang agama dan pendidikan yang berdomisili
di Desa Rawa Mekar.
Zulfikar Achmad berjanji akan membantu pendirian mushola
dan balai adat yang sangat dibutuhkan masyarakat setempat serta melakukan
pengobatan gratis dan pemberian sembako. Pada kunjungan sebelumnya, mantan Bupati
Bungo dua periode itu juga memberikan namanya kepada Murad, sehingga usai itu
anak Rimba Muslim ini, dipanggil dengan sebutan yang baru, Zulfikar (Murad).
Selain memberikan dana untuk pembangunan mushola, balai
adat, dan madrasah, rombongan itu memberikan kain sarung, radio, makanan sehat
bagi balita dan anak-anak, serta 1 boks obat-obatan kepada Kepala Puskesmas
induk yang ada di pusat Kecamatan Sungai Rengas. Jadi bila ada warga SAD maupun
masyarakat desa di sekitarnya yang membutuhkan, dapat segera ditangani. Di masa
mendatang Bank Jambi akan membantu mereka melalui dana CSR.
Gubernur Jambi dan anggota DPR RI berjanji akan membangun
Jembatan Sungai Batanghari yang ada di sekitar wilayah itu, agar roda kehidupan
dan ekonomi mereka semakin baik.
Mereka juga berjanji akan menyelesaikan sengketa lahan yang
berkaitan dengan wilayah hidup warga SAD Bukit 12. Gubernur Jambi minta mereka
tidak lagi melangun atau berpindah-pindah tempat, agar akses pendidikan,
kesehatan, pertanian, sosial budaya, dan sebagainya dapat terealisasi,
disebabkan kondisi hutan saat ini semakin sempit di manapun.
“Kisah Murad alias Zulfikar merupakan teladan yang sangat
nyata bahwa orang Rimba atau SAD mampu berbaur, bersaing secara sehat, asal
diberi peluang dan kesempatan yang sama. Dibutuhkan kesabaran dan sesuai dengan
kebutuhan mereka, sehingga semoga dengan perhatian ini warga SAD semakin maju
dan mampu beradaptasi dengan perubahan jaman,” ujar Willy Marlupi, seorang
aktivis SAD Jambi.
Yang menjadi tanda tanya, apa yang telah dilakukan
Pemerintah Kota Jambi dan Ormas tertentu kepada Komunitas SAD selama ini. Sehingga
pada endingnya mereka yang memboyong masyarakat SAD ke Kota Jambi dan melewati
Pemkab Batanghari, Sarolangun, Muarojambi dan bahkan Gubernur Jambi H Zumi
Zola. Atau memang Zumi Zola Kecolongan dalam hal Ini? (JP-03)
0 Komentar
Komentar Dilarang Melanggar UU ITE