Jambipos Online, Sarolangun-Kerawanan konflik pada
pemilihan kepala daerah (Pilkada) di Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi cukup
tinggi. Kerawanan konflik tersebut disebabkan tidak terdaftarnya 3.000 orang
pemilih dalam daftar pemilih tetap (DPT), banyaknya desa yang sulit dijangkau,
rawan bencana banjir dan longsor.
Peserta Pilkada di Sarolangun yang hanya dua pasangan calon
(paslon) bupati dan wakil bupati juga bisa menjadi pemicu konflik.
“Tidak terdaftarnya ribuan pemilih dalam DPT bisa
menimbulkan masalah pada pilkada serentak nanti. Kami tidak berani memasukkan
para pemilih tersebut dalam DPT karena mereka tidak tercatata dalam data Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) Sarolangun. Konflik juga bisa terjadi
pada pilkada serentak di Sarolangun karena paslon hanya dua. Karena itu kami
mengimbau agar seluruh penyelenggara pilkada serentak di Sarolangun tetap
bersikap netral,”kata Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten
Sarolangun, Asriadi di Jambi, Minggu (29/1/2017).
Dijelaskan, KPU Kabupaten Sarolangun masih berkoordinasi
dengan pihak Dukcapil Sarolangun untuk melakukan pencatatan daftar penduduk
terhadap 3.000 orang pemilih yang tidak masuk DPT pilkada serentak nanti. Kalau
para pemilih yang tidak masuk DPT tersebut nanti bisa mengurus surat tanda
penduduk dari Dukcapil Sarolangun, mereka masih berpeluang ikut memilih.
Asriadi lebih lanjut mengatakan, jumlah pemilih yang
tardaftar pada DPT Pilkada Serentak 2017 di Sarolangun sekitar 190.940 orang.
Sekitar 147 orang pemilih yang masuk DPT tersebut penyandang disabilitas.
Mereka tersebar di seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Sarolangun.
Penyandang disabilitas tunadaksa yang masuk DPT sebanyak 47 orang, tunanetra
(28 orang), tunarungu (32 orang) dan tunagrahita (20 orang).
Menurut Asriadi, persiapan pelaksanaan Pilkada Serentak, 15
Februari 2017 di daerah itu sudah mencapai 95 %. Surat suara dan logistik
pemilu di daerah itu mulai didistribusikan ke 586 tempat pemungutan suara
(TPS), Jumat (10/2/2017). Kendala yang dihadapi dalam distribusi logistik
pilkada di daerah itu, yaitu hujan, longsor dan banjir.
“Daerah rawan banjir dan longsor di Sarolangun antara lain
Kecamatan Limun, Batangasai, Pelawan, Cermin nan Gedang. Bila banjir terjadi,
kami sudah menyiapkan perahu untuk mendistibusikan logistik pilkada,”katanya.
Dijelaskan, Pilkada serentak di Kabupaten Sarolangun
diikuti dua paslon bupati dan wakil bupati. Kedua paslon tersebut, patahana Cek
Endra – Hilallatil Badri dan mantan Bupati Sarolangun, HM Madel – Musharsah.
Paslon Cek Endra – Hilallatil Badri diusung delapan partai yang menguasai 25
kursi di DPRD Sarolangun.
Partai tersebut, yakni PDIP dengan jumlah enam kursi,
Golkar (lima kursi), NasDem, PPP, Demokrat dan PKB masing-masing tiga kursi,
PAN dan PKPI masing-masing satu kursi. Sedangkan HM Madel – Musharsah diusung
dua partai politik, yaitu PKS dan Hanura yang menguasai tujuh kursi di DPRD
Sarolangun.
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Sarolangun,
Arief Munandar meminta pihak KPU Kabupaten Sarolangun benar-benar
mengantisipasi banjir dan longsor pada pelaksanaan pilkada nanti. Antisipasi
banjir dan longsor itu penting karena saat ini masih musim hujan di daerah itu.
“Perlu ada koordinasi KPU Kabupaten Sarolangun dengan
jajaran pemerintah kabupaten, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk
distribusi logistik pilkada. Bila koordinasi sudah ada, kalaupun terjadi banjir
dan longsor, BPBD bisa segera mengerahkan bantuan untuk distribusi logistik
pilkada,”ujarnya. (JP-03)
0 Komentar
Komentar Dilarang Melanggar UU ITE