Jambipos Online, Merangin-Pondok Pesanten (Ponpes) Nurul Atfal
Desa Simpang Limbur, Kabupaten Merangin adakan Maulid Nabi. Pada acara itu Pimpinan
Pondok Nurul Atfal Ahmad Fauzi K juga menyerahkan piagam penghargaan untuk 10
orang santri Ponpes Nurul Atfal dari Kementerian Agama RI Melalui Komendag.
Piagam diraih dalam rangka lomba penulisan Mushaf Santri Seluruh
Indonesia yang diadakan 34 Provinsi di Perovinsi Jambi bertempat di Kabupaten Merangin.
Selanjutnya pencaramah Buya Rais Amin dari Mandiangin Kabupaten
Sarolangun, yang dihadiri orang tua wali murid lebih kurang 200 orang
juga hadir masyarakat sekitarnya. Tidak ketinggalan Ketua BPD Abdullah Simpang Limbur
Merangin didampinggi AAS selaku kepala dusun, semua perangkat desa tidak
berkenan hadir dari kepala desa juga sekdes ikut kaur umum, kaur pemerintahan
dan kaur pembangunan satu pun tak hadir.
10 orang anak Pondok Nurul Atfal yang menerima piagam
: yakni 1. Juni Alsa dari Desa Jelatang, 2.
M Amin dari Desa Rantau Alai, 3. Miksal Mina dari Desa Sinpang Limbur Merangin,
4. Azhari dari Desa Limbur Merangin, 5. Muamar dari Desa Limbur, 6. M.
Alif Padilah dari Desa Muara Bulengo, 7. Midun dari Desa Limbur, 8. Andika dari
Desa Jelatang, 9. Amrun dari Desa Lubuk Bumbun, 10.Ababil Putra dari Desa Aur
Duri semua dalam Kabupaten Merangin.
Orang tua wali murid, Abu Hasan sangat bangga kerena
anak anak Pondok Nurul Atfal dapat piagam dari kementerian agama. “Artinya anak
kami sudah mendapat penghargaan yang luar biasa. Saya akan berjuang terus
bagaimana anak bisa jadi orang yang patuh dengan kedua orang tua,” katanya.
Abu Hasan mengatakan, acara seperti ini pihaknya harus
mendukung sepenuhnya. “Tapi yang sangat saya sayangkan perangat desa selain
kepala dusun satupun tak ada yang menghadiri, sedangkan acara ini sekali dalam
1 tahun,” katanya.
Pimpinan Pondok Nurul Atfal Ahmad Fauzi K mengatakan pada Jambipos,
nama Pondok Nurul Atfal ini salapiah dan panti asuhan anak terlantar yang mana
panti ini dari tahun 2015 sampai 2017 tidak ada dana sama sekali padahal
terdaftar.
“Kemudian harapan kami di Ponpes Salafiah ini yang pertama
jalin kerja sama, 2 guru harus siap mengajar. 3 siswa harus siap menerima
ajaran. 4 Kalau pemerintah desa melihat pondok kita tidak ada kemajuan Paling
dia cuma bilang pondok itu, apo hal nyo pondok dak jalan. Begitulah yang bisa
dia bantu. Sedang kan pondok kita ini banyak sekali kebutuhan fasilitas santri
yang belum terpenuhi,” ujarnya.
Sedangkan santri sebanyak kurang lebih 230 siswa. Fasilitas
seperti sumur, tempat mandi santri kan sudah ambruk dan juga sumur bor tidak
ada Asrama santri wati sudah tak layak pakai.
“Harapan saya kedepan pondok
salafiah ini bisa diperhatiakan Pemerintah Kabupaten Merangin. Dan bagi anak
yang belajar, orang tua nya jangan sungkan sungkan membantu. Makanya kami
mengundang wali murid pada hari Kamis tanggal 12 Januari 2017 untuk dapat hadir
di ponpes kami dalam rangka pembentukan tim pembangunan luar ponpes,” katanya.
(Yahya)
0 Komentar
Komentar Dilarang Melanggar UU ITE